Mohon tunggu...
angel michael
angel michael Mohon Tunggu... -

unknown, believed has been living for more than 69 billions years, and known as earth and human protector

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jika Wanita Dilihat dari Wajah Cantik, Kulit Putih n "Rapet"

3 Desember 2009   13:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:05 4487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika wanita dilihat dari Wajah cantik, kulit putih n mq rapet

Banyak iklan bertaburan bahwa wanita itu harus berkulit putih dengan me- makai produk ini dan itu, lalu wanita itu harus berambut indah dan lurus, lalu wanita itu tinggi dan langsing, wanita yang hebat adalah wanita yang bervagina sempit dan berbagai pembodohan iklan yang semakin menjadi-jadi. Hingga wanita yang hitam atau coklat kulitnya berbondong-bondong untuk membeli produk yang dimaksud. Hingga wanita yang gemuk berbondong-bondong membeli produk yang dimaksud! Hingga wanita yang rambutnya ikal atau keriting berbondong-bondong meluruskan rambutnya!. Kecantikan bukan karena kulit putih, rambut lurus hitam, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan tampilan fisik!. Tetapi tampil bersih dan rapi itu mutlak (^_^). Kecantikan yang sesungguhnya adalah terletak di otak para wanita, tolok ukur sebenarnya adalah beranikah dan maukah wanita mulai mengangkat dirinya setara dengan pria, dengan dilihat dari kecerdasannya, skill-nya (keahliannya)? Kaum pria seperti saya sudah bekerja keras semaksimal mungkin untuk melakukan penyetaraan gender, persamaan hak dan kewajiban, tetapi hanya sedikit wanita yang mau mandiri, mandiri seperti Kartini, mandiri seperti Madam Curie, mandiri seperti Joan of Arc, mandiri seperti Cut Nyak Dien! Semasa masih di Taman Anak-Anak (TK) wanita kita lebih murni, saat ditanya lebih mendalam, ” Cita-citanya ingin jadi apa saat besar nanti?”. Mereka akan menjawab, ingin jadi guru, ingin jadi profesor, ingin jadi dokter, ingin jadi penemu, ingin jadi presiden, pokoknya ingin jadi yang sekreatif mungkin saat dewasa nanti!. Tetapi saat mulai dewasa, para wanita ini mulai dicekoki dogma agama bahwa pria adalah superior, pria adalah pemimpin rumah tangga, wanita adalah cuma pengikut!. Maka saat ditanya saat SMA atau universitas kepada para pria “Ingin jadi apa selepas ini?”, para pria menjawab dengan mantap akan menjawab, “Ingin jadi guru, ingin jadi profesor, ingin jadi dokter, ingin jadi penemu, ingin jadi yang sekreatif mungkin!”. Lalu bagaimana dengan para wanitanya?, dengan kalem mereka menjawab “Saya ingin jadi istri jendral, ingin jadi istri dokter, ingin jadi istri presiden, ingin jadi istri astronot”. Terlihat bahwa ada proses yang salah dalam pembelajaran dan apa yang diajarkan di negara kita, dogma agama yang diterima saat sekolah membuat wanita tidak mandiri dan lemah, tidak punya kemampuan untuk bertahan, rapuh, lemah, terlalu bergantung kepada pria. Dan hal-hal negative lainnya yang justru akan membuat negara kita menjadi akan lebih terbebani dari segi ekonomi dan kemajuannya!. Ingat para wanita saudaraku, beban negara ini bukan hanya dipundak para pria saja, kamipun sangat merindukan bantuan dan kemandirianmu semua!. Saatnya mengubah pola fikir dan pola pendidikan kita, hilangkan ajaran agama dalam kurikulum pendidikan kita, hingga kita bisa membuat wanita mandiri dan sejajar dengan pria dengan acuan hak asasi manusia!. Hingga akan lahir banyak wanita-wanita mandiri di negara kita yang sekuat pria, bisa beladiri Aikido, maka pria pun tidak bakalan berani untuk melawan- nya, siapa yang kuat bukan karena dia pria atau wanita. Tetapi maukah kita belajar di bidang yang sama, menyamakan hak wanita sejajar dengan pria, wanita bisa jadi pemimpin Negara juga!. Jadi tidak perlu ada kata-kata “Tunggu kehancurannya suatu bangsa bila dipimpin oleh seorang wanita”, begitu menurut beberapa aliran agama dari Tuhan tertentu yang katanya ada. Menjadi ibu rumah tangga?. Juga boleh, tetapi bila seorang wanita memutus- kan untuk berkarir, tidak seorangpun boleh melarangnya, termasuk suami- nya!. Tidak hanya wanita yang bisa jadi ibu rumah tangga, pria juga bisa melakukannya!. Masa depan anak-anak generasi selanjutnya juga tidak hanya tanggung jawab ibu rumah tangga, tetapi juga bapak rumah tangga, jadi jangan sampai bapak rumah tangga menyalahkan ibu rumah tangga bila ternyata anak- anaknya tumbuh tidak sesuai dengan keinginan bapak rumah tangga. Oleh karena itu bapak rumah tangga juga wajib memberikan arahan yang diperlukan bagi generasi penerusnya untuk menjadi orang yang mampu mandiri, cerdas, beretika tinggi, bermoral indah, taat hukum, menghargai hak asasi manusia dan mengasah skill (keahlian) generasi penerus sesuai dengan keinginan mereka sendiri!. Tetapi bukan berarti wanita akan menggantikan kedudukan pria, bukan itu maksudnya, tetapi sejajar, dimana dalam rumah tangga, ide dan solusi yang terbaiklah yang dipakai. Bukannya harus idenya dan perintahnya para pria, sebab dogma agama dimana menganggap pemimpin rumah tangga adalah seorang pria adalah kesalahan besar yang pernah dibuat nabi, rasul dan Tuhan!. Dan ingat, seorang pria mencintai wanita bukan karena kulit anda putih, tinggi langsing, berbibir tipis lebar dan mq "rapet" Tetapi karena pria tersebut memang mencintai anda, tidak peduli anda hitam, kriting, pendek, berbibir tebal atau apapun itu yang menurut para wanita tidak ideal berdasarkan iklan yang ada!. Bolehkah wanita Poliandri?. Wanita boleh berpoliandri selama konsepnya sama seperti pria berpoligami, bagaimana caranya?. Caranya yaitu, bila si wanita seorang yang mandiri, mandiri seperti pria yang memberi nafkah keluarga, seperti memberi makanan & minuman pada kelu- arga, membeli rumah, membeli mobil (alat transportasi), memberi uang saku, memberi uang kepada hal-hal lainnya yang belum saya sebutkan kepada seluruh keluarga, maka silakan saja. Tetapi bila Anda seorang wanita, lalu selingkuh atau punya suami lagi tetapi menggunakan uang suaminya, ini yang salah, sebab wanita ini tipe tidak mandiri tetapi serakah. Bila terjadi perceraian pada suatu keluarga, maka bila ada anak, maka anak wanita ikut ayahnya dengan tujuan mencegah kemungkinan agar tidak diper- kosa oleh bapak tirinya nanti. Dan bila anak lelaki, ikut Ibunya dengan tujuan melindungi suatu saat nanti bila Ibunya dianiaya secara kekerasan oleh bapak tirinya. Maka mandirilah wanita, bangkitlah dan mulai bangun negeri ini saudaraku!. Copyright 2005 - now,  angel.michael@rocketmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun