Hidup di era modern seringkali penuh dengan tuntutan yang tak terhitung jumlahnya. Dari pekerjaan, keluarga, hingga tanggung jawab sosial, kita sering merasa tertekan dan terbebani dengan itu semua.
Kalau beban seperti ini terus dibiarkan, mental jelas akan terkena imbasnya. Menjaga keseimbangan mental pun menjadi salah satu kunci untuk menjalani hidup sehat dan bahagia. Lantas apa ada cara untuk tetap waras di tengah tuntutan yang begitu banyak?
Memahami Tuntutan yang Begitu Banyak
Kalau dilihat dari perspektif materi, kesejahteraan manusia di era modern memang jauh lebih baik. Sarana dan prasarana jauh lebih lengkap. Mulai dari kebutuhan paling basic sampai hiburan, semua lebih mudah didapatkan. Semua itu tidak terlepas dari peran kemajuan teknologi di berbagai bidang.
Meski secara materi manusia modern terlihat lebih sejahtera, kenapa secara mental justru sebaliknya? Tingkat stresnya cenderung lebih tinggi. Bahkan tidak sedikit yang sampai pada titik di mana kesehatan mental sudah mulai terbebani.
Tingkat stres yang tinggi tampaknya tidak bisa dihilangkan sepenuhnya. Karena itu, satu-satunya opsi hanya tinggal bagaimana cara mengelolanya dengan baik.
Untuk menemukan cara mengelola stres, kita perlu memahami sumber-sumber tuntutan yang umum dalam kehidupan. Ini bisa mencakup tuntutan pekerjaan, tuntutan keluarga, hingga tuntutan sosial.
Dampak negatif yang timbul dari tuntutan yang berlebihan tidak boleh diabaikan. Selain bisa menyebabkan stres berlebihan, semua tuntutan yang terlalu menekan juga bisa menyebabkan kelelahan, bahkan masalah kesehatan mental.
Semua Orang Perlu Self-Care
Ingat bahwa kita juga punya hak untuk merawat dan menyayangi diri sendiri. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengenali batasan dan tahu kapan waktunya memprioritaskan diri sendiri.
Salah satu cara untuk menjaga keseimbangan mental adalah dengan menerapkan self-care secara efektif. Ini meliputi menjaga kesehatan fisik melalui pola makan seimbang dan olahraga teratur.
Pastikan juga untuk cukup tidur dan mengelola stres dengan baik. Sisihkan waktu untuk melakukan aktivitas relaksasi dan hobi yang menyenangkan, entah itu membaca, mendengarkan musik, atau sekedar berjalan-jalan. Ingatlah bahwa manusia juga perlu mengisi ulang energi dan memberikan waktu bagi diri sendiri.
Manusia tidak bisa Hidup Sendiri, Membangun Dukungan Sosial itu Perlu
Selain menjaga diri sendiri, membangun dukungan sosial yang sehat juga tidak kalah penting. Miliki hubungan yang baik dengan keluarga dan teman-teman kita. Temukan juga komunitas atau kelompok dengan minat yang sama, di mana kita dapat berbagi pengalaman dan mendapatkan dukungan.
Jaga komunikasi yang efektif dan terbuka dengan orang-orang terdekat. Ketika punya orang-orang yang mendukung dan memahami kita, kita cenderung akan merasa lebih baik di saat-saat yang sulit.
Hidup lebih Sederhana dan Sederhanakan Apapun Urusannya
Ada alasan kenapa banyak agama mengajarkan kesederhanaan. Dalam ruang lingkup yang lebih luas, beberapa kearifan lokal juga mengajarkan tentang nilai-nilai hidup sederhana.
Hidup sederhana mengajarkan tentang bagaimana hidup sesuai kebutuhan tanpa banyak menuntut. Manusia memang harus punya keinginan dan mimpi untuk diraih. Namun jika keinginan itu tidak dikelola dengan baik, hidup akan selalu terasa kurang dan membuat hidup terasa lebih rumit.
Meski begitu, jangan salah artikan hidup sederhana dengan hidup mepet. Sederhana adalah gaya hidup dan sebuah pilihan, bukan tuntutan karena kondisi yang memaksa untuk membatasi kebutuhan.
Selain hidup lebih sederhana, cobalah untuk menyederhanakan berbagai macam urusan. Bukan hanya dalam hidup, tapi juga soal pekerjaan.Â
Cobalah untuk lebih menyederhanakan apa yang bisa disederhanakan. Mulailah untuk mengatur prioritas. Tetapkan tujuan yang realistis dan prioritaskan dengan bijak. Hindari terlalu banyak komitmen dan belajar mengatakan "tidak" ketika kita merasa terlalu terbebani.
Sederhanakan rutinitas dan lingkungan kita untuk mengurangi stres. Terkadang, mengurangi beban adalah kunci untuk menjaga keseimbangan dan kesehatan mental kita.
Mematangkan Keterampilan Mengelola Emosi adalah Perjalanan Seumur Hidup
Emosi yang tidak dikelola dengan baik bisa menjadi sumber masalah. Ketika emosi mengendalikan pikiran dan tindakan, kita jadi rentan terhadap konflik, stres, dan mengganggu hubungan.
Mungkin kita cenderung meledak-ledak dalam kemarahan yang membara atau merasa terpuruk dalam kecemasan yang melumpuhkan. Namun, dengan mengembangkan keterampilan mengelola emosi, kita dapat membuat hidup jadi lebih damai.
Ketika dihadapkan pada situasi sulit, praktikkan teknik problem solving untuk mencari solusi yang efektif. Jagalah pikiran kita tetap positif dan kembangkan optimisme.
Lakukan meditasi atau teknik relaksasi untuk menenangkan pikiran yang tengah gelisah. Dengan mengelola emosi dengan baik, kita dapat menghadapi tuntutan dengan lebih tenang dan berani.
Jangan Anti, Cari Bantuan Profesional jika Dibutuhkan
Terakhir, jika kita merasa kesulitan menghadapi tuntutan yang begitu banyak, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Namun untuk bisa tahu kapan waktu yang tepat untuk mencari bantuan, kita juga harus aware dengan tanda-tanda dan gejala gangguan mental.
Psikolog atau konselor bisa memberi dukungan dan bimbingan yang dibutuhkan. Terapi dan pendekatan lainnya juga dapat mendukung kesehatan mental kita secara lebih menyeluruh.
Dalam hidup, tuntutan akan selalu ada. Tidak mungkin untuk menghilangkan atau terus menghindarinya. Karena itu, satu-satunya cara untuk tetap waras dengan semua tuntutan yang ada adalah dengan mengendalikan pikiran kita sendiri dan bersyukur atas apa yang telah dimiliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H