Mohon tunggu...
Angelique Cathleen Liandi
Angelique Cathleen Liandi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknologi Pangan Unika AtmaJaya

Mahasiswa Teknologi Pangan yang suka membuat inovasi dan belajar tentang hal baru!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal lebih dalam tentang hubungan senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan pada genotipe buah dan daun Raspberry dengan penanda marker SSR

18 November 2022   19:28 Diperbarui: 18 November 2022   19:32 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

           Gambar 1  Buah Raspberry

           Sumber: ilsentierosas.it

Mendengar buah Raspberry, apa yang pertama kali terlintas di pikiran kalian? Beberapa dari kalian mungkin akan menjawab penampakan buahnya yang unik dan berwarna-warni, atau rasanya yang manis dan sedikit masam, bahkan mungkin kalian akan mengkaitkan buah ini dengan buah beri lain seperti stroberi. Tentu, buah Raspberry sudah tidak asing lagi bagi kita. Penampilan dari buah Raspberry yang unik membuatnya mudah dikenali dari buah-buah lain, serta aroma maupun rasanya yang enak dan menyegarkan membuat buah yang satu ini kerap dikonsumsi baik secara langsung maupun diolah sebagai bahan pangan.

Tidak hanya itu, alasan lain dibalik kepopuleran buah Raspberry yang tidak kalah dengan buah lainnya adalah antioksidan yang tinggi. Selain antioksidan, buah Raspberry juga memiliki kandungan nutrisi berupa vitamin, mineral, asam organik, karotenoid yang tinggi, membuat buah Raspberry sangat cocok dikonsumsi untuk kesehatan.

Sebenarnya, rahasia dibalik khasiat antioksidan yang tinggi ini ada pada kandungan senyawa bioatktifnya. Pada dasarnya, buah Raspberry memiliki kandungan senyawa bioaktif terutama senyawa fenolik seperti antosianin dan elagitanin yang tinggi. Tapi, sebelumnya apa sih senyawa fenolik? Senyawa fenolik merupakan senyawa metabolit sekunder yang paling umum ditemukan pada tanaman. Ketika dikonsumsi, senyawa fenolik seperti polifenol dapat menghindari tubuh dari stres oksidatif serta mencegah berbagai penyakit seperti kardiovaskular, kanker, dan inflamasi.

Akan tetapi, ternyata senyawa tersebut tidak hanya ditemukan di buah Raspberry saja loh, tahukah kalian bahwa daun Raspberry juga kaya akan senyawa fenolik? Hal ini tentunya dapat membuka kesempatan untuk mengeksplorasi tidak hanya buah, melainkan daun Raspberry di berbagai bidang pangan dan kesehatan. Meskipun demikian, kandungan senyawa bioaktif dan konsekuensinya, aktivitas antioksidan ternyata dipengaruhi genetik, loh! Jadi, tidak semua jenis Raspberry yang kalian temukan memiliki aktivitas yang sama.

Hal tersebut didasari oleh Lebedev et al. 2022 yang melakukan penelitian terhadap kadar senyawa fenolik dan antioksidan pada tanaman Raspberry merah yang berasal dari kultivar berbeda. Pada penelitiannya, mereka ingin mengetahui pengaruh genetik kultivar Raspberry yang berbeda-beda terhadap produksi senyawa fenolik, flavonoid, dan antosianin, serta aktivitas antioksidan yang dihasilkan melalui marker (penanda) SSR dan pengujian kadar ketiga senyawa tersebut serta pengujian aktivitas antioksidan.

Tapi tunggu dulu, sebelumnya apa sih marker SSR? Marker SSR (simple sequence repeats) pada dasarnya adalah suatu jenis urutan DNA yang berulang berukuran 6-10 bp dan dapat ditemukan di sebagian besar materi genetik tanaman. Dengan melakukan analisis terhadap marker SSR, suatu informasi genetik spesifik mengenai tanaman dapat diketahui, sehingga kita dapat melakukan pemetaan genetik dan mengetahui lebih lanjut mengenai diversitas tanaman berdasarkan informasi genetiknya. Pada penelitian yang dilakukan Lebedev et al. 2022, analisis marker SSR dilakukan terhadap gen yang terlibat dalam biosintesis senyawa flavonoid.

Sebelum kita bahas lebih lanjut, tentu ada beberapa kata ilmiah yang harus kalian ketahui, yaitu genotipe, lokus, dan alel. Pada dasarnya, genotipe merupakan sebuah keseluruhan gen, sedangkan lokus merupakan bagian dari genotipe yang berisi DNA dari suatu makhluk hidup, misalnya tanaman Raspberry. Pada buah Raspberry, alel sendiri adalah variasi gen yang dimiliki oleh buah, alel ini menyatakan bahwa variasi gen yang kita miliki itu terkadang bisa sama dengan makhluk lain. Jadi kalau alel A terdapat sebanyak 7 alel, hal tersebut menggambarkan alel A memiliki kesamaan variasi gen dengan 7 makhluk lainnya.


            

messageimage-1668774279316-637779a04addee1c406066d5.jpg
messageimage-1668774279316-637779a04addee1c406066d5.jpg
                        

               Gambar 2

               Sumber: Lebedev et al. 2022

Sekarang, pemetaan genetik 24 genotipe tanaman Raspberry merah dari analisis SSR marker yang dilakukan pada penelitian dapat digambarkan melalui pohon filogenetika (Gambar 2). Berdasarkan pohon filogenetik tersebut, terlihat 5 kluster yang terbentuk (ditandai dengan warna merah, jingga, hijau, biru, dan ungu), dan semakin jauh jarak antar cabang, maka semakin jauh kekerabatannya. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya genotipe dari beberapa kultivar Raspberry merah memiliki kekerabatan yang saling berdekatan, misalnya antara kultivar Polka, Polana, dan Polesie. Karenanya, keragaman yang dimiliki juga tidak banyak. Meskipun demikian, terdapat lokus RiMY01 yang memiliki keragaman tertinggi dengan 7 alel. Hal ini berkaitan dengan faktor transkripsi MYB yang mampu meningkatkan atau menghambat pembuatan senyawa flavonoid dan antosianin. Dengan demikian, terdapat korelasi yang sangat kuat antara keragaman genetik dengan total kandungan fenolik, flavonoid, dan antosianin.

Jika dibahas lebih lanjut, keragaman tanaman Raspberry merah yang berbeda dapat menyebabkan karakteristik dari masing - masing kandungan senyawa yang berbeda. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, ternyata dengan memiliki sebuah gen yang berbeda, komposisi serta kandungan yang dimiliki akan berbeda. Hal ini mempengaruhi kandungan senyawa fenolik, flavonoid dan juga antosianin yang dimiliki oleh buah Raspberry sehingga ketika dilakukan uji terhadap variasi 1 gen akan memberikan hasil yang berbeda. Sebagai contoh, secara garis besar tanaman yang berasal dari hybrid Silvan memiliki karakteristik terbaik jika dibandingkan dengan kultivar lainnya. Namun hal tersebut hanya berlaku pada total kandungan fenolik dan antosianin, sedangkan pada total kandungan polifenol tidak terdapat perbedaan yang terlalu signifikan dengan kultivar lainnya.

Selain itu, terdapat pengujian lain yang dilakukan pada penelitian Lebedev et al. 2022, yaitu korelasi hubungan antara waktu panen dengan daun buah Raspberry yang berbeda - beda gen. Pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil panen tiap musim dengan mengambil daun muda pada buah Raspberry. Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata tidak terdapat perubahan yang signifikan pada total kandungan fenolik dan flavonoid pada 12 genotipe. Untuk 12 genotipe lainnya, ditemukan perbedaan terhadap kandungan total fenolik, flavonoid dan aktivitas dari antioksidan buah Raspberry pada masa pemanenan yang berbeda. Menurut Lebedev et al. 2022, berdasarkan penelitian yang dilakukan pada beberapa gen, secara garis besar waktu terbaik untuk pengambilan buah maupun daun Raspberry dilakukan pada masa pematangan buah sedangkan untuk beberapa kultivar lainnya dilakukan pada masa yang berbeda. Dengan mengetahui hal tersebut, kita dapat mengoptimasi waktu panen Raspberry untuk mendapatkan jumlah senyawa bioaktif yang terbaik.

Lantas, bagaimana dengan daun Raspberry? Nah, daun tanaman Raspberry ternyata juga punya peranan penting loh, karena daun Raspberry dapat bertindak sebagai bahan baku untuk ekstraksi polifenol yang dapat dimanfaatkan di berbagai bidang kesehatan dan pangan. Menurut penelitian yang dilakukan Lebedev et al. 2022, ditunjukkan bahwa pengaruh genotipe yang berbeda dapat berdampak pada kadar senyawa fenolik yang terkandung di daun. Meskipun demikian, ternyata senyawa fenolik yang dihasilkan terutama flavonoid merupakan kontributor terbesar terhadap aktivitas antioksidan yang dihasilkan pada daun Raspberry.

Selain itu, menariknya adalah total senyawa fenolik dan flavonoid yang terkandung pada daun Raspberry ternyata lebih banyak 1.5 kali lipat dibandingkan dengan jumlah senyawa yang ditemukan pada buah. Perbedaan ini dapat juga disebabkan oleh adanya senyawa gula yang terdapat dalam buah, sehingga dapat mengurangi senyawa fenolik di dalamnya. Aktivitas antioksidan yang terkandung dalam daun Raspberry juga sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan yang terkandung dalam buah Raspberry. Mengejutkan, bukan? Ternyata selama ini daun Raspberry juga memiliki segudang manfaat. Mungkin setelah kalian tahu hal tersebut, daripada membuang daunnya kalian dapat memanfaatkan daun Raspberry juga. Fun fact lainnya dari daun Raspberry adalah ternyata pada daun Raspberry tidak ada kandungan antosianin sama sekali, loh! Hal ini dikarenakan antosianin merupakan molekul pigmen utama yang memberikan warna pada berbagai buah dan tanaman, termasuk Raspberry. Jadi, warna cerah yang dapat kita lihat dari buah Raspberry ini sebenarnya berasal dari antosianin loh!


Nah, membahas tentang senyawa fenolik pasti harus membahas pentingnya senyawa polifenol. Seperti yang sudah disinggung sedikit di awal, senyawa fenolik itu dapat digunakan sebagai senyawa aditif dalam makanan, pakan, nutraseutikal, dan farmasi. Hal ini disebabkan karena senyawa polifenol memiliki aktivitas antioksidan yang dapat menetralkan senyawa radikal bebas. Pada dasarnya, radikal bebas merupakan molekul yang memiliki setidaknya satu elektron yang tidak berpasangan, sehingga menjadi tidak stabil dan reaktif. Karenanya, mereka akan menyerang molekul lain untuk menetralkan dirinya, tapi molekul yang diserang ini akan menjadi tidak stabil juga menghasilkan suatu reaksi berantai yang tidak terhenti. Kandungan radikal bebas dalam tubuh tidak baik karena dapat menyebabkan kerusakan sel dan perubahan urutan DNA (mutasi) yang tidak diinginkan.

Oleh karena itu, untuk mengatasinya dibutuhkan senyawa yang dapat bertindak sebagai penetral, umumnya dengan mendonorkan atom hidrogen atau elektron pada senyawa radikal bebas. Akan tetapi, senyawa pendonor tersebut harus tetap stabil bahkan setelah mendonorkan atom atau elektronnya. Disinilah antioksidan berperan, mereka mempunyai struktur cincin benzena yang dapat menstabilkan senyawa antioksidan setelah bereaksi dengan senyawa radikal bebas, seperti asam galat (Gambar 3). Pada buah Raspberry, senyawa fenolik yang berperan sebagai antioksidan adalah flavanols hydroxycinnamic acids, hydroxybenzoic acids, dan antosianin.

messageimage-1668774358021-637779e05479c345bc601b12.jpg
messageimage-1668774358021-637779e05479c345bc601b12.jpg
           Gambar 3

           Sumber:  Zeb 2020

 Jadi, berdasarkan apa yang sudah dibahas sebelumnya, apa yang dapat disimpulkan? Tentunya, yang bisa kita ketahui dari apa yang telah dibahas adalah dengan mengetahui keragaman genetik dari berbagai kultivar tanaman Raspberry, kita dapat mengidentifikasi kultivar mana yang menghasilkan karakteristik kandungan senyawa serta aktivitas antioksidan yang terbaik, sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengoptimasi pembiakan tanaman Raspberry sehingga memiliki nilai kesehatan dan nutrisi lebih baik. Selain itu, kita dapat mengetahui pengaruh berbagai musim panen terhadap kandungan senyawa fenolik, flavonoid, dan aktivitas antioksidan pada tanaman Raspberry, sehingga memungkinkan kita dalam memilih periode panen terbaik ketika daun memiliki kandungan senyawa bioaktif tertinggi.

Terakhir, perlu diketahui ya teman -- teman, bahwa penelitian yang menggunakan marker, terutama marker spesifik seperti marker SSR akan membutuhkan biaya yang sangat banyak dan waktu yang panjang. Akan tetapi, dengan melihat sebuah senyawa dengan marker ini terdapat banyak sekali hal yang bisa kita dapatkan dan ketahui, mulai dari kandungan hingga pengaplikasiannya untuk menghasilkan tanaman yang lebih baik.

Daftar Pustaka

Fanshuri BA, Triasih U, Agustina D, Honestin T. 2021. Raspberry. 100(1): 189-206.

Lebedev VG, Lebedeva TN, Vidyagina EO, Sorokopudov VN, Popova AA, Shestibratov KA. 2022. Relationship between phenolic compounds and antioxidant activity in berries and leaves of raspberry genotypes and their genotyping by SSR markers. Antioxidants. 11(1961): 1-19.

Zeb A. 2020. Concept, mechanism, and applications of phenolic antioxidants in foods. Journal of Food Biochemistry. 13394: 1-22.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun