Teori generasi muncul setelah diterbitkannya sebuah buku oleh Penguin pada tahun 2001. Buku tersebut berjudul Generational Theory karya Graeme Codrington. Buku tersebut merupakan hasil Thesis S2 nya yang mengaplikasikan hasil penelitian dari Neil Howe dan William Strauss. Codrington yang berkebangsaan Afrika Selatan ini membagi Teori Generasi kedalam lima generasi, yaitu:
1) Generasi Baby Boomer (1946-1964)
Ini merupakan generasi setelah Perang Dunia II. Mereka merupakan generasi yang memiliki tanggung jawab yang besar. Walaupun begitu, generasi ini adalah generasi yang susah menerima kritik.
2) Generasi X (1965-1980)
Generasi ini adalah anak dari Generasi Baby Boomer. Hampir mirip dengan generasi sebelumnya, mereka sangat displin dan suka bekerja keras. Namun terkadang generasi ini sedikit susah untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.
Baca Juga:Â Tips Millennial ParentingÂ
3) Generasi Y (1981-1994)
Generasi ini adalah generasi awal bertemunya dengan teknologi seperti handphone, komputer, dan internet. Mereka adalah generasi yang paling merasakan perubahan telepon gengam dari awal diperkenalkan ke publik hingga yang paling terbaru. Mereka terkenal dengan sifatnya yang memiliki keinginan tahu yang besar dan memiliki tingkat kreativitas yang tinggi. Namun mereka biasanya juga sangat ambisius dan memiliki ego yang tinggi pula.
4) Generasi Z (1995-2010)
Mereka adalah generasi net atau generasi internet. Saat ini, mereka sedang dalam pencarian jati diri. Selain itu, generasi ini adalah generasi yang sangat pandai dalam bermulti-tasking. Namun di sisi lain, mereka adalah generasi yang mudah putus asa.
Baca Juga:Â Millennial Parents Harus Ajari Anak Suka Berbagi
5) Generasi Alpha (2011-2025)
Ini merupakan generasi gadget. Artinya kehidupan mereka akan selalu dekat dengan dunia gadget. Sehingga dikhawatirkan anak-anak generasi ini tumbuh menjadi generasi yang manja dan kurang bertanggung jawab. Di sisi lain, generasi ini adalah generasi yang akan membawa perubahan besar bagi Indonesia.
Itulah perbedaan dan persamaan dari masing-masing generasi. Tentumya Anda tidak bisa menjadikan ini sebagai patokan untuk semua orang pada generasi tertentu. Setiap orang berbeda-beda. Walaupun lahir dari generasi yang sama, mereka bisa saja memiliki karakter yang berbeda tergantung dari pola asuh orang tua, kondisi lingkungan, sekolah dan lain sebagainya.
Lanjut Baca:Â Tren Bisnis Start-up Yang Mulai Dilirik Milenial
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H