Mohon tunggu...
Angeline Sheril
Angeline Sheril Mohon Tunggu... Musisi - Angeline

siswi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kanker Akibat Transplantasi Organ, Kok Bisa?

7 Oktober 2019   20:32 Diperbarui: 7 Oktober 2019   20:36 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Para peneliti telah mencari tahu lebih dalam dan membuktikannya bahwa penerima organ transplantasi ini memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena kanker. Akan muncul banyak pertanyaan bagaimana bisa transplantasi organ beresiko kanker? Transplantasi itu sendiri merupakan suatu proses pemindahan organ dari satu tubuh ke tubuh lainnya. Setiap manusia memiliki sistem kekebalan tubuh yang berbeda-beda. 

Respon yang diberikan oleh tubuh mereka juga pasti akan berbeda. Hal ini yang mungkin menjadi salah satu faktor resiko terkena kanker akibat transplantasi organ. Sebelum dilakukannya operasi transplantasi organ ini, perlu dilakukan sterilisasi pada alat yang akan digunakan serta sterilisasi pada tim dokter yang akan melakukan operasi tersebut. Bila sterilisasi tidak dilakukan dengan sempurna, maka virus yang menempel pada alat serta manusia akan menimbulkan penyakit. 

Eric Engles, kepala penelitian dari Institut Kanker America mengatakan bahwa resiko terkena kanker terhadap penerima dapat terjadi selama setahun setelah transplantasi dilakukan. Kanker terkadang muncul di organ yang mengalami transplantasi.

Di Indonesia juga telah terjadi persebaran virus kanker melalui transplantasi organ. Pemeriksaan yang tidak sempurna terhadap pendonor maupun penerima juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab kanker. 

Bahkan, tidak hanya terkena terkena kanker, tetapi juga bisa berakibat fatal alias maut. Salah satunya yang terjadi pada 3 orang perempuan penerima transplantasi organ dari pendonor yang sama. Mereka meninggal dunia dikarenakan kanker payudara yang menyerang setelah mereka melakukan operasi organ ini. Pendonor organ tersebut merupakan seorang perempuan dengan usia 53 tahun yang meninggal dunia pada tahun 2007 akibat mengidap penyakit stroke.

Perempuan berhati mulia ini, menyumbangkan ginjal, paru-paru, jantung, dan livernya untuk pasien lainnya agar dapat bertahan hidup. Hal yang disayangkan adalah, tim dokter tidak mengambil sampel sel kanker di sekitar organ vital perempuan tersebut. Maka virus yang ada di tubuh wanita tersebut dapat berkembang di tubuh yang baru. 

Tidak menutup kemungkinan bahwa transplantasi organ hanya terjadi pada orang dewasa. Justru kanker pada anak lebih mungkin terjadi bila pernah melakukan transplantasi organ. Para ahli dari National Cancer Institute telah membuktikan bahwa anak-anak yang pernah melakukan / menerima transplantasi organ, memiliki resiko tinggi untuk terkena penyakit kanker. Karena organ tubuh pada anak belum bekerja secara sempurna. Kekuatan tubuh anak-anak dengan orang dewasa tentu saja berbeda.

Salah satu transplantasi yang juga sering dilakukan adalah transplantasi jantung. Meskipun operasi ini dilakukan dengan menggunakan teknologi canggih dan tingkat keberhasilan yang tentunya semakin tinggi, bukan berarti proses ini tidak beresiko. Salah satu resiko yang mungkin terjadi adalah kanker. Transplantasi jantung atau yang kita kenal dengan cangkok jantung ini bisa meningkatkan potensi kanker. Obat-obatan yang dikonsumsi seperti imunosupresan, dapat mengakibatkan sistem kekebalan tubuh menurun. Kanker yang paling beresiko adalah kanker limfoma non-Hodgkin, karena kanker tersebut bisa tumbuh saat pengobatan pascatransplantasi jantung berlangsung.

Transplantasi organ yang sering dianggap sebagai penolong dalam mempertahankan nyawa seseorang bukan merupakan sesuatu yang sepenuhnya benar. Seperti kasus-kasus yang telah dibahas diatas, banyak orang yang terkena kanker setelah melakukan transplantasi tersebut. Tidak mudah untuk melakukan operasi tersebut. Banyak syarat rumit yang harus dipenuhi sebelum melakukannya. Kondisi fisik yang sehat dan tidak menderita penyakit, sehat secara kejiwaan dan usia pendonor lebih dari 18 tahun dan kurang dari 65 tahun. Akan terdapat formulir persetujuan tindakan medis untuk menjaga hak yang dimiliki setiap manusia. Segala hal yang terjadi di Negara kita didasari dengan hukum dan HAM ( Hak Asasi Manusia ). 

Perdagangan organ dengan tujuan transplantasi organ bila dilihat dari perspektif hukum, dapat menerima hukuman pidana. Dengan diijinkannya transplantasi organ menjadi salah satu alternatif penyembuhan, peluang terjadinya perdagangan organ semakin meningkat. Peraturan yang isinya menyangkut larangan perdagangan organ tubuh untuk tujuan transplantasi, telah terdapat dalam peraturan perundang-undangan. Antara lain, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 yang isinya tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dan dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 yang isinya mengenai kesehatan. Bila dilihat dari perspektif yang berbeda, transplantasi organ tidak sepenuhnya mengandung manfaat bagi tubuh manusia. Melainkan, bisa juga membawa dampak buruk seperti salah satunya kanker.

Daftar Pustaka :
1.Samiadi, Lika Aprilia. 2017. Mengenal Lebih Jauh Seputar Transplantasi Organ. Diunduh dari hellosehat.com pada 06 Oktober 2019 pukul 11.37 WIB.
2.Dr. Tjin Willy. 2019. Kanker. Diunduh dari alodokter.com pada 07 Oktober 2019 pukul 15.12 WIB.
3.Rampengan, Zefanya. 2011. Penerima Transplantasi Organ Beresiko Besar Kena Kanker. Diunduh dari voaindonesia.com pada 07 Oktober 2019 pukul 15.39 WIB.
4.Sartika, Resa Eka Ayu. 2018. Dapat Organ dari Pendonor yang Sama, tiga orang "tertular" Kanker. Diunduh dari kompas.com pada 07 Oktober 2019 pukul 15.46 WIB.
5.Etika, Mita Nimas. 2017. Anak yang Pernah Transplantasi Organ Berisiko Tinggi Alami Kanker. Diunduh dari hellosehat.com pada 07 Oktober 2019 pukul 15.58 WIB.
6.Christianto, Hwian. 2016. Konsep Hak Seseorang Atas Tubuh Dalam Transplantasi Organ berdasarkan Nilai Kemanusiaan. Diunduh dari journal.ugm.ac.id pada 07 Oktober 2019 pukul 16.11 WIB.
7.Erikania, Julie. 2017. Sederet Syarat Rumit Transplantasi Organ. Diunduh dari nationalgeographic.grid.id pada 07 Oktober 2019 pukul 16.18 WIB.
8.Dr. Marianti. 2019. Proses dan Risiko Transplantasi Jantung. Diunduh dari alodokter.com pada 07 Oktober 2019 pukul 16.31 WIB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun