Mohon tunggu...
Irfan Hanif
Irfan Hanif Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Stay healthy

Berhenti bersikap ragu-ragu dan bimbang, teruslah menatap ke depan demi masa depan yang cemerlang...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sulitnya Menjadi Pemimpin, Capek Deh!

18 April 2019   20:02 Diperbarui: 18 April 2019   20:21 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepemimpinan dibutuhkan oleh semua bentuk grup/kelompok, entah itu kelompok suatu organisasi, forum, kelompok belajar, grup band, grup lawak, kepolisian, satpam, dan bentuk kelompok lainnya yang bersifat formal maupun informal. Ada kalanya ketika menjadi pemimpin tidaklah semua anggota mau dan suka menuruti perintah kita.

Ada saja anggota yang ketika disuruh, melakukan pekerjaannya malah ogah-ogahan. Dan ada juga yang ketika disuruh, responnya lama ya entah itu malas, tidak enak badan, pura-pura pusing, ya pokoknya ada saja alasannya. Namun kalau seperti itu terus menerus maka akan berdampak buruk juga pada grup/kelompoknya.

Masa iya sih, anggotanya tidak ada kesadaran diri untuk saling bekerja sama membantu yang lainnya. Justru tugas seorang pemimpin malah yang lebih berat dan tanggung jawabnya lebih besar, misalkan saja sekelompok grup band katakanlah beranggotakan 5-8 orang dengan satu pemimpin di dalamnya.

Tiba-tiba disaat sedang berlatih, ada satu atau dua anggotanya yang mendadak kelelahan sehingga ia tidak bisa melanjutkan latihannya. Karena hampir setiap hari mereka semua dapat job untuk manggung di beberapa acara, dan itu butuh perjuangan keras dan latihan keras hingga hampir tidak tidur selama beberapa hari.

Tentu dong, ini menjadi tanggung jawab pemimpinnya juga. Ia terpaksa untuk mengurusnya dan menghentikan latihannya untuk beberapa saat/jam. Karena anggotanya kelelahan ia (si pemimpin band) merelakan waktu istirahatnya demi menjaga anggota itu sampai kondisinya benar-benar pulih dan normal lagi.

Tidak hanya itu, seorang pemimpin band itu juga harus mempersiapkan penampilannya dengan mengatur segala bentuk instrumen musiknya, melatih anggota lain yang masih kurang mahir, mengatur ketukan nada, gerakan irama musik, dan lainnya.

Pasti itu sangat lelah bagi seorang pemimpin, dan tidaklah mudah begitu saja. Perlu persiapan yang sangat matang dan optimal. Segala bentuk pemikiran, ide, dan konsep berawal dari pemimpin. Tetapi memang sudah kewajiban anggotanya untuk membantu memunculkan ide itu.

Percayalah bahwa menjadi pemimpin itu pasti akan ada yang membenci, dan tidak semua orang suka dan mau menuruti perintah yang di arahkan. Tetapi kita harus percaya pada diri sendiri, bahwa kita pasti mampu membawa mereka ke arah yang lebih baik.

Bentuk usaha apapun itu di dalam suatu kelompok, jangan hanya mengandalkan seorang pemimpinnya. Ingat, bahwa ia juga manusia biasa butuh makan, tidur, istirahat, mandi, dan lainnya. Jika kita sebagai anggota maunya hanya menerima enaknya saja, hasil jadi dan akhirnya saja lebih baik tidak usah bergabung di dalam kelompok. Lakukan saja kegiatan sendiri.

Nah bagi kalian nih yang mungkin saat sekolah, kuliah, dan bekerja pernah menjadi pemimpin di tempat kalian lebih baik bersabar dan arahkan mereka pada arah yang lebih baik. Yakin deh kalau kalian sebagai pemimpin pasti ada saja anggota yang merasa tidak senang jika terlalu sering disuruh-suruh ini itu.

Mungkin mereka berpikiran kalau yang memimpin kelihatannya enak, hanya menyuruh, memberi instruksi, aba-aba, harus bagaimana, ini itu. Justru pemimpin seperti itu berusaha untuk memberikan yang terbaik dengan pikirannya serta membuat suatu konsep/ide untuk hasil yang sangat memukau, sama halnya seperti cerita di atas tadi, soal grup band.

Belum lagi seorang CEO alias atasan atau founder dari suatu perusahaan. Ya kita biasa memanggilnya dengan sebutan 'Bos' lah ya. Tugas dari atasan memang sih menyuruh karyawannya ini itu untuk pekerjaan, tetapi kalau kalian tahu lebih dalam tugasnya sangat banyak dan waktunya lebih banyak. Apalagi tanggung jawabnya yang begitu besar untuk perusahaan.

Misalkan pagi hari ia di kantor, memberi pekerjaan untuk karyawan. Jika sudah selesai kirim e-mail. Jika ada revisi atau apalah harus dikerjakan lagi oleh karyawan, dan kemudian kirim e-mail lagi ke atasan. Memang hanya seperti itu saja tugas karyawan yang penting menggunakan kemampuan dan keterampilannya dalam bekerja.

Sementara seorang atasan harus menemui client yang begitu banyaknya, belum lagi ada deadline, client protes karena hasil kerja karyawan di perusahaan tidak sesuai keinginan. Dan itu menjadi tanggung jawab atasan. Jika sudah seperti itu pastilah karyawan mendapat teguran dari atasan dan client katakanlah sudah merasa kesal dan tidak puas dengan hasil projectnya.

Akhirnya, uang tidak jadi diterima deh dari client. Nah atasan pasti jenuh sekali. Tidak hanya di kantor, seorang atasan juga sibuk mengikuti berbagai meeting sana sini. Maka itu tidak heran kalau jam masuknya tidak teratur dengan karyawan. Belum lagi ketika libur, karyawan pada leha-leha senang dirumah, keluar kota.

Sementara seorang atasan masih harus sibuk dengan bisnisnya. Karena setahu saya sih, kalau atasan itu kurang memiliki waktu banyak dengan keluarga. Maka itu rasanya berkumpul bersama menjadi tersita dengan urusan bisnisnya.

Entah itu benar atau tidak saya juga kurang tahu, tetapi kurang lebih begitulah gambaran ketika menjadi seorang atasan perusahaan sebagai pemimpin. Ya intinya memang sangat lelah terutama pikiran. Jika kita tidak terbiasa dan tidak mempunyai jiwa pemimpin akan terasa keteteran sepertinya.

Lebih baik yakinkan diri sendiri, apakah kira-kira saya ini cocok atau tidak menjadi pemimpin ya? Bagaimana resikonya nanti, apa ada yang menjelek-jelekki saya, mengatai saya, dan lain-lain tentu harus dipertimbangkan matang-matang ya.

Dan bila ingin disukai banyak orang, menjadi pemimpin lebih baik santai saja tidak usah terlalu serius.

Berikut adalah quote dari seorang mantan Idol Grup Jepang, AKB48 generasi pertama Takahashi Minami. FYI, Ia juga merupakan General Manager sekaligus Kapten dari grup AKB48 dan 48 grup (waktu dulu).

Sebagai seorang pemimpin, bersiaplah untuk dibenci. Karena tidak semua orang mau mengikuti perintahmu. Tetapi buktikan dan percayalah pada dirimu sendiri bahwa kau mampu membawa mereka ke arah yang lebih baik. (Takahashi Minami, Ex-AKB48 1st generation, 2005-2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun