Mohon tunggu...
Angellya yetta
Angellya yetta Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya Guru di SMA Negeri 5 Purworejo, sejak tahun 205 hingga saat ini

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Trampil Nyemak Cerita Wayang melalui Media Goes

5 Desember 2023   09:42 Diperbarui: 5 Desember 2023   09:47 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

ABSTRAK

TRAMPIL NYEMAK CERITA WAYANG MELALUI MEDIA GOES (Google Sites)"

Oleh :
Ika Kartika Angellya, S.Pd
SMA NEGERI 5 PURWOREJO

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

Peserta didik kelas X SMA Negeri 5 Purworejo mengalami kesulitan mengikuti pelajaran mendengarkan cerita wayang pada materi mendengarkan cerita tokoh wayang "Bima Bungkus". Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, teman sejawat, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu pembelajaran mendengarkan cerita wayang masih menggunakan metode konvensional, kurangnya materi ajar mendengarkan cerita wayang, kemampuan siswa untuk belajar cerita wayang masih kurang, guru hanya menggunakan bahan ajar yang ada yaitu buku teks dan media yang digunakan oleh guru untuk pembelajaran bahasa Jawa masih terbatas.
Berdasarkan masalah tersebut, penggunaan media GOES (Google-sites) dapat menjadi alternatif untuk mengatasi permasalahan kesulitan peserta didik kelas X SMA Negeri 5 Purworejo dalam mengikuti pelajaran mendengarkan cerita wayang "Bima Bungkus".. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah penelitian ini yaitu (1) bagaimanakah perbedaan hasil belajar keterampilan mendengarkan cerita wayang pada kelas kontrol yang tidak menggunakan media GOES (Google-sites) model PBL (Problem Based Learning) dengan menggunakan metode diskusi, tanya jawa, unjuk kerja dan presntasi sesuai dengan gaya belajar peserta didik, yang terbagi menjadi 3 gaya belajar peserta didik yaitu auditori, kinestetik dan visual.
Setelah teridentifikasi adanya kebutuhan terhadap permasalahan peserta didik maka perlu dilakukan pengembangan untuk mengatasi permasalahan yang ada. Tahap pengembangan diawali dengan proses mengorientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasikan kerja peserta didik, melakukan penyelidikan atau penelusuran untuk menjawab permasalahan, menyusun hasil karya dan mempresentasikannya, dan melakukan evaluasi dan refleksi proses dan hasil penyelesaian masalah sehingga permasalahan dapat terpecahkan sesuai dengan dengan tujuan pembelajaran.
Tujuan penulisan ini adalah mendeskripsikan model pembelajaran nyemak cerita wayang "Bima Bungkus" yang telah diterapkan dan berhasil membuat antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran bahasa Jawa. Dari hasil yang telah didapatkan, 95% peserta didik aktif mengikuti kegiatan.

Kata kunci : Media GOES (Google-Sites), ketrampilan nyemak cerita wayang, Model PBL.
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Bahasa jawa merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam muatan lokal wajib di SMA Negeri 5 Purworejo. Mata pelajaran ini diajarkan sejak peserta didik memasuki kelas X hingga kelas XII, yang dimana semakin tinggi jenjang kelas maka materi yang di terima semakin kompleks. Salah satu materi yang ada dalam pembelajaran Bahasa jawa adalah materi tembang macapat. Namun pada pembelajarannya masih ditemui banyak siswa yang kesulitan dalam materi menyimak cerita wayang.
Wayang adalah seni budaya bangsa Indonesia yang telah dikenal sejak abad ke-10 dan telah berkembang hingga dewasa ini. Wayang dalam perkembangannya berabad-abad itu ternyata telah mampu bertahan dengan berbagai ujian dan tantangan, sehingga wayang menjadi sebuah budaya yang bermutu sangat tinggi (Darmoko et al., 2010). Budaya wayang meliputi seni peran, seni suara (musik), seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan seni perlambang dari zaman ke zaman juga merupakan media penerang, dakwah, pendidikan, pemahaman filsafat serta hiburan. Wayang kulit merupakan salah satu kebudayaan yang dikagumi oleh masyarakat Indonesia dan Internasional. Kesenian wayang telah diangkat sebagai karya agung budaya dunia oleh UNESCO tanggal 7 Nopember 2003 atau Masterpiece of Oral And Intangible Heritage of Humanity. (Winoto, 2006) Di daerah jawa cerita yang populer yang tersebar di masyarakat adalah cerita Ramayana, Mahabharata, dan cerita Arjunasasrabahu.
Cerita yang diangkat dalam pewayangan mengandung nilai-nilai kehidupan yang sangat mendalam. Nilai-nilai tersebut ditanamkan oleh para leluhur secara mentradisi melalui pertunjukan. Tokoh dari penokohan serta tema yang diangkat diharapkan dapat mempertegas bahwa keutamaan mengalahkan kenagkaramurkaan, kebenaran mengalahkan ketidakbenaran, dan keadilan mengalahkan ketidakadilan (wayang sebagai simbol kehidupan).
Masyarakat modern lebih memilih untuk menonton televisi di ruangan keluarga yang nyaman daripada menghabiskan waktu semalam suntuk untuk menonton pertunjukan wayang yang panjang, cenderung membosankan, dan sulit untuk dimengerti apalagi untuk dinikmati. Kecanggihan teknologi telah melahirkan instrumen-instrumen hiburan baru yang memungkinkan manusia untuk mendapatkan berbagai macam hiburan tanpa perlu keluar rumah. Dengan melihat perkembangan teknologi mobile phone yang ada, hal ini sangat tepat untuk memanfaatkan mobile phone sebagai media untuk pembelajaran pengenalan budaya wayang.
Beberapa tantangan tentu saja ada dalam setiap kegiatan seperti ini, seperti halnya dari diri peserta didik sendiri, antara lain:
1.Rendahnya hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran bahasa Jawa materi menyimak cerita wayang
2.Rendahnya minat baca peserta didik pada mata pelajaran bahasa Jawa menyimak cerita wayang
3.Peserta didik cenderung termotivasi belajar menggunakan media yang menarik minat mereka.
4.Peserta didik kesulitan dalam mengapilkasikan melalui bahasa mereka sendiri tentang menyimak cerita wayang dalam bahasa mereka sendiri dalam bentuk paragraf.
5.Model-model pembelajaran berbasis media pembelajaran yang menarik meningkatkan konsentrasi anak dalam belajar
6.Guru belum memiliki kreatifitas dan inovasi dalam media ataupun metode dalam menarik minat peserta didik  menyimak wayang.
7.Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan dapat mengaktifkan anak selama kegiatan belajar.
Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk mengimplementasi model pembelajaran PBL menggunakan media GOES (Google-sites) dan juga pembelajaran yang berdeferensiasi sesuai gaya belajar peserta didik untuk mengatasi permasalahan yang ada pada pembelajaran. Sehingga diharapkan dengan penggunaan model pembelajaran PBL menggunakan media GOES (Google-sites) proses pembelajaran di kelas X SMA Negeri 5 Purworejo dengan materi nyemak cerita wayang "Bima Bungkus" bisa berjalan dengan lancar serta bisa menarik perhatian peserta didikagar lebih maksimal dalam mengikuti proses pembelajaran.

B.Manfaat Kegiatan
Laporan best practice ini diharapkan bisa menginspirasi guru untukmengembangkanmateri dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi dan juga berdiskusi untuk menjadikan siswalebih aktif dan menumbuhkan rasa percaya diri. Berikut manfaat yang diharapkanbagi siswa, guru dan sekolah.
1.Bagi Siswa
a)Siswa akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.
b)Mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
c)Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada saat proses pembelajaran berlangsung.
d)Meningkatkan hasil belajar.
e)Meningkatkan motivasi belajar siswa
2.Bagi Guru
a)Memperluas wawasan.
b)Meningkatkan profesional kerja.
c)Meningkatkan peran guru sebagai fasilitator.
d)Memberikan motivasi untuk guru-guru yang lainnya.
e)Memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran mata pelajaran bahasa Jawa khususnya pada materi menyimak cerita wayang
3.Bagi Sekolah
a)Menerapkan metode yang dilaksanakan terhadap mata pelajaran yang lain.
b)Memanfaatkan metode dengan semaksimal mungkin.
c)Mengembangkan bakat untuk tercapainya visi dan misi sekola
BAB II
PEMBAHASAN

A.Tujuan dan Sasaran
Pembelajaran yang ditulis dalam Best Practice ini adalah pembelajaran yang fokus dan menuntut peserta didik untuk menguasai dalam bidang keterampilan. Latar belakang peserta didik yang mempunyai kebiasaan dalam jenis kinestetik menjadikan fokus ini akan tentu menjadi fokus yang sangat baik. Keterampilan menurut Hari Amirullah (2003: 17) istilah terampil juga diartikan sebagai suatu perbuatan atau tugas, dan sebagai indikator dari suatu tingkat kemahiran.
Tujuan dari penulisan Best practice ini adalah untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam tokoh-tokoh wayang dan menganalisis isi amanat dan piwulang yang ada dalam bacaan cerita wayang "Bima Bungkus". Sasaran pelaksanaan Best Practice ini adalah siswa kelas X-7 SMA Negeri 5 Purworejo sebanyak 36 Peserta didik
B.Bahan / Materi Pembelajaran
Bahan yang digunakan dalam materi ini yaitu materi cerita wayang kelas X-7 dengan pokok bahasan menganalisis tokoh-tokoh wayang dan menganalisis isi amanat dan piwulang yang ada dalam bacaan cerita wayang "Bima Bungkus".
C.Cara Melaksanakan Kegiatan
Cara yang digunakan dalam Best practice ini yakni dengan model PBL (Problem Based Learning) menggunakan media GOES (Google-Sites) metode dikusi, tanya jawab dan presentasi menggunakan beberapa media pembelajaran yang ada dalam GOES (Google Sites) antara lain canva presentation, word wall, LKPD liveworksheet, padlet, quizziz dan mentimeter . Berikut langkah-langkah melaksanakan kegiatan:
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mampu mengevaluasi dan mengkreasi informasi berupa gagasan, pikiran, perasaan, pandangan, arahan atau pesan yang akurat dari menyimak teks non fiksi dalam bentuk pawarta. Peserta didik mampu mengapresiasi dan memahami informasi berupa arahan atau pesan yang akurat dari menyimak teks fiksi dalam bentuk cerita wayang.
TUJUAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
1.Peserta didik(A) sesuai gaya belajarnya secara mandiri(C) mampu menganalisis tokoh-tokoh pewayangan Bima Bungkus(B) dengan benar(D) dan benalar kritis menggunakan media Google Sites(PPP) (TPACK)
2.Peserta didik(A) secara berkelompok menggunakan media padlet(C) sesuai dengan gaya belajarnya mampu menceritakan kembali isi dan amanat piwulang dari cerita wayang Bima Bungkus (P5) menggunakan bahasa Jawa(B) dengan tepat(D) dan bernalar kritis.(PPP) (TPACK)

KEGIATAN PENDAHULUANWAKTU
1.Guru membuka pelajaran dengan Salam, berdoa untuk memulai pembelajaran, guru mengecek kehadiran peserta didik (presensi).
2.Guru memberikan motivasi kepada perserta didik (tepuk semangat)
3.Guru mengaitkan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan kegiatan pembelajaran sebelumnya yaitu Aksara Jawa (Apersepsi)
4.Peserta didik diberikan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi   yang akan dipelajari (pertanyaan pemantik) (comunicative)
5.Guru memberikan tes diagnostik awal kepada peserta didik media word wall. Link : https://wordwall.net/resource/62919221/lakon-wayang-mahabarata  
6.Peserta didik diberikan penjelasan tujuan pembelajaran yang akan dicapai yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
7.Peserta didik diberikan gambaran cakupan materi dan penilaian.
8.(Diferensiasi proses) Sebelum mengarah kegiatan pembelajaran, guru melakukan pemetaan kebutuhan belajar dan minat belajar.15 menit

