Saat ini Indonesia tengah menjadi arena pertempuran antar golongan rakyat Indonesia demi menentukan masa depan Indonesia.
Kalimat di atas terdengar begitu menakutkan dan menggemparkan. Tentu saja kita tahu bahwa kalimat di atas tadi telalu melebih-lebihkan karena kenyataannya tidak seperti itu.
Indonesia memang sedang diwarnai atmosfir kompetisi antar calon legislatif demi mendapatkan suara terbanyak pada Pemilu nanti. Apapun hasil yang keluar pada Pemilu nanti, itulah yang akan menentukan kemana Indonesia akan berkembang.
Namun Indonesia tidak sedang berada dalam nuansa "pertikaian". Kedua pernyataan di atas memang mirip, namun makna dan asumsi yang dibawa bisa berbeda. Kira-kira dampak apa yang akan terjadi di lingkungan masyarakat jika pernyataan pertama di atas adalah yang dipercayai oleh warga?
Bisa dibayangkan setelah membaca dan mempercayai pernyataan tersebut, masyarakat Indonesia akan merasa geram dengan para elit politik yang terkesan mengadu domba masyarakat dan juga geram dengan perilaku masyarakat Indonesia sendiri yang terkesan mudah dibodohi.
Ya. Kalimat di atas adalah salah satu contoh tentang ujaran kebencian. Pada Pemilu tahun ini, banyak pengamat memprediksi dan mengamati bahwa penggunaan ujaran kebencian akan sangat marak dalam kampanye para calon pada tahun ini. Tapi apa sih sebenarnya definisi dari kampanye ujaran kebencian? Yuk simak penjelasan berikut.
Untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan di atas, kita perlu tahu dulu apa yang dimaksud dengan ujaran kebencian. Secara umum, ujaran kebencian dapat diartikan sebagai prasangka aktif atau prasangka yang dimunculkan dalam ruang publik melalui sarana orasi kampanye, spanduk/pamphlet, khutbah/ceramah agama, jejaring media sosial, dan orasi dalam demonstrasi yang telah menyerang hal-hal primordial, yakni suku, agama, aliran keyakinan/kepercayaan, ras, dan antar golongan (Syahayani, 2015).
Berdasarkan definisi di atas, bisa disebutkan bahwa kampanye ujaran kebencian adalah kampanye yang mengandung ujaran kebencian yang bertujuan untuk memunculkan prasangka negatif dalam ruang publik masyarakat yang menyerang aspek kemasyarakatan tertentu.
Baca Juga:Â Apa Itu Politik Identitas?Â
Tentu dampak yang ditimbulkan akan bersifat negatif. Misalnya