Kalau pusing, ya pusing sendiri. Begitu juga sebaliknya. Bagi banyak orang, ini bisa menjadi pengalaman yang cukup menguras mental.
Meski bekerja sendirian, sebenarnya bukan berarti kamu harus mengisolasi diri. Saat menjadi freelancer kamu harus lebih aktif membangun support system untuk memotivasi diri sendiri.
Kamu bisa join komunitas freelancer. Cari yang berfokus pada bidang atau industri freelancing yang tengah kamu geluti.
Bertemu dengan orang-orang senasib dan seperjuangan itu perlu. Jaringan ini juga bisa menjadi tempatmu mencari bantuan, mendapatkan wawasan baru, dan menjalin hubungan sosial yang penting untuk menjaga motivasi.
Hantu Itu Bernama "Burnout"
Jangan salah, meski bebas, dunia freelancing itu penuh tekanan. Freelancer kerap dihantui rasa cemas hampir setiap hari. Jadi tidak heran, risiko "burnout" juga sangat tinggi.
Ada kalanya seorang freelancer menangani beberapa proyek sekaligus dengan tenggat waktu yang ketat, tuntutan klien yang tinggi, dan beban kerja yang terus meningkat. Bahkan meski sedang tidak ada proyek, bukan berarti kamu bisa lebih tenang. Selalu ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk mendekatkanmu dengan proyek-proyek baru.
Menurut pengalaman penulis sendiri, stres karena banyak pekerjaan itu masih mending. Masih ada enaknya. Yang jadi masalah itu waktu tidak ada proyek sama sekali. Meski kelihatannya lebih senggang, stresnya justru jauh lebih tinggi.
Ada rasa cemas yang selalu membayangi. Bahkan meski secara penghasilan sudah sangat lumayan, kecemasan itu seakan tidak mau pergi.
Seorang freelancer harus bisa menerima kenyataan ini. Kamu mungkin tidak bisa sepenuhnya lepas dari stres dan kecemasan. Akan tetapi, kamu harus belajar untuk mengelolanya. Jika tidak, kamu hanya akan lelah secara fisik dan mental.
Tetapkan batasan waktu kerja yang jelas, berikan dirimu waktu istirahat yang cukup, dan prioritaskan kesehatan mentalmu.
Temukan kegiatan atau hobi di luar pekerjaan yang bisa membantumu melepaskan stres dan menjaga pikiran tetap waras. Jangan ragu untuk mencari bantuan jika kamu merasa terbebani secara emosional atau mengalami gejala "burnout".