Mohon tunggu...
Angelina Rosari
Angelina Rosari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

i am back and be ready ig @mfox19

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Is it You, Mom??? (Part 1)

21 Desember 2010   17:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:31 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku adalah anak dr seorang pengusaha kaya yaa bisa dibilang anak konglomerat lah dan hidupku selalu tercukupi tanpa perlu khawatir akan kekurangan. Saat masih dibangku SMP, ayahku membelikan aku mobil sport BMW keluaran terbaru sbg hadiah ulang tahunku. Memang aku belom mempunyai SIM tetapi uang berbicara, SIM yg tidak mungkin didapatkan anak 14 tahun akhirnya dapat aku miliki. Tentu bukan krn aku tiba-tiba bertambah umur, melainkan yaa itu tadi uang berbicara jd dgn mudah SIM itu kudapatkan. Dikalangan teman-temanku, aku dikenal sbg yg paling kaya krn sudah mempunyai mobil sendiri apalagi itu mobil sport. Aku tau kalau aku merupakan anak beruntung dalam segi ekonomi akan tetapi aku ini miskin, miskin sekali dalam hal kasih sayang. Dari aku masih kecil, ayah selalu bekerja setiap hari bahkan dia lebih baik kehilangan waktu 5 menit utk meluangkan waktu bersamaku dibandingkan telat meeting 5 menit saja. Aku merasakan kesepian dan haus akan kasih sayang tetapi orangtuaku satu-satunya tidak bs memberikan itu. Ya, seperti yg kubilang bhw ayahku adalah orangtuaku satu-satunya dan kemanakah ibuku? Sampai detik ini dr aku masih umur 5 tahun, aku tidak pernah menggenggam tangannya lagi entah kenapa sampai bisa seperti itu. Aku selalu iri kpd teman-temanku apabila hari penerima rapot tiba, ayahku sudah jelas tidak memiliki waktu utk melakukan itu sedangkan ibuku, aku saja tidak tau dimana dia. Sebagai jalan keluar, ayahku menyuruh pembantu utk mengambil rapotku yg berdalih sbg wali keluarga. Setelah lulus SMP, aku mulai mencari informasi ttg ibuku karena rasa penasaran itu muncul dan sekalinya aku penasaran akan aku kejar jawaban dr penasaran itu sampai aku menemukan jawabannya. Aku mempunyai duit bulanan dr ayahku dan utk seumuran aku itu sudah lebih dr cukup kalau utk uang jajan jd aku menggunakan uang itu utk menyewa orang mencari informasi ttg ibuku. Aku tau namanya dr pembantu yg memang sudah bekerja dr aku masih bayi dan hny ada satu foto aku bersama ibu waktu umur 3 tahun. Selama satu tahun aku mencari informasi dan setelah dicek kebenaran dr semua informasi yg aku dapat akhirnya aku mengetahui alamat ibu. Aku pergi ke daerah Bogor sesuai dgn alamat yg kudapat. Aku mencari rumah ibu dan akhirnya aku menemukan gubuk reyot di dekat persawahan. Aku terkejut dan hampi-hampir tidak percaya, pikirku saat itu ialah mana mungkin seorang istri konglomerat tinggal di gubuk reyot? Aku hidup teramat sangat enak tetapi baru aku melihat rumah ibu saja rasanya mustahil. (sumber gambar; google)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun