Mohon tunggu...
Angelita Shinta
Angelita Shinta Mohon Tunggu... Mahasiswa - universitas diponegoro

saya mahasiswa universitas diponegoro jurusan fisika angkatan 2020

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melawan Kanker Payudara, Menggenggam Peluang Hidup: Upaya Mencegah dan Menangani Kanker Payudara

5 Agustus 2023   12:26 Diperbarui: 5 Agustus 2023   19:57 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa Klampok, Kecamatan Wanasari, Kabuparen Brebes (12/07/2023). Kanker merupakan penyakit yang timbul akibat pertumbuhan sel-sel yang tidak normal di dalam tubuh, menyebabkan kelainan dan kerusakan pada jaringan lunak di sekitarnya. Berdasarkan Global burden of cancer (Globocan) dari International Agency for Research on Cancer yang berhubungan dengan World Health Organization (WHO), data pada tahun 2020 mencatat bahwa jumlah kasus kanker di seluruh dunia mencapai 19,3 juta kasus, dengan jumlah kematian mencapai 10 juta jiwa. Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling umum diderita oleh manusia, mencatat presentase kasus sebesar 11,7% (Fitria Melani, 2023).

Kanker payudara adalah kanker dengan kasus terbesar nomor satu di Indonesia. Terjadi ketika sel-sel pada jaringan yang terdapat pada payudara membelah dan tumbuh dengan tidak baik. Kanker payudara umumnya banyak diderita oleh wanita berusia lanjut. Tapi tidak bisa dipungkiri kanker payudara dapat dideritai wanita muda pula. Meskipun kanker payudara dapat terjadi pada usia berapa pun, namun risiko yang lebih tinggi biasanya terjadi setelah wanita mencapai usia tertentu. 

Menurut statistik, sebagian besar kasus kanker payudara terjadi pada wanita yang berusia di atas 50 tahun. Kanker payudara menjadi lebih umum seiring dengan bertambahnya usia, dan risiko yang paling tinggi terjadi pada wanita yang berusia di atas 60 tahun. 

Faktor Resiko Kanker Payudara sendiri meliputi; Usia, Riwayat keluarga (Wanita yang memiliki kerabat tingkat pertama (ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan) dengan kanker payudara memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit ini). Mutasi genetik (Mutasi yang diturunkan pada gen tertentu, seperti BRCA1 dan BRCA2, dapat meningkatkan risiko kanker payudara). 

Riwayat reproduksi (Wanita yang mulai menstruasi pada usia dini, memiliki anak pertama pada usia lanjut, atau tidak pernah memiliki anak memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara). Terapi hormon yang menggabungkan estrogen dan progesteron untuk mengatasi gejala menopause dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan konsumsi alkohol.

Upaya pencegahan dan pengobatan kanker payudara menjadi sangat penting untuk memberikan dukungan bagi para wanita. Dengan melakukan teknik SADARI. Teknik Sadari adalah singkatan dari "Sadari Payudara" atau "Periksa Payudara Sendiri". Ini adalah metode sederhana yang dilakukan oleh wanita untuk memeriksa dan mengamati perubahan pada payudara mereka sendiri secara rutin. Tujuan dari teknik sadari adalah untuk mendeteksi dini adanya benjolan, perubahan bentuk, atau gejala lain yang mencurigakan yang dapat menjadi tanda awal kanker payudara.

  • Lepas pakaian atas, berdiri depan cermin, simpan kedua tanagn dibawah dan perhatiakn payudara secara seksama didepan cermin 
  • Pastikan payudara tidak ada perubahan bentuk, ukuran, luka lecet, memar, dan kebiruan
  • Angkat kedua tangan diatas perhatikan apakah ada tarikan dan kerutan di sekitar kulit payudara
  • Angkat salah satu tangan, menggunakan jari dari arah ketiak memutar keseluruh bagian payudara hingga ke arah aerola pastikan tidak ada benjolan, setelah itu tangan yang satunya 
  • Pastikan tidak ada cairan yang keluar dari puting selain air susu dgn cara menekan daerah aerola, jika ada pengeluaran warna putih, hijau, darah maka dicurigai adanya kanker 

Pengobatan kanker payudara dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan bedah, kemoterapi, brachterapi dan radioterapi. Semua cara pengobatan kanker payudara memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Oleh karena itu, Mahasiswa KKN Tim II Universitas Diponegoro tergerak untuk melaksanakan program kerja berupa sosialisasi mengenai pentingnya pencegahan dan pengobatan kanker payudara pada ibu-ibu di Desa Klampok. 

Pelaksanaan program kerja sesuai dengan salah satu tema KKN Universitas Diponegoro yaitu SDG's (Sustainable Development Goals) diharapkan hasil dari program kerja ini dapat bermanfaat bagi warga Desa Klampok khususnya kepada para ibu-ibu yang ada di Desa Klampok.

Sosialisasi pencegahan dan pengobatan kanker payudara pada ibu-ibu di Desa Klampok sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang penyakit ini. Melalui pendekatan holistik yang mencakup deteksi dini, gaya hidup sehat, dan akses ke pelayanan kesehatan, diharapkan lebih banyak nyawa dapat diselamatkan dan kualitas hidup para penderita dapat ditingkatkan. Kolaborasi dan komitmen bersama dari seluruh komunitas di desa ini akan menjadi kunci dalam menghadapi tantangan kanker payudara dan mencapai kesehatan yang lebih baik. 

Penulis:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun