Mohon tunggu...
Irfan Hanif
Irfan Hanif Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Stay healthy

Berhenti bersikap ragu-ragu dan bimbang, teruslah menatap ke depan demi masa depan yang cemerlang...

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Haruskah Metode Pembayaran Tunai (Cash) Dihilangkan?

5 September 2022   15:49 Diperbarui: 5 September 2022   15:56 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era millennial sekarang ini pasti semua pembayaran sudah mulai beralih kepada non tunai, alias cashless. Hanya dengan menggunakan smartphone ataupun kartu ATM, maka semuanya dapat terselesaikan dengan baik dan tanpa perlu repot mengambil uang cash. Bahkan hanya tinggal scan menggunakan QR-code saja sudah sangat praktis sekali.

Jadi saat ini tidak perlu khawatir lagi akan ketinggalan dompet, karena uangnya sudah ada di smartphone masing-masing. Namun apakah kalian setuju jika metode pembayaran tunai (cash) dihilangkan? Bagaimana dampaknya bagi orang-orang yang memang belum / tidak melek teknologi? Pada artikel ini saya akan coba membahas kira-kira apa saja permasalahan yang terjadi jika metode pembayaran cash benar-benar dihilangkan.

Pertama, kemungkinan yang terjadi adalah orang-orang akan kesulitan mendapatkan uang tunai dan ditukarkan dalam bentuk pecahan yang banyak. Karena seperti yang kita tahu, uang tunai alias cash memang sangat penting perannya apabila dibutuhkan dalam kondisi darurat. Serta masih banyak pula beberapa penjual, tukang makanan gerobak, maupun tukang parkir sekalipun yang membutuhkan uang cash untuk memenuhi pendapatan mereka.

Coba kalian pikirkan, masa iya hanya dengan bayar parkir 4000 rupiah atau 2000 rupiah harus cashless? Sepertinya akan sangat disayangkan, sebab semua orang pasti mempunyai uang sejumlah 2000 atau 4000 rupiah di saku mereka. Dan menurut saya mau secanggih apapun saat ini rasanya kita memang tetap butuh uang cash, dikala sedang berada pada kondisi darurat.

Yang kedua, jika pembayaran cash dihilangkan semua orang tidak akan mempunyai uang cash lagi di dompet untuk kondisi darurat. Namun apakah kalian setuju? Ingat, yang namanya pembayaran non-tunai tidak selamanya berjalan mulus dan pasti ada saja kendala ketika melakukannya. Contohnya, signal handphone yang buruk dan error akan menyebabkan koneksi tidak stabil dan sering gagal approve ketika sedang melakukan transaksi.

Tentu hal tersebut terkadang menyusahkan kita dan membuat kita kesal, belum lagi ketika membayar menggunakan kartu ATM. Hal yang serupa juga kerap terjadi, yaitu mesin EDC yang susah mendapatkan signal atau sering error. Maka itu sebagai gantinya, kita harus mengeluarkan uang cash dari dompet. Jadi pembayaran cash itu menurut saya jangan dihilangkan 100%. Karena masih banyak pula para pedagang, penjual lainnya yang memang membutuhkan uang cash.

Selanjutnya, ketika pembayaran cash dihilangkan seseorang yang baru lahir ataupun anak-anak kecil sekalipun tidak akan tahu bentuk pecahan dari mata uang yang ada. Apakah kalian bisa membayangkan? Contohnya, ada seorang anak yang baru berumur 3-5 tahun. Ia terbiasa menggunakan smartphone ibu nya untuk bayar membayar di setiap pusat perbelanjaan ataupun toko-toko lainnya. Ibunya memberinya izin menggunakan smartphone nya tapi dengan catatan hanya untuk dipakai seperlunya dan bayar membayar kapanpun dan dimanapun dia mau.

Karena terbiasa menggunakan uang digital alias pembayaran non-tunai, justru si anak bingung seperti apa bentukan pecahan uang Rp 1000, Rp 2000, Rp 5000, Rp 10.000, dan seterusnya sampai Rp 100.000. tentu hal ini juga akan menjadi tanda Tanya besar, masa iya dia belum pernah dikasih lihat pecahan uang kertas oleh orang tuanya? Wah wah... jika seperti ini berarti salah orang tuanya ya, yang memang tidak pernah memberi lihat pecahan uang kertas pada nya.

Kalau sudah begini khawatirnya si anak tidak akan tahu selamanya mengenai macam-macam uang kertas di Indonesia, bahkan uang logam sekalipun. Atau bahkan uang-uang kertas di Indonesia pada tempo dulu. Tapi tentunya hal ini dapat dicegah yaitu dengan membiasakan si anak agar selalu membayar hanya dengan uang cash dulu. 

Nanti ketika ia sudah beranjak remaja barulah diperkenalkan cara membayar uang digital melalui aplikasi m-banking di smartphone ataupun kartu ATM. Tapi jika memang orang tuanya menyuruh untuk selalu melakukan pembayaran non-tunai, apa boleh buat ya....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun