Content writing dan copywriting sering terdengar seperti dua kekuatan yang berlawanan namun memiliki peran vital dalam branding dan marketing.Â
Content writing memahat narasi yang menggugah dan menyampaikan pengetahuan, sementara copywriting bermain dalam panggung persuasif, merangkai kata-kata untuk memenangkan hati dan merayu pembaca untuk bertindak.
Perbedaan antara keduanya sangat nyata. Namun di tengah perbedaan tersebut, seringkali keduanya berpadu dalam harmoni dan dimanfaatkan secara bersamaan. Untuk memahami kedalaman dan kekuatan di balik keduanya, mari kita menggali lebih dalam agar bisa meletakkan keduanya dalam konteks yang tepat.
Apa itu Content Writing?
Secara sederhana, content writing adalah seni menulis konten yang informatif, edukatif, atau menghibur. Tujuannya adalah untuk memberikan nilai tambah bagi pembaca, baik dari segi pengetahuan, keterampilan, atau hiburan.
Content writing sering digunakan dalam pemasaran digital untuk membangun brand awareness, meningkatkan engagement, membangun kepercayaan publik, dan mendorong konversi. Beberapa contoh konten yang dihasilkan dalam content writing antara lain artikel blog, e-book, white paper, case study, dan video tutorial.
Salah satu bagian menarik dari content writing adalah kebebasan yang penulis miliki dalam menyampaikan informasi.
Penulis dapat menyusun cerita yang menarik untuk membawa audiens lebih dekat. Selain itu, penulis juga lebih bebas dalam menggunakan kreativitas untuk membuat konten yang unik dan menarik.
Tapi meski lebih bebas, konten berkualitas tidak boleh egois. Selain perlu riset sebelum mulai menulis, seorang content writer juga perlu menentukan siapa audiensnya dan mencari tahu apa yang ingin mereka ketahui.
Untuk menghasilkan konten yang berkualitas, content writer harus memahami kebutuhan audiens mereka. Apa yang ingin dibaca dan dipelajari oleh audiens? Apa yang membuat audiens tertarik? Dengan memahami kebutuhan audiens, seorang content writer dapat menulis konten yang lebih relevan dan bermanfaat bagi pembacanya.
Apa itu Copywriting?
Copywriting bukan sekadar seni menulis tapi sebuah permainan kata-kata yang dirancang untuk memikat, menggoda, dan akhirnya membujuk pembaca untuk merespons tindakan tertentu.
Copywriting mengandalkan kekuatan persuasi untuk memicu tindakan dari pembaca. Mulai dari menggugah rasa ingin tahu hingga mendorong untuk membeli produk atau layanan, mendaftar newsletter, atau mengunjungi suatu situs web. Untuk mencapai tujuan tersebut, copywriting tidak hanya mengandalkan rangkaian kata-kata yang kuat.Â
Di dalam setiap kata-kata yang digunakan, tersimpan serangkaian pesan persuasif yang diramu dengan cermat untuk mencapai hasil tertentu.
Jangan bayangkan copywriting hanya sebagai kemampuan menulis headline, tagline, slogan, landing page, atau email marketing. Ini lebih dari sekadar itu. Copywriting adalah seni memahami pikiran pembaca, membuatnya terlibat secara emosional, dan akhirnya, menjadi pelanggan setia.
Mungkin profesi utamamu adalah seorang content writer. Akan tetapi, bukan berarti kamu dapat mengabaikan copywriting. Dari pengalaman penulis sendiri, dunia content writing dan copywriting adalah dua sisi dari koin yang saling terkait erat. Saat menulis konten informatif, teknik copywriting selalu tersembunyi di setiap sudutnya.
Teknik-teknik copywriting bukan hanya bersembunyi dalam judul atau paragraf pembuka. Mereka meluruh ke dalam isi tulisan, merangkai kalimat dengan cermat untuk menangkap perhatian pembaca, membuatnya terpesona, dan akhirnya, menggerakkan untuk bertindak.
Judul, sub judul, dan bahkan penutup artikel adalah panggung bagi teknik copywriting. Dengan kepiawaian menggunakan gaya persuasif, seorang copywriter (sebutan untuk praktisi copywriting) menciptakan karya yang tidak hanya informatif tapi juga merayu pembaca untuk melibatkan diri lebih dalam.
Sepengalaman penulis, memisahkan content writing dari copywriting itu seperti mencoba memisahkan warna dari pelangi. Keduanya saling melengkapi, menciptakan karya yang bukan hanya memberikan informasi, tetapi juga mengajak pembaca untuk terlibat aktif.
Perbedaan Gaya Penulisan: Content vs Copy
Dalam dunia yang kaya akan kata-kata, content writing dan copywriting menunjukkan dua arah penulisan yang berbeda. Setiap penulis, entah sebagai content writer atau copywriter, mengarungi lautan kata-kata dengan gaya yang unik, membawa pembaca dalam perjalanan yang berbeda.
Content writing, dengan gaya informatifnya, seperti menggubah simfoni dengan not-not yang terorganisir. Gaya penulisannya memberikan pembaca pengalaman yang mendalam, merangkai kata-kata dengan kecermatan dan keselarasan. Tugas seorang content writer bukan hanya menciptakan tulisan yang menarik. Di sini, mereka juga memberikan informasi yang substansial.
Di sisi lain, copywriting memiliki gaya penulisan yang lebih persuasif. Gaya penulisan copywriting mampu membangkitkan emosi dan menggugah tindakan.Â
Seorang copywriter, dengan pena yang memainkan peran utama, harus memiliki kemampuan untuk merayu pembaca, membuat mereka terhubung secara emosional, dan akhirnya, membeli atau mengambil tindakan yang diinginkan.
Gaya penulisan copywriting adalah seni persuasif yang melibatkan perasaan. Setiap kata dipilih dengan hati-hati untuk menciptakan kekuatan emosional, mengajak pembaca untuk meresapi pesan yang disampaikan.
Bagi seorang content writer, umumnya tantangan terletak pada menyusun informasi dengan sejelas mungkin tanpa kehilangan daya tarik. Di sisi lain, bagi seorang copywriter, tantangannya adalah menjalin informasi dan emosi sedemikian rupa sehingga membentuk tulisan yang menggerakkan.
Pentingnya Kreativitas dalam Content Writing dan Copywriting
Dalam content writing dan copywriting, kreativitas adalah senjata rahasia untuk melawan monoton dan klise.
Seorang content writer bukan hanya seorang penulis. Dia adalah seorang pelukis kata-kata yang kreatif. Dengan menggunakan kata-kata, dia menciptakan lukisan yang menghidupkan informasi. Namun kreativitas dalam content writing bukan hanya tentang menarik perhatian. Kerativitas tersebut juga harus bisa membantu menjalin hubungan dengan pembaca melalui narasi.
Di sisi lain, copywriting merupakan seni merayu dan memikat hati pembaca. Copywriter bukan hanya penjual, tetapi seseorang yang memahami bahwa kata-kata memiliki kekuatan untuk menciptakan hasrat dan keinginan. Kreativitas dalam copywriting adalah kekuatan untuk menjadikan setiap kata sebagai mantra yang merayu pembaca untuk mengambil tindakan.
Kreativitas adalah persimpangan di mana content writing dan copywriting bertemu. Di sinilah kata-kata bukan hanya membawa informasi, tetapi juga merasuki jiwa pembaca. Sebuah artikel bisa memaparkan fakta dengan kreativitas yang memikat, dan kata-kata dalam iklan bisa memikat dengan narasi yang kuat dan mengena. Semua itu hanya bisa terbentuk dengan kekuatan imajinasi.
Menggabungkan Content Writing dengan Kekuatan Copywriting
Content writing dan copywriting adalah dua keterampilan yang saling melengkapi. Seorang content writer yang terampil tidak hanya menyajikan informasi tapi juga menyelipkan nuansa ke dalam setiap barisnya. Namun ketika disatukan dengan keterampilan copywriting, kata-kata yang terangkai akan menjadi alat yang jauh lebih tajam.
Menggabungkan content writing dan copywriting bukan hanya tentang meletakkan kata-kata secara berdampingan, tetapi menciptakan integritas yang kuat dalam tulisan. Informasi bermanfaat dan persuasi yang halus bertemu di persimpangan, membentuk tulisan yang tidak hanya mencerahkan namun juga membangun hubungan yang mendalam dengan pembaca. Seakan-akan, tulisan itu adalah jembatan yang menghubungkan penulis dan pembaca dalam perjalanan yang sama.
Integritas tulisan yang kuat menandakan kejujuran dalam penyampaian informasi, sementara kehalusan persuasi menunjukkan kepekaan penulis terhadap kebutuhan dan keinginan pembaca. Dengan memadukan dua hal tersebut, pembaca tidak hanya menerima informasi, tetapi juga terlibat secara emosional dan intelektual. Inilah esensi dari integrasi content writing dan copywriting.
Keterampilan content writing memberikan landasan yang kuat dengan menyajikan fakta dan konsep secara jelas. Ketika dicampur dengan keahlian copywriting, setiap kata menjadi lebih dari sekadar informasi. Kata-kata tersebut juga menjadi daya pendorong untuk mengambil tindakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H