Mohon tunggu...
Angelita Zefanya J
Angelita Zefanya J Mohon Tunggu... Lainnya - Student

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAJY'19

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Demonstrasi sebagai Budaya Kolektivisme dan Future Orientation

11 Oktober 2020   16:26 Diperbarui: 11 Oktober 2020   16:30 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analisis nilai komunikasi antar budaya terhadap aksi unjuk rasa yang dilakukan bukan hanya terbatas terhadap demonstrasi pembatalan Omnibus Law, tetapi melebihi hal tersebut. Aksi unjuk rasa sebagai pemberian aspirasi rakyat memang sudah menjadi budaya dari negara Indonesia. 

Sekali lagi perlu ditegaskan, penjelasan mengenai demonstrasi tidak selalu berkaitan dengan tindakan anarkis yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab. Demonstrasi pada hakikatnya adalah bentuk perjuangan rakyat agar aspirasi mereka dapat diterima oleh pemerintah. Tindakan-tindakan tidak bertanggung jawab seperti yang dilakukan oleh oknum-oknum yang merusak fasilitas umum, seharusnya bukan menjadi sesuatu hal yang diindahkan setiap kali rakyat menyuarakan hak mereka.

Referensi:

Samovar, L.A, Porter, R. E, McDaniel. E. R, Roy, C. S. (2017). Communication Between Cultures. Boston: Cengage Learning US.

Virinianita, R. (2008). Partsipasi Buruh dalam Aksi Unjuk Rasa. Jurnal Transdisiplin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusia, 2(3), 321-336.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun