Film merupakan salah satu media komunikasi yang bersifat audio-visual, yang mana film ini bisa untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang sedang menontonnya.Â
Film juga dianggap sebagai media komunikasi massa yang ampuh terhadap massa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio-visual, film mampu menceritakan banyak hal dalam waktu yang singkat.Â
Ketika menonton film, penonton pun akan dibawa seakan-akan mereka dapat menembus ruang dan waktu yang dapat menceritakan kehidupan lain di luar sana.
Film tidak hanya sebagai media hiburan atau media penghantar pesan-pesan kehidupan namun bagi pembuat film, film merupakan representasi dari apa yang telah mereka alami dan dengan membuat film mereka bisa membagikan kisahnya kepada penonton, serta berharap bahwa film yang mereka buat dapat diterima dengan baik, begitupun dengan makna yang coba mereka sampaikan.
Sebagai penghantar pesan, film memiliki banyak nilai-nilai yang patut untuk dipahami apalagi jika film tersebut mengangkat cerita tentang keluarga, yang sudah dipastikan banyak sekali nilai moral yang ada didalamnya.Â
Kemarin, saya telah selesai menonton salah satu film Indonesia yang bertema tentang keluarga dan action yang berjudul "Pertaruhan".Â
Film yang di sutradarai oleh Khristo D. Alam yang rilis tahun 2017 dalam naungan Ifi Sinema ini cukup menarik perhatian karena alur ceritanya yang sedikit berbeda dengan cerita keluarga lainnya.Â
Film ini berkisah tentang satu keluarga dengan 4 anak yang bernama Ibra (Adipati Dolken), Elzan (Jefri Nichol), Amar (Aliando Syarief), dan Ical (Giulio Parengkuan) yang hidup bersama sang ayah (Tio Pakusadewo).
Awal kehidupan yang ditampilkan pada film ini tidak terlalu mencolok, namun cukup membuktikan bahwa kehidupan awal mereka bisa dikatakan baik-baik saja namun tidak lepas juga dari hal pergaulan, pergaulan tiga dari empat kakak beradik ini tergolong sangat bebas, kecuali si bungsu --Ical yang hanya mengikuti sang kakak dan rasa penasarannya yang tergolong tinggi.Â
Ibra sebagai kakak tertua memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliahnya karena masalah keuangan, begitupula dengan Elzan dan Amar.Â
Dan kemudian mereka masing-masing mencari pekerjaan, Ibra dan Elzan yang bekerja di salah satu bar berbeda, Amar yang masih serabutan, dan Ical yang mengenyam pendidikan. Hingga akhirnya, ayah mereka jatuh sakit, sakit yang membutuhkan banyak uang untuk biaya pengobatan.Â
Ibra, sebagai kakak tertua, dibantu oleh Elzan, Amar, dan sang pacar --Jamila (Widika Sidmore) melakukan segala hal untuk mengumpulkan uang dengan jumlah yang banyak, meskipun ketiganya melakukan hal yang tidak terpuji yaitu mencuri, namun uang mereka tidak pernah cukup.Â
Hingga akhirnya Ibra datang meminta bantuan kepada atasan tempat ayahnya bekerja, namun bukan sambutan hangat yang ia terima namun hinaan dan penolakan yang ia dapati.Â
Maka dari itu, Ibra dengan tekad yang kuat melaksanakan rencana mencuri besar-besaran di bank tempat ayahnya bekerja yang tentunya rencana itu di bantu oleh Elzan dan Amar. Setelah membaca sinopsis di atas, pasti kalian sudah paham kenapa film ini diberi nama "Pertaruhan".
Film "Pertaruhan" ini sangat pandai dalam menggambarkan bagaimana kisah keluarga tanpa Ibu yang menjadi sumber kasih sayang dan ayah yang selalu bekerja keras agar bisa menghidupi keempat anaknya dan membawa si bungsu untuk berpendidikan tinggi, serta beban berat yang harus dipikul sang anak pertama namun ia tetap membutuhkan pendapat sang adik.Â
Dan bagi kalian yang menonton film ini, alangkah bijaknya jika kalian mengambil pesan baik yang film ini coba sampaikan, seperti halnya bekerja keras, rasa perduli terhadap satu sama lain, perjuangan, dan komunikasi atau diskusi antar keluarga.
Film ini pun mengajarkan kita untuk tetap bertahan meski dunia tidak pernah berpihak pada kita dan tetap dalam satu visi keluarga yaitu membantu satu sama lain dan jangan pernah mengabaikan orang tua.Â
Untuk anak pertama diluar sana, film ini dapat ditonton untuk mengajarkan kita agar tetap menjadi kuat dan berani untuk mengambil keputusan besar meski besar pula resiko yang akan dihadapi. Namun, satu hal yang disayangkan dari film ini adalah anak pertama yang meninggal karena terkena tembakan di bagian perutnya, dan dua lainnya menerima balasan dari perbuatannya yaitu dipenjara.
Terlepas dari ending yang sangat disayangkan untuk sang anak pertama, saya merasa takjub dengan film ini karena meski mengambil genre yang sudah biasa, namun pembawaan dari alur film ini sangat luar biasa.Â
Sang sutradara dengan berani mengambil shoot bagaimana kerasnya sang ayah dalam mendidik keempat anak laki-lakinya, serta lingkungan kerja dan pergaulan mereka yang terkesan jauh dari kata bagus.Â
Totalitas yang diperankan oleh sang aktor maupun aktris serta alur yang keren pun menjadi alasan bahwa film ini sangat layak untuk ditonton.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H