SINTAK MODEL PEMBELAJARAN/ KEGIATAN PEMBELAJARANWAKTU
Kegiatan Inti (Model Pembelajaran  (Problem Based learning (PBL)
1.Fase 1: Mengorientasikan peserta didik pada masalah
a.Guru memberikan arahan kepada peserta didik untuk membuka aplikasi Google Sites https://sites.google.com/view/xwayang/halaman-muka secara mandiri.
b.Peserta didik mengamati video cerita wayang Bima Bungkus  https://www.youtube.com/watch?v=6JU9gqisj34  dengan penuh tanggung jawab (tanggung jawab, mengamati, literasi) secara mandiri(PPP) dalam panduan guru. (TPACK)
c.Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik menanyakan hal yang sesuai dengan permasalahan yang disajikan. (Colaborative)
seperti:
1.Sinten menika ingkang kajuluk ce jabang bayi?
2.Wonten pundhi ce jabang bayi menika kang diguwak?
2.Fase 2: Mengorganisasikan kerja peserta didik
a.Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok 9 kelompok diskusi dengan memperhatikan gaya belajar peserta didik sehingga terbentuk kelompok-kelompok yang heterogen.
b.(Diferensiasi proses dan diferensiasi konten) Guru meminta peserta didik untuk membuka media Google Sites https://sites.google.com/view/xwayang/halaman-muka guru sudah menyiapkan materi sesuai dengan gaya belajar peserta didik (auditori, visual, kinestik) secara berkelompok
c.Guru meminta peserta didik untuk mencari tahu siapa saja kah tokoh-tokoh pewayangan dalam video, gambar maupun cerita wayang Bima Bungkus sesuai dengan gaya belajar peserta didik secara bergotong royong (PPP)
3.Fase 3: Melakukan penyelidikan atau penelusuran untuk menjawab permasalahan
a.(Diferensiasi konten) Guru memberikan LKPD https://www.liveworksheets.com/w/id/bahasa-jawa/7284643 kepada peserta didik pada setiap kelompok dan peserta didik melakukan diskusi kelompok masing- masing untuk dapat mengidentifikasi tokoh pewayangan siapa saja yang ada dalam cerita Bima Bungkus.
b.(Diferensiasi konten) Guru memberikan LKPD https://www.liveworksheets.com/w/id/bahasa-jawa/7284643 kepada peserta didik pada setiap kelompok dan peserta didik melakukan diskusi kelompok masing- masing untuk dapat menceritakan kembali cerita wayang dan mengambil amanat dan piwulang dalam cerita.
c.Guru memantau jalannya diskusi dan memantau aktivitas peserta didik.
4.Fase 4: Menyusun hasil karya dan mempresentasikannya
a.Peserta didik menyajikan hasil diskusi tersebut ke dalam LKPD https://www.liveworksheets.com/w/id/bahasa-jawa/7284643 dan siap untuk dipresentasikan. (Kritis, kreatif)
b.Guru mempersilahkan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi dan Peserta didik diminta untuk memberikan tanggapan kepada kelompok lain melalui media padlet  https://padlet.com/angellyetta15_/kelas-x_7-fjp1vkiegdaidjb5  (Critical Thinking )
c.Guru memberikan penilaian kepada peserta didik dalam menyusun hasil karya dan presentasi.  

5.Fase 5 : Melakukan evaluasi dan refleksi proses dan hasil penyelesaian masalah
a.Guru mengajak Peserta didik untuk mengapresiasi pendapat atas presentasi kelompok hari ini melalui media padlet https://padlet.com/angellyetta15_/kelas-x_7-fjp1vkiegdaidjb5    (Communication)
b.Peserta didik menanggapi hasil paparan kelompok secara bergantian melalui media padlet https://padlet.com/angellyetta15_/kelas-x_7-fjp1vkiegdaidjb5 . (Critical Thinking )
60Menit

KEGIATAN PENUTUPWAKTU
1.Peserta didik bersama guru membuat kesimpulan mengenai materi wayang
2.Secara mandiri peserta didik mengerjakan soal post test sebagai penilaian aspek pengetahuan dengan jujur melalui link quizizz: https://quizizz.com/pro/join/quiz/6543c1cb1e6160539428f2bf/start?studentShare=true (TPACK)
3.Peserta didik bersama guru melakukan refleksi mengenai kegiatan  pembelajaran hari ini.  Pripun pasinauan materi wayang dinten menika? remen mboten? nyenengake mboten? link menti.com:  https://www.menti.com/alfnd7i42fuq
4.(Berdeferensiasi Produk) Guru memberikan (RTL) tugas individu kepada peserta didik, peserta didik membuat simpulan tentang materi yang disampaikan hari ini sesuai dengan gaya belajarnya. Contoh : Auditori (membuat video), Kinestetik ( Pohon Pintar), Visual (Mind Maping). Pengumpulan RTL pada media Padlet.
5.Peserta didik bersama guru mengakhiri pembelajaran dengan doa dan salam15 menit

D.Alat dan Instrument
Alat yang digunakan dalam dalam proses pembelajaran :
1.Media : Google Sites, Power point, word wall, padlet, livewoorksheet, Quizizz, mentimeter
2.Alat : Ruang kelas, LCD proyektor, laptop, HP, koneksi Internet, Bahan Ajar.
3.Sumber Bahan Ajar: Modul Ajar kelas X, Buku Cetak Gayeng Jawa Kelas X, Video YoutubeLCD, Laptop, HP, LKPD.
Instrument yang digunakan dalam best practice ini ada 3 macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi, (b) instrumen untuk melihat hasil belajar aspek pengetahuan melalui quizizz, dan (c) instrument untuk melihat hasil belajar aspek keterampilan melalui tes tulis dan demontrasi.

E.Waktu dan Tempat Kegiatan
Best Practice ini dilaksanakan pada 20 November 2022 bertempat di SMA Negeri 5  Purworejo secara tatap muka.

F.Hasil
Hasil yang dapat dilaporkan dari Best Practice ini sebagai berikut:
1.Proses pembelajaran Materi wayang khususnya pada materi nyemak cerita wayang "Bima Bungkus" berlangsung secara aktif dan menyenangkan. Peserta didik sangat antusias serta aktif dalamp embelajaran. Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) memberikan ruang kepada siswa agar bisa lebih aktif dan ekspresif. Sehingga siswa lebih mudah dalam mengorientasikan permasalahan hingga menyelesaikan bahan bacaan yang diberikan oleh guru.
2.Pembelajaran materi nyemak cerita wayang juga disertai media padlet yang didalam memuat LKPD dalam bentuk liveworksheet pertanyaan seputar materi yang dikemas dalam LKPD dan disiskusikan melalui media padlet sebagai wadah diskusi peserta didik, sehingga pembelajaran menjadi menarik serta peserta didik menjadi senang. Guru mengubah yang tadinya presntasi peserta didik maju kedepan kelas ini peserta didik langsung diksusi dan bertanya jawab antar kelompok memberikan komentar dan nilai lewat media padlet jadi pembelajaran mengasyikan dan peserta didik lebih aktif dalam diskusi.
3.Pembelajaran materi nyemak cerita wayang juga disertai media quizizz yang didalam memuat pertanyaan seputar materi yang dikemas seperti game sehingga pembelajaran menjadi menarik serta peserta didik menjadi senang.
4.Penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based Learning) dan juga media GOES (Google-sites) meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis tokoh-tokoh wayang "Bima Bungkus" isi amanat dan piwulang cerita secara signifikan.

G.Masalah Yang Dihadapi
Masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran ini yakni:
1.Masih ada peserta didik yang masih cenderung malu dan kurang percaya diri dalam memberikan tanggapan kepada hasil perkerjaan kelompok lain, masih adanya peserta didik yang kurang aktif dalam diskusi.
2.Kendala yang lainnya kendala sinyal HP peserta didik sehingga ketika dalam proses mengerjakan pre test dan post test ada beberapa peserta didik yang mengalami kesulitan dan tertinggal dari teman-teman yang lainnya.
3.Peserta didik merasa kebingungan ketika menggunakan banyak media dalam pembelajaran.
4.Peserta didik memahami dan mempelajari penggunaan media Google-Sites
5.Peserta didik dituntun untuk bisa berinovasi dalam hal mengerjakan tugas kelompok menggunakan media LKPD liveworksheet yang mereka baru lakukan.
6.Peserta didik terarah ketika guru menerapkan model Pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
7.Peserta didik mengerjakan soal Pre-test menggunakan media Word Wall untuk mencari mana jawaban yang sesaui dengan tokoh dan nama wayang, disini peserta didik dituntun sabar ketika jaringan sinyal data atau handphone tidak sesuai dengan yag diharapkan (lemod) dan begitu juga ketika peserta didik dalam hanya menggunakan media quizizz
8.Peserta didik mulai terarah dengan pembelajaran PBL (Problem Based Learning) yang disajikan guru sesuai dengan sintak-sintaknya
9.Peserta didik juga sudah terlihat aktif dalam hal menggunakan media padlet sebagai metode diskusi dan tanya jawab.

H.Cara Menghadapi Masalah
Agar peserta didik tidak kesulitan dalam pembelajaran materi wayang yakni guru perlu memberikan motivasi agar peserta didik bisa paham dan juga bisa memahami materi secara individu dengan baik dan benar. Guru harus memberikan semangat kepada siswa agar lebih termotivasi untuk belajar serta tumbuh rasa percaya diri dalam memberikan pendapat kepada hasil kelomok temannya.
Pembelajaran online dengan pemanfaatan GOES (Google-Sites) dengan menggunakn Model PBL yang juga disertai dengan metode pembelajaran seperti tanya jawab, diskusi, dan presentasi yang dilakukan sebagai fasilitas belajar peserta didik dalam proses memahami pelajaran yang disampaikan guru. Namun inovasi pembelajaran ini, tentu masih memiliki beberapa kekurangan dan perlu diperbaiki agar memberi dampak yang lebih efektif dan efisien lagi kepada peserta didik.
Secara keseluruhan dari hari kegiatan pembelajaran yang sudah saya laksanakan dari kegiatan simulasi hingga terlaksanannya kegiataan pembelajaran materi nyemak cerita wayang "Bima Bungkus" sudah berjalan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik kelas X-7 SMA Negeri 5 Purworejo. Maupun banyak terjadi beberapa kendala di awal kegiatan, menjadikan koreksi saya sebagai guru dalam mempersiapkan materi, model hingga metode yang sesuai dengan peserta didik saya. Sebagai seorang guru memiliki tanggung jawab untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna, kreatif dan inovatif. Oleh karena itu seorang guru harus meningkatkan ketrampilan dan belajar untuk memahami kebutuhan peserta didik serta mengikuti perkembangan zaman.

BAB IV
KESIMPULAN

A.Simpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
1.Pembelajaran dengan media GOES (Google Sites) dengan model PBL (Problem Based Learning) dan metode diskusi, presentasi, tanya jawab dan unjuk kerja layak dijadikan model pembelajaran materi cerita wayang pada mata pelajaran Bahasa Jawa, karena dapat meningkatkan ketrampilan siswa dalam menganalisis tokoh-tokoh wayang isi, amanat dan piwulang cerita wayang mengalami peningkatan yang signifikan.
2.Media-media pembelajaran yang ada dalam GOES (Google Sites) sangat menarik perhatian siswa, sehingga siswa lebih mudah dalam pembelajaran menjadi terpusatka kepada peserta didik.
3.Penyusunan perangkat pembelajaran secara tepat dan sistematis, serta memasukkan teknologi dalam pembelajaran seperti canva presentation, word wall, live worksheet, quizizz, mentimeter, padlet dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam materi wayang.

B.Rekomendasi
Berdasarkan hasil best practice pada pembelajaran materi wayang khususnya dalam nyemak cerita wayang "Bima Bungkus" menggunakan media GOES (Google Sites), berikut disampaikan rekomendasi yang relevan:
1.Guru seharusnya tidak hanya mengacu pada materi yang ada dibuku pegangan saja akan tetapi juga harus berani melakukan inovasi dan kreatifitas pembelajaran yang kontekstualsesuai dengan latar belakang peserta didikdansituasi serta kondisi sekolahannya. Hal iniakan membuat pembelajaran lebihmenyenangkan dan tujuan pembelajaran bisa terlaksana secara maksimal.
2.Peserta didik diharapkan lebih termotivasi dalam belajar agar penerapan metode pembelajaran dan media pembelajaran yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik bisa berjalan dengan baik sesuai dengan harapan.
3.Sekolah, terutama kepala sekolah serta komponen didalamnya dapat mendorongbguru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada pesertabdidik dengan menggunakan model dan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, dan memanfaatkan media pembelajaran untuk menumbuhkan motivasi belajar pada peserta didik. Serta dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang proses pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun