Mohon tunggu...
Angelina Jasmine Nurwiyanto
Angelina Jasmine Nurwiyanto Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hello! I'm an undergraduate student from the 2023 cohort at Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta, Faculty of Social and Political Sciences, majoring in International Relations. I have a deep interest in international issues and enjoy sharing my perspectives through writing. Writing is my passion, as I believe it has the power to communicate ideas, broaden perspectives, and inspire change. Occasionally, I also write about intriguing things I encounter in my daily life. I hope my writings can provide value and inspiration to readers. Thank you for visiting my profile!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

COP28 Check: Janji Dunia untuk Bumi atau Cuma Basa-Basi?

1 Desember 2024   11:21 Diperbarui: 1 Desember 2024   11:25 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tahukah kamu? Kita hanya punya waktu kurang dari satu dekade untuk menghindari dampak terburuk dari krisis iklim. Suhu global terus meningkat, bencana alam makin parah, dan ekosistem penting mulai runtuh. Dengan kondisi ini, dunia kembali berkumpul di COP28, konferensi tahunan yang katanya jadi ajang para pemimpin dunia menyelamatkan planet ini. Tapi, mari kita jujur: apakah janji-janji mereka benar-benar berdampak atau cuma jadi bahan omongan semata?

Apa Sih Fokus Utama COP28?

Tahun ini, COP28 membawa tiga fokus utama:

  1. Pendanaan untuk Negara-Negara Berkembang
    Negara-negara berkembang sering menjadi korban utama krisis iklim meski kontribusi mereka terhadap emisi global relatif kecil. Salah satu agenda besar COP28 adalah finalisasi loss and damage fund, dana yang dirancang untuk membantu negara-negara ini menghadapi kerugian akibat perubahan iklim.

  2. Komitmen Pengurangan Emisi
    Target pengurangan emisi gas rumah kaca kembali dibahas. Negara-negara besar seperti AS, China, dan Uni Eropa didorong untuk meningkatkan ambisi mereka dalam memangkas emisi sebelum 2030.

  3. Transisi Energi Terbarukan
    COP28 juga menyoroti pentingnya mengalihkan ketergantungan pada bahan bakar fosil ke energi terbarukan seperti matahari, angin, dan hidroelektrik. Namun, tantangan besar masih ada, terutama bagi negara yang ekonominya bergantung pada minyak dan gas.

Kalau ngomongin janji, COP selalu penuh dengan komitmen besar. Tapi, realitanya? Tidak semua janji diwujudkan.

Misalnya, janji pendanaan iklim sebesar $100 miliar per tahun untuk negara berkembang sejak COP15 belum sepenuhnya terealisasi hingga kini. Laporan PBB juga menunjukkan bahwa meskipun emisi global sempat turun selama pandemi, angka ini kembali naik tajam pada 2022.

Banyak negara maju juga dituding melakukan greenwashing. Mereka berbicara soal energi bersih, tapi tetap berinvestasi besar-besaran pada proyek bahan bakar fosil. Ini menciptakan kesenjangan besar antara retorika dan tindakan.

Bagaimana Peran Negara Berkembang di COP28?

Negara berkembang, termasuk Indonesia, punya posisi unik. Di satu sisi, mereka membutuhkan dukungan finansial untuk beradaptasi dengan dampak perubahan iklim. Di sisi lain, mereka juga harus mengurangi ketergantungan pada industri yang merusak lingkungan tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun