Mohon tunggu...
Midway Writer
Midway Writer Mohon Tunggu... -

Kami adalah sekelompok penulis yang ingin mendukung para pembaca cerdas dengan memberikan artikel-artikel yang berimbang dan terpercaya. Follow akun Instagram kami di @midwaywriter :)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Saat Kamu Memasuki Usia 25 Tahun, Ini yang Akan Terjadi Dihidupmu

28 Desember 2018   12:49 Diperbarui: 7 Januari 2019   12:32 2132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memasuki umur 25 tahun, kamu akan menghadapi quarter life crisis. Sebenarnya apa sih, ungkapan itu dan apa maknanya? Quarter life crisis dalam bahasa Indonesia berarti krisis di seperempat kehidupan. 

Manusia rata-rata hidup hingga umur 60-70 tahun, namun sebenarnya manusia bisa hidup hingga 100 tahun atau bahkan lebih. Jika kita mengambil mayoritas usia maksimal manusia yaitu 100 tahun, maka ketika manusia memasuki usia 25 tahun, ia telah menjalani seperempat kehidupannya.

Lalu mengapa ada kata krisis dalam klausa seperempat kehidupan ini? Krisis disini bermakna situasi dimana seseorang telah mencapai keadaan yang sulit atau berbahaya. 

Dengan kata lain, ketika seseorang memasuki umur 25 tahun, ia akan berada dalam masa pencarian jati diri, masa pembuatan dan penentuan pilihan yang besar, dan ia juga akan mulai lebih ditekan untuk memilih antara idealisme dan realitas. Jika kamu memasuki umur 25 tahun, maka kurang lebih hal ini yang akan kamu rasakan.

1. Lebih sering berkontemplasi mengenai arah dan tujuan hidup

Memasuki usia 25 tahun sebenarnya tidak serta merta membuatmu menjadi pribadi yang dewasa, tetapi ketika memasuki umur ini, kamu akan sering berfikir tentang cita-citamu, keinginanmu dengan keinginan orang tua, dan apa yang sebenarnya kamu inginkan dan kamu tuju.

Baca Juga: Apa itu IMF (International Monetary Fund)?

2. Mulai memahami bahwa seharusnya tidak ada dikotomi manusia

Kamu mulai menyadari bahwa tidak semua manusia baik dan tidak semua manusia itu jahat. Kamu mulai memahami bahwa manusia bisa berbuat keduanya (baik dan buruk) yang tidak serta merta membuat mereka terkesan menjadi manusia jahat atau malaikat. Kamu juga mulai menyadari bahwa mengkotak-kotakan orang di sekitarmu berdasarkan identitas, latar belakang maupun penampilan adalah hal yang salah.

3. Mulai memahami untuk memikirkan kembali idealisme-mu

Kamu akan mempertimbangkan lagi apakah idealisme-mu cukup realistis dan menguntungkan atau tidak. Bisa jadi kamu akan menjadi seseorang yang sangat pragmatis dan tidak terlalu berambisius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun