Otak dipaksa untuk menghitung dan menghitung, memasukkan rumus-rumus, perkalian, pembagian, penjumlahan, pengurangan, selain itu ada logaritma, integral, cos, tan, deret aritmatika, dan lain sebagainya. Tentu itu kita dapatkan semua saat masih sekolah bukan? Dan itu yang membuat saya kesal. Rasanya tidak ingin lagi melihat yang seperti itu.
Karena sering remed di matematika, saya sampai bosan dan sempat berpikir. Kapan pelajaran matematika dihapus :D. jujur sih, dari sekolah memang yang paling sering dapat jelek adalah matematika. Tapi walaupun begitu nilai di rapot saya cukup memuaskan dan Alhamdulillah tidak ada yang jelek satupun, dan selalu naik kelas bareng teman-teman.
Saya juga sempat berpikir, mengapa ketika sudah belajar benar-benar serius dan sungguh-sungguh, nilainya selalu saja ada yang jelek. Remed lagi, remed lagi seperti itu terus sampai kelas akhir.Â
Paling serius belajar hanya untuk pelajaran yang saya sukai seperti Bahasa Indonesia, Bahasa inggris, dulu karena SMA saya IPS, suka dengan sosiologi dan geografi.
Hanya di pelajaran tertentu saja yang belajarnya benar-benar serius. Dan, ketika ujian di pelajaran favorit itu eeehhh..... hasilnya sama saja ada yang remed juga. Waduhh bagaimana ya... pelajaran favorit kok malah remed juga? Ckck... mungkin saya kurang berlatih maksimal menjawab soal latihannya.
Tapi apapun itu walaupun nilai ujian saya selalu buruk alias dibawah 70 maupun 60, nilai tugas saya lumayan tinggi. Ya diatas KKM lah... yang penting ya kita sudah berusaha untuk belajar, mikir, dan mengerjakan.Â
Dengan begitu ya, nilai di rapot juga bagus. Tidak masalah lah, mungkin ini menjadi sebuah kenangan ketika sekolah dulu bahwa kita tidak harus menjadi pintar, yang penting rajin. Itu sudah cukup.
Sebab, untuk menjadi sukses nantinya bukanlah nilai sekolah yang menjadi tolak ukur. Yang penting kita sudah mendapatkan sebuah pendidikan yang begitu penting di masa sekolah, untuk menuntun kesuksesan kita di masa depan. Sukses diraih dengan cara usaha dari diri kita, seperti apa strateginya, perjuangannya, rintangan, tantangan dan segala macamnya. Yang itu semua kita lakukan dengan usaha keras.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H