Mohon tunggu...
Angel Sesilia
Angel Sesilia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa universitas satya terra bhinneka

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Tantangan Pedagang Kaki Lima Diera Digital Khususnya Di Kota Medan

26 Januari 2025   14:12 Diperbarui: 26 Januari 2025   14:12 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam berbagai sektor, termasuk sektor perdagangan. Kota Medan, mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi digital. Namun, ditengah perkembangan ini, pedagang kaki lima (PKL) menghadapi berbagai tantangan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan pola konsumsi masyarakat yang semakin bergantung pada layanan digital. Pedagang kaki lima di Medan umumnya masih beroperasi secara konvensional, dengan sistem transaksi tunai dan promosi dari mulut ke mulut.Sementara itu, meningkatnya penggunaan e-commerce, aplikasi pesan-antar makanan, serta pembayaran digital telah mengubah cara konsumen dalam berbelanja dan memilih produk atau layanan. Hal ini menjadi tantangan besar bagi pedagang kaki lima yang belum memiliki akses dan pengetahuan yang memadai terkait teknologi digital. Selain itu, faktor ekonomi dan sosial turut memengaruhi adaptasi pedagang kaki lima terhadap digitalisasi. Modal yang terbatas, keterbatasan akses terhadap pelatihan digital, serta persaingan dengan usaha berbasis online yang lebih terorganisir menjadi kendala utama bagi mereka dalam mempertahankan usaha.

Perubahan perilaku konsumen yang cenderung memilih layanan yang cepat, nyaman, dan berbasis digital semakin mempersempit peluang pedagang kaki lima yang masih berjualan secara tradisional. Kondisi infrastruktur dan kebijakan pemerintah daerah juga berperan dalam dinamika ini. Program digitalisasi UMKM yang belum sepenuhnya menjangkau pedagang kaki lima, serta regulasi terkait penataan ruang usaha di kota Medan sering kali membuat pedagang sulit untuk mengembangkan usahanya secara berkelanjutan.Tujuan wawancara pedagang kaki lima dikota Medan

Wawancara dengan pedagang kaki lima (PKL) dikota Medan bertujuan untuk memahami kondisi usaha mereka serta tantangan dan peluang yang dihadapi dalam menjalankan ekonomi dan digitalisasi. Adapun tujuan spesifik dari wawancara ini adalah:

1. Memahami Kondisi Sosial-Ekonomi Pedagang Kaki Lima

a. Mendapatkan gambaran mengenai latar belakang usaha, pendapatan, serta tantangan ekonomi yang dihadapi pedagang dalam menjalankan bisnis mereka dikota Medan

b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas dan keberlanjutan usaha mereka.

2. Mengidentifikasi kendala dalam pengelolaan usaha

a. Mengetahui hambatan utama yang dihadapi pedagang, seperti perizinan, persaingan usaha, keterbatasan modal, dan akses terhadap fasilitas pendukung.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun