Dan Tamako langsung menjawab dengan nada marah "suatu saat aku akan mencari pekerjaan!!" ayahnya berkata lagi "Kapan?!...... Kapan?!". Diam sejenak, Tamako langsung menjawab dengan enaknya "Kapan kapan..... tidak sekarang!". Namun walau begitu ayahnya tetap sabar dalam keadaan emosi tinggi.
Mau bagaimanapun juga Ayahnya juga sayang pada Tamako, sebaliknya Tamako juga tidak mau ayahnya menikah lagi dengan wanita yang menurutnya tidak baik. Karena ayahnya ada seorang duda. Intinya keduanya sama-sama sayang dan saling mencintai. Ya namanya juga bapak dan anak yaa...
Selain itu cerita dari film ini juga, bahwa Tamako dikenal dengan ekspresi mukanya yang terkesan jengkel, agak judes, dan jarang tersenyum. Bahkan ia juga tidak/kurang percaya diri pada diri sendiri. Jadi di alur ceritanya ada scene bahwa ia ingin menjadi seorang model/artis. Ia pergi ke salon dan memotong pendek rambutnya dan kemudian pergi ke studio foto untuk pemotretan.
Di studio foto itu adalah punya paman dan si anak SMP itu. Berhubung si anak itu bisa foto, akhirnya Tamako meminta tolong padanya. Saat pemotretanpun dirinya tampak terlihat diam, dan tanpa ekspresi. Walaupun senyum hanya sesekali, itu juga terlihat seperti terpaksa. Esok harinya saat ayahnya sedang membersihkan kamar Tamako, ia menemukan formulir untuk audisi beserta hasil foto di studio dan juga majalah bertemakan audisi.
Entah apa namanya, yang jelas di cover majalah itu memperlihatkan suatu idol grup. Mungkin AKB48 kali :v. sesaat ayahnya mengetahui hal itu, pada saat makan malam ia berkata "Tamako, apapun keinginanmu akan Ayah dukung, jadi kamu tak perlu khawatir". Tetapi Tamako nampak lesu dan tidak percaya diri, dan ayahnya berkata lagi "Kamu itu cantik kok, jadi tenang saja".
Mungkin karena Tamako sudah benar-benar kesal akhirnya ia berteriak "Diam! Jangan katakan lagi! Aku tidak suka! Hentikan.... Hentikaaaaann!!". Ia pun langsung lari menuju kamarnya dengan membanting pintu. Bagi seorang moratorium pasti ada saja yang diinginkannya, karena kalau usia 20-an itu adalah masa pertaruhan.
Karena di usia inilah seseorang harus menentukan sendiri jalan hidupnya nantinya, dan ingin bagaimana dan jadi apa karirnya. Atau disebut dengan masa-masa mencari jati diri lah. Maka tidak heran film Moratorium Tamako ini benar-benar mencerminkan kepribadian kita terutama orang Indonesia.
Mungkin kalau ada yang menontonnya, orang itu akan bilang "ini sih gue banget!!". Alurnya yang berdurasi satu jam dengan suasana yang hening, sunyi, tidak ada musik sama sekali, membuat kita seolah-olah masuk ke dalam alur film tersebut. Oh ya pada suatu ketika, Tamako juga mencari informasi tentang wanita yang akan mendampingi ayahnya.
Ia menyuruh anak SMP itu untuk mencari tahu infonya, wanita itu kabarnya adalah guru aksesoris. Dan si anak itu berusaha menggali infonya dengan cara mengikuti kelas aksesoris. Wah wah... parah ya si Tamako, bukannya nanya sendiri malah menyuruh orang :D. setelah Tamako mendapat penjelasan dari anak itu, akhirnya ia memutuskan untuk menyetujuinya untuk menjadi pendamping ayahnya.
Baginya, wanita itu adalah baik, ramah, sopan, dan murah senyum. Jadi Tamakopun tidak keberatan jika ayahnya menikah lagi dengan wanita itu. Ia mendukung ayahnya apapun itu. Hal itu dibicarakan pada saat makan siang dengan ayahnya. Dan lagi-lagi yang membuat Tamako kaget, saat ayahnya berkata "Tamako, akhir musim panas ini kau harus meninggalkan rumah ini. Apapun pekerjaannya, jika tidak cocok tinggalkanlah rumah ini".