Mohon tunggu...
Irfan Hanif
Irfan Hanif Mohon Tunggu... Stay healthy

Berhenti bersikap ragu-ragu dan bimbang, teruslah menatap ke depan demi masa depan yang cemerlang...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Biasakan untuk Sopan Santun Setiap Saat

11 Maret 2019   19:52 Diperbarui: 11 Maret 2019   20:11 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang yang sopan pasti akan dapat banyak pujian dari yang lain, dan orang yang sopan setiap saat pasti juga akan mendapatkan kebaikan yang begitu besar. Tapi janganlah bersikap sopan hanya di depan orang banyak saja, kalau seperti itu kita hanya mencari muka saja tetapi tidak dilakukan dengan tulus dari dalam hati. Jangan sampai ya kalian seperti ini...

Bersikap sopan tidak hanya pada orang yang lebih tua saja atau orang yang jauh lebih tua umurnya seperti lansia. Sopan bisa diterapkan pada siapa saja, termasuk teman, keluarga, saudara, rekan kerja, ya pokoknya siapapun itu. Karena akan menjadi percuma jika kita sekolah tinggi-tinggi sampai S-1 tapi sopan santunnya buruk/kurang.

Justru kalau orang yang berpendidikan tidaklah seperti itu, menurut saya orang yang berpendidikan itu pasti tingkat kesopanannya jauh lebih baik dan tinggi. Ya itu sudah pasti, karena selama sekolah kita dituntun untuk menjadi orang yang bijak dan baik di masa yang akan datang. Nah dari situlah pembelajaran tersebut di dapat sehingga bisa dipraktikkan dalam aspek kehidupan sehari-hari.

Mungkin bila ada seorang anak muda yang kurang menerapkan sopan santun dalam kehidupannya itu patut dipertanyakan. Dan yang disalahkan adalah orang tuanya. Mengapa orang tua? Sejatinya orang tua adalah orang yang pertama kali membimbing dan menuntun kita untuk menjadi seorang yang baik, sholeh/sholehah, berbakti, rajin, sopan, pandai, dan masih banyak lagi.

Saat kita baru lahir orang tua lah yang menuntun semuanya pertama kali. Mulai dari belajar berbicara, makan, berjalan, baca dan menulis, berhitung, berbuat baik pada orang, dan lain-lain lagi. Setelah si anak itu merasa cukup umur dan segala kemampuannya sudah berjalan cukup baik barulah ia disekolahkan untuk mendapatkan pengajaran dan ilmu yang lebih luas. Entah itu TK dahulu atau langsung masuk SD, ya kurang lebih usia 6 tahun lah.

Maka itu kalau sudah besarnya si anak itu kurang menerapkan sopan santun kemungkinan besar orang tuanya kurang dalam mendidik anaknya sejak kecil. Ada apa dengan orang tuanya? Mengapa anaknya bisa seperti ini? Apa yang diajarkan orang tua terhadap anaknya ketika kecil, sampai-sampai ia enggan/kurang sopan pada siapapun? Nah itu pertanyaannya.

Usahakan kita semua jangan seperti itu. Bersikap sopan santun setiap saat itu bukan suatu hal yang tidak harus dilakukan, melainkan harus dan wajib dilakukan. Sebab ketika kita selalu bersikap sopan pada siapa saja pasti akan banyak lagi yang sopan kembali pada kita dan tidak segan untuk membantu kita bila mengalami kesulitan.

Tak hanya itu, kita juga lebih banyak disayang dan disukai oleh orang-orang terdekat. Tentunya kesopanan ini harus benar-benar dilakukan dari hati jangan hanya untuk mencari muka di depan banyak orang.

Salah satu Negara yang terkenal dengan kesopanannya adalah Jepang. Bila kita melirik ke Negara Jepang banyak sekali disana orang-orang yang saling menyapa dan memberi salam. Tidak hanya salam, budaya mereka sehari-hari dilakukan dengan membungkukkan badan pada satu sama lain.

Salam yang diucapkan pun beragam seperti "ohayou gozaimasu" (Selamat pagi), kemudian "konnichiwa" (halo/selamat siang), "konbanwa" (selamat sore/malam). Itu semua tergantung waktunya.

Selain itu orang Jepang juga saling menghargai hasil kerja keras yang satu dengan lainnya, misalkan ketika sudah saling bekerja sama mereka juga tak lupa untuk saling mengucapkan "otsukaresama deshita" (terima kasih atas kerja kerasnya). Dan itu diucapkan sambil membungkukkan badan setengah. Walaupun terburu-buru mereka tetap menyempatkan untuk membungkukkan badan walau singkat saja.

Mereka juga memiliki sifat yang tidak enakkan pada orang lain. Jadi misalkan bila kita mengalami kesulitan, tiba-tiba ada yang menolong kita dan itu tentu membuat kita merasa merepotkan dirinya.

Tetapi ketika sudah selesai ditolong kita mengatakan "maaf telah merepotkan Anda" (Gomennasai), dan tentunya diucapkan sembari membungkuk. Sementara orang yang membantu kita itu berkata "daijobou desu" (tidak apa-apa).

Hal itu dilakukan sambil tersenyum bangga. Kurang lebih begitulah contohnya kesopanan di Negara Jepang. Lalu, bagaimana dengan kita di Indonesia? Ayolah jangan mau kalah dengan Negara maju. Walaupun kita masih Negara berkembang, tetapi sikap, sifat, dan kebiasaan kita harus lebih bagus dari Negara maju :D.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun