rasa cemas terhadap keselamatan keluarga menyelimuti.
Setelah tanggal 9 januari 2019Â
kami mepacking peralatan dan logistik yang telah kami kumpulkan guna mengecek apa saja yang ketinggalan.
Keesokan harinya kami berangkat menuju terminal desa.
Dengan sejuk udara desa aku merasakan suasana yang begitu asri dan sorot matahari yang membakar kulitku dengan sehat.
Sesampainya aku di stasiun rangkas bitung, aku membeli tiket kereta listrik menuju kota bogor. Sesampainya aku di kota bogor, aku sedikit kebingungan harus naek bus apa agar kami sampai ke kota garut. Â Akhirnya aku dan nanjar memutuskan mampir di warung kopi milik kakek tua tapi semangatnya yang teras masih muda. Aku seidikit bertanya tentang bus apa yang harus aku naiki ke si kakek pemilik warkop itu, dan dia memberi sedikit arahan dengan detail.
Setelah itu, aku dan nanjar melanjutkan perjalanan menuju kota garut.
Sesampainya ditujuan pada  pukul 00:00 malam aku disambut oleh tukang ojek nakal yang sedikit menipuku. kukira dengan uang sebesar 60.000 itu karna jauh. tetapi "ah brengsek sekali tukang ojek itu "
Dia memasang wajah dengan penuh rasa ingin dikasiani.
Serontak aku kesal sekali dengan kejadian itu.
Setelah kejadian itu aku melangkahkan kaki menuju basecamp Gunung Guntur yang sudah ada didepan mata aku disambut oleh dua orang yang lebih tua dariku dan nanjar. aku menjabatkan  tangan kananku dan memperkenalkan diriku ke dua itu.