Mohon tunggu...
Humaniora

Ketika Rasa Nasionalismemu Diuji

29 November 2018   20:43 Diperbarui: 29 November 2018   21:01 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kalian pasti sudah tidak asing lagi dengan berita bahwa Malaysia sering mengklaim kebudayaan kita. Tak hanya Malaysia tetapi juga negara-negara lain. Tapi kali ini kita akan membahas permasalahan perebutan budaya Indonesia oleh Malaysia. Ada beberapa hal yang di klaim oleh Malaysia seperti lagu daerah Rasa Sayange, Soleram, Injit-injit Semut, Anak Kambing saya, tak lupa juga Tari Piring, Tari Kuda Lumping, dan Tari Pendet. Mengapa Malaysia sering melakukan pengklaiman budaya terhadap Indonesia?

Menurut saya, Indonesia yang kerap kali disamakan dengan Malaysia ini memiliki kebudayaan yang beragam, sedangkan Malaysia tidak dapat mencari identitas negaranya. Selain itu Malaysia sering menjadi tempat transit turis yang akan menuju ke Indonesia. Agar turis-turis tersebut menetap lebih lama di negaranya, mereka menyuguhkan berbagai macam kebudayaan dan mereka mengambil kebudayaan-kebudayaan Indonesia, sebab mereka berpikir bahwa mereka telah memberikan jasa yang besar terhadap Indonesia karena banyak TKI yang dipekerjakan di sana.

Lalu mengapa masalah tidak ditindaklanjuti oleh pemerintah? Karena, pemerintah Indonesia lebih mengorientasikan fokusnya pada masalah kerja sama internasional dengan negara-negara besar seperti Amerika, Jepang, dan China. Atau ikut ambil andil dalam isu-isu global sehingga posisi Indonesia lemah dalam hal serumpun. Hal ini terjadi karena kebijakan Indonesia yang menggampangkan diplomasi dengan negara serumpun. Pemerintah terus mengedepankan perdamaian dengan negara tetangga tetapi kenyataannya negara tetangga tidak melakukan hal yang terpuji terhadap negara kita. Itulah sebabnya martabat negara kita dapat dengan mudah dilecehkan dengan negara serumpun.

Pluralitas yang tinggi dan keadaan geogafis Indonesia membuat pemerintah kewalahan jika harus mengurus kebudayaan kita yang beragam sendirian. Dalam hal ini rakyat Indonesia sebagai pemilik kebudayaan juga harus menjaga dan melestarikan kebudayaan. Namun, apresiasi dari dalam negeri terhadap seni sangatlah rendah. 

Rasa kepemilikian terhadap budaya baru akan muncul apabila ada salah satu budaya bangsa kita yang diklaim oleh negara lain. Langkah preventif guna meminimalisir klaim dari negara lain tidak pernah dilakukan. Setelah adanya klaim, barulah rakyat Indonesia meneriakkan nasionalisme semu yang sama sekali tidak bisa kita banggakan.

Memang tindakan Malaysia itu salah, tetapi tindakan kita juga salah. Kita yang telah diberik kebudayaan yang banyak harusnya dengan bangga mengakui kalau itu adalah milik kita, dan juga kita seharusnya menjaga kebudayaan itu dengan baik. Ayo, mulai sekarang cintailah kebudayaan Indonesia dan negara kita sendiri. Agar kebudayaan kita tidak di klaim oleh negara lain dan juga rasa nasionalisme kita meningkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun