Mohon tunggu...
Angga Fadzar
Angga Fadzar Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Memiliki hobi menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mangrove Terancam Punah! Teknologi Solusi atau Tidak Peduli?

8 Mei 2024   04:31 Diperbarui: 8 Mei 2024   04:36 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Lingga Diva Puspita

Ratusan sampai ribuan hektar luas dari tanaman mangrove rusak akibat ulah manusia. Bahkan, pada tahun 2023 luas tanaman mangrove di Bintuni Papua Barat yang menjadi luas terbesar kedua di dunia rusak akibat ulah dari aktivitas industri.

 Kerusakan yang berlangsung secara terus-menerus tidak disadari oleh manusia. Ulah manusia ini bukan hanya dilakukan dengan frekuensi jarang, namun sering dilakukan. Seperti pembalakan yang dilakukan di Teluk Balikpapan, Kalimantan pada 2022. 

Mereka membangun fasilitas mewah dengan membabak secara intens hutan mangrove tanpa sadar akan dampak abrasi. Tentu saja, kerusakan terhadap mangrove harus segera disadari oleh semua orang. Betapa pentingnya tanaman mangrove untuk kehidupan yang ada di muka bumi ini, khususnya daerah pesisir.

Guna menangani permasalahan pada mangrove harus dilakukan konservasi mangrove. Konservasi mangrove merupakan suatu upaya melindungi dan melestarikan lingkungan sekitar dalam proses pembedaan suatu kawasan, seperti di perairan laut, pesisir, dan hutan mangrove. 

Menurut penelitian yang dilakukan Utami, S & Baskoro, K (2017) dikatakan bahwa ekosistem mangrove harus diolah secara baik melalui prinsip pengelolaan sumber daya pesisir terpadu. Lebih lanjut lagi, konservasi dan pengelolaan hutan mangrove tidak boleh dilakukan dengan mementingkan satu tujuan saja. 

Peneliti juga mengatakan bahwa kegiatan ini harus diimbangi dengan semua komponen penyusunnya. Jika tidak, maka kerusakan hutan mangrove akan tetap terjadi. 

Dalam penelitian yang ditulis oleh Suryatini., et al (2022), begitu pentingnya konservasi terhadap mangrove ini karena ekosistem mangrove ini mempengaruhi terhadap perubahan iklim, seperti Global Warming. 

Penelitian yang ditulis oleh Wattimena., et al (2024) menulis bahwa hutan mangrove memiliki manfaat lebih daripada hutan hujan tropis sebagai pengurang emisi karbon biru. Pada intinya, manfaat adanya ekosistem mangrove sangat berdampak pada daerah pesisir, yaitu untuk mencegah abrasi pantai. 

Kerusakan mangrove dan kesulitan konversasi mangrove sudah menjadi perhatian dunia sebab dampaknya yang sangat berpengaruh bagi kehidupan lingkungan maritim serta kesejahteraan masyarakat pesisir. 

Menurut IR. Asep Sugiharta, M.SC., dkk. (2020), mangrove memiliki peranan penting untuk menjaga kestabilan lingkungan pesisir, mencegah banjir serta menjadi habitat berbagai spesies biota dan menurut Adilah Dinilhuda (2018) & Anisa Fitria (2021), kerusakan mangrove bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti konversi lahan, pencemaran dan pemburuan kayu besar-besaran. 

Selain itu, sulitnya konservasi mangrove disebabkan oleh illegal logging, pencemaran limbah, juga meningkatnya laju abrasi. Maka dari itu, perlunya regulasi dan sistem pantau yang baik untuk meminimalisir dampak dari kerusakan ekosistem mangrove.

Teknologi menjadi salah satu cara efektif untuk mengontrol kerusakan mangrove. Salah satunya yaitu penggunaan teknologi Remote Sensing dan Geographic Information System (GIS) untuk mendeteksi serta mengawasi perubahan yang ada pada lingkungan mangrove. Selain itu, teknologi seperti Sistem Informasi Manajemen Hutan (Forest Information Management System) sangat membantu dalam mengawasi serta mengelola hutan mangrove secara lebih detail.

Beberapa tahun terakhir teknologi dan aplikasi terkait konservasi mangrove telah berkembang pesat. Secercah harapan muncul dengan kemajuan teknologi mutakhir. Perpaduan teknologi dan aplikasi konservasi mangrove menghadirkan peluang untuk mengantarkan kita ke era baru dalam pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. 

Teknologi dan aplikasi konservasi Mangrove memiliki peran penting dalam upaya pelestarian hutan Mangrove di era sekarang.  Artikel ini akan membahas beberapa contoh teknologi dan aplikasi yang dapat digunakan untuk membantu konservasi Mangrove di Indonesia. 

Beberapa teknologi yang dapat digunakan adalah Pemetaan Mangrove dengan Citra Satelit dan Sistem Informasi Geografis (SIG) Mangrove. Aplikasi yang dapat digunakan adalah Mangrove Digital, MonMang2, Mangrove Matters,dan Mangroves.

Aplikasi "Mangrove Digital, MonMang2 (COREMAP CTI LIPI), Mangrove Matters (Reef Conversation), dan Mangroves (Godrej & Boyce)" adalah sebuah aplikasi mobile yang dirancang untuk mendukung upaya konservasi mangrove. Aplikasi ini menawarkan berbagai macam fitur dan fungsi yang memungkinkan pengguna untuk belajar dan berkontribusi dalam perlindungan ekosistem mangrove. Pengguna dapat menjelajahi fitur fitur yang tersedia di aplikasi tersebut. 

Aplikasi ini memberikan informasi mendalam tentang mangrove, memungkinkan pemantauan kondisi ekosistem, pemetaan Mangrove, edukasi dan informasi, mengidentifikasi spesies Mangrove, dan memfasilitasi pelaporan dan partisipasi dalam proyek-proyek konservasi mangrove. Salah satu aplikasi mangrove digital memiliki fitur yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi, berdiskusi, atau berbagi informasi dengan komunitas pengguna lainnya yang tertarik pada konservasi mangrove. 

Dengan aplikasi tersebut  menjadi alat yang berguna dalam upaya menjaga dan melestarikan ekosistem mangrove yang penting bagi keberlangsungan lingkungan kita.

Kerusakan tanaman mangrove akibat ulah manusia menjadi isu yang mendesak, dengan dampak yang meluas termasuk abrasi pantai dan perubahan iklim. Konservasi mangrove menjadi penting untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, namun menghadapi berbagai kesulitan seperti illegal logging dan pencemaran. 

Untungnya, teknologi aplikasi seperti Mangrove Digital, MonMang2, Mangrove Matters, dan Mangroves memberikan harapan baru dalam pengelolaan yang lebih efektif dan berkelanjutan terhadap ekosistem mangrove. Dengan demikian, kolaborasi antara konservasi tradisional dan teknologi modern menjadi kunci dalam menjaga keberlangsungan mangrove dan lingkungan pesisir kita. 

Penulis: Angga Fadzar, Kaila Ashma' Nur Fadhilah, Lingga Diva Puspita, Raflian Khansa Dipura

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun