Mohon tunggu...
Angga Saputra
Angga Saputra Mohon Tunggu... Auditor - Mahasiswa Universitas Indonesia

Pemerhati Ekonomi Daerah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Cipta Kesempatan Atasi Kesenjangan Akibat Efek Sosial Pandemi

2 November 2020   23:33 Diperbarui: 2 November 2020   23:42 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesenjangan sosial dan ekonomi masyarakat menjadi tantangan sendiri bagi pemerintah dalam masa pandemi ini. Bahkan sebelum pandemi muncul jurang yang diciptakan telah sedemikian besar. Gini rasio yang menggambarkan ketimpangan pengeluaran penduduk juga belum beranjak dari kisaran angka 0,38 per September 2019. Dari Angka tersebut jika dijabarkan distribusi pengeluaran untuk kelompok 40% terendah adalah 17,71% dari total pengeluaran seluruh penduduknya dan sisanya dinikmati oleh lapisan kelompok pengeluaran menengah ke atas. 

Kemudian pandemi muncul dan sebagian masyarakat terpaksa berhenti dari pekerjaannya yang dikarenakan tidak sedikit perusahaan yang harus gulung tikar atau sekedar menyelamatkan operasional perusahaannya. Kemudian masalah sosial mulai muncul mulai dari munculnya kecemasan untuk beraktifitas hingga meningkatnya angka kejahatan.

Efek Pandemi sangat dirasakan oleh UMKM. Pembatasan sosial membuat para pelaku usaha kecil dan menengah berfikir untuk dapat bertahan. Sebagian mengalami penurunan penjualan yang luar biasa namun ada juga yang bisa merespon dengan baik. UMKM menengah ke atas dan di daerah yang institusi digitalnya tinggi mungkin masih bisa mencari alternatif. 

Namun UMKM yang tidak bisa melalui pemasaran secara online atau dibutuhkan kehadiran secara fisik seperti Cuci Mobil hingga Pedagang-pedagang kecil yang membutuhkan pertemuan antara penjual dan pembeli akan sangat terasa dampak dari pandemi. Jika scenario ini terjadi maka kesenjangan akan semakin melebar    

Efek sosial akibat pandemic lebih menyeramkan lagi. Tingkat kejahatan meningkat bahan hingga ke cyber crime. Penipuan melalui media sosial, hacker yang beraksi melalui software daring seperti Zoom bermunculan setelah pandemi.

Alasannya munculnya cyber crime antara lain adalah pelaku kehilangan pekerjaan, dan kesempatan yang tersedia untuk menghidupi keluarganya saat itu adalah melalui jalan yang tidak halal tersebut. Pun demikian dengan sang korban cyber crime, yang biasanya diiming-imingi bonus berlipat-lipat. Mungkin saja korban dalam keadaan terdesak sehingga kesempatan yang muncul saat itu melewati batas nalarnya dan tidak menganggap ini sebagai penipuan

Kesempatan seperti menjadi suatu hal yang mahal di negara ini. Ranking kemajuan sosial indonesia menunjukkan bahwa kesempatan yang dibuat belum cukup untuk dibandingkan dengan negara lain. Ranking kemajuan sosial indonesia menurut Social Progress Index sebelum pandemi berada di Peringkat 84 dari 163 Negara. Poin yang menjadikan Indonesia diurutan menengah adalah pada bagian kesempatan sosial.

Indonesia memperoleh nilai kecil dari unsur kesempatan dimana hanya memperoleh poin 59.92 dari 100. Poin kecil ini didapat dari penilaian yang rendah atas beberapa kondisi sosial yaitu, Diskriminasi dan kekerasan terhadap minoritas, tenaga kerja rentan penghasilan serta korupsi. Hal ini menunjukkan bahwa gejala sosial di Indonesia masih tertinggal dari negara lain dan belum mendukung iklim ekonomi yang sehat.

Namun hasil survei tersebut bukannya tanpa sisi positif. Indonesia mendapatkan nomor urut satu dari penggunaan mobile phone. Jika dilihat kondisi sosial dari Masyarakat Indonesia memang kebutuhan akan telepon selular sangat tinggi, bahkan pertumbuhan e-commerce sangat pesat didukung dengan munculnya platform digital yang memanjakan masyarakat Indonesia sebagai Konsumen. 

Selain itu kesempatan untuk masuk perguruan tinggi berkualitas di Indonesia juga tergolong bagus dengan menduduki peringkat 22, namun tidak diiringi dengan kualitas penelitian dimana Indonesia hanya memperoleh peringkat 104. Human Capital menjadi salah satu perhatian dalam memancing inovasi-inovasi baru.

Social capital dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan kausalitas dan timbal balik. Pertumbuhan ekonomi dapat mendorong kemajuan sosial di daerah dengan menciptakan perbaikan struktur ekonomi daerah sedangkan kemajuan sosial di suatu daerah daapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui terciptanya instiusi yang aman dan terpercaya. Hal ini berarti perbaikan kondisi sosial di suatu daerah dapat menyempitkan jurang kesenjangan dengan perbaikan ekonomi daerah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan pertumbuhan daerah adalah faktor teknologi, tenaga kerja dan Human Capital. Ketiganya dapat berkaitan. Human Capital yang unggul dapat mendorong inovasi dan lebih lanjut dapat menciptakan lapangan kerja sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Konvergensi atau Gap antar daerah dapat dikurangi. Konvergensi yang terjadi karena adanya perbedaan pertumbuhan ekonomi di daerah jika mendapat dorongan positif maka sebuah daerah dengan pertumbuhan rendah akan dapat mengejar pertumbuhan dari daerah yang kaya. Dareah yang kaya jika tidak membuat inovasi sebaliknya akan dapat dikejar oleh daerah yang lebih kecil pertumbuhannya.

Untuk mendorong daerah mengejar ketertinggalan daerah lain, ada beberapa hal yang dapat dilakukan pemerintah daerah. Pertama, cipta kesempatan kerja. RUU cipta lapangan kerja yang sudah disahkan masih ditunggu peraturan pemerintah sebagai pedoman pelaksanaannya. Pemerintah daerah diharapkan juga dapat menemukan potensi maupun inovasi baru. Investasi yang tepat harus juga dibarengi dengan penggunaan tenaga kerja lokal semaksimal mungkin

Kedua, Cipta kesempatan usaha digital. Menciptakan institusi yang mudah bagi e-commerce akan mendorong munculnya inovasi-inovasi baru. Penggunaan mobile phone sudah sangat masif dan terbukti masuknya e-commerce ke daerah tidak mematikan usaha lokal namun dapat mendorong usaha-usaha baru muncul tanpa harus melalui prosedur yang berliku. Untuk menekan konvergensi antar daerah, daerah harus bersiap diri untuk memfasilitasi tumbuhnya e-commerce jika tidak mau tertinggal dari daerah lain

Ketiga, mendorong sektor UMKM. RUU Cipta Lapangan Kerja jika kita ambil sisi positifnya bagi UMKM adalah UMKM akan lebih mudah untuk mendaftar dan mendirikan usaha baru. Dengan Terdatanya UMKM maka Pemerintah Daerah bisa lebih mudah untuk membina dan mendewasakan UMKM di daerahnya. UMKM yang modalnya kecil sekalipun jika dapat terdaftar dan memiliki Ijin usaha yang legal akan lebih mudah untuk mendapatkan pinjaman untuk mengembangkan usahanya. Prosedur pendaftaran dan akses bantuan modal usaha yang mudah juga sangat dibutuhkan oleh para calon wirausahawan.

Keempat Cipta kesempatan rasa aman. Pandemi dapat memancing adanya diskriminasi dan diskriminasi dapat menganggu situasi ekonomi suatu daerah karena dapat menganggu rantai produksi dan produktivitas pekerja. Kesempatan memastikan kondisi sosial dapat menimbulkan rasa aman bagi investor maupun masyarakat local. Mengurangi tindak laku korupsi, memastikan kemudahan memperoleh fasilitas kesehatan, memperhatikan institusi pendidikan dan menghindari konflik mayoritas-minoritas di daerahnya akan mendorong masyarakat untuk lebih percaya dengan institusi yang ada dan mendorong masyarakat lebih produktif.

Inovasi dan menciptakan kesempatan menjadi titik kritis untuk bangkit dari masa pandemi. Kesenjangan harus diperangi demi mencapai tujuan bernegara kita, masyarakat yang adil dan makmur

References:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun