Mohon tunggu...
Angelina Charlita
Angelina Charlita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Saya merupakan mahasiswi yang gemar memberikan pandangan tentang isu tertentu, mengutarakannya, dan membagikan pemikiran yang harapannya dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Kampanye Nike "Just Do It"

18 Oktober 2024   02:41 Diperbarui: 18 Oktober 2024   03:00 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bithourproduction.com

Bicara tentang kampanye yang viral maupun kampanye yang terkenal berdampak besar, rasa-rasanya tidak mungkin jika melewatkan kampanye dari Nike yaitu "Just Do It". Dikutip dari bithourproduction.com, kampanye Just Do It adalah kampanye pemasaran produk Nike yang dicetuskan pada tahun 1988. Tujuan dari kampanye ini adalah untuk memberikan dorongan kepada setiap probadi untuk berani mengambil risiko dan mau mencoba dan akhirnya nanti bisa mengembangkan potensi diri mereka dengan maksimal. 

Suatu kampanye dapat sukses dan benar-benar berhasil tentu disebabkan oleh adanya aspek persuasif yang lengkap di dalamnya, termasuk aspek retorika dan dialektika. Retorika memiliki arti penggunaan bahasa/ alat untuk menemukan aspek persuasif maupun dapat meyakinkan dan memengaruhi audiens yang dalam konteks ini adalah audiens kampanye, agar nantinya dapat mencapai tujuan dari kampanye tersebut. Berdasarkan buku "Persuasive Communication : How Audience Decide" karya Richard O. Young, retorika yang terkenal dikemukakan oleh Aristoteles ini memiliki 3 jenis di dalamnya, yaitu ethos, pathos, dan logos. Ethos merujuk pada aspek yang berfokus pada karakter, kredibilitas, dan etika persuader. Pathos merupakan aspek yang sangat memanfaatkan emosi dari audiens untuk dapat memengaruhi audiens tersebut, sedangkan logos cenderung memperhatikan isi pesan yang logis dan didukung oleh argumen dan bukti-bukti yang kuat. Perihal dialektika, hal ini berarti upaya mencari kebenaran dengan akal budi yang diwujudkan dalam pertukaran pemikiran atau dialog, untuk melihat dan mendapatkan berbagai perspektif yang ada.  

Berikut ini adalah ulasan dan analisis aspek persuasif dalam kampanye Nike "Just Do It" dalam bidang retorika :

Ethos 

Kampanye Nike "Just Do It" menunjukkan aspek ethos dengan menekankan pada penciptaan kredibilitas yang dibangun kepada konsumen dengan cara menggunakan atlet-atlet ternama sebagai representasi pengguna produk Nike. Dikutip dari digitalmarketingschool.id, Nike bermitra dengan atlet-atlet terkenal kelas dunia seperti Michael Jordan, LeBron James, dan Cristiano Ronaldo. Bicara soal Michael Jordan, dikutip dari idntimes.com, bahkan Nike juga membuat sepatu khusus bagi Michael Jordan, yang saat ini biasa dikenal dengan Air Jordan. Strategi yang Nike lakukan dengan menggandeng atlet-atlet ini tentu dapat meningkatkan kredibilitas, dan membuat audiens/konsumen cenderung lebih percaya dan yakin akan produk yang ditawarkan, dan harapannya dapat tertarik untuk membeli produk tersebut. 

Pathos 

Aspek pathos atau aspek yang sangat melibatkan emosi ini dapat dilihat dari kampanye yang pernah dilakukan Nike dimana ia memilih untuk menggandeng Kaepernick, seorang mantan pemain NFL yang aktif mengkritik isu sosial politik. Dikutip dari bithourproduction.com, Kaepernick menimbulkan kontroversi karena ia berlutut untuk menunjukkan protes anti kekerasan dan ketidaksetaraan ras, serta kekerasan polisi kepada masyarakay kulit hitam Amerika Serikat. Keputusan Nike untuk melibatkan Kaepernick ini digambarkan sebagai bentuk dukungan Nike terhadap isu kebebasan berpendapat dan isu ketidaksetaraan. Saat terdapat isu yang dekat dengan masyarakat, dan isu ini diangkat dalam sebuah kampanye, tentu hal ini dapat sangat menyentuh hati dan emosi masyarakat/konsumen, dan meningkatkan perhatian mereka kepada Nike. 

Selain itu, aspek pathos juga dapat dilihat dari pemilihan kata/slogan "Just Do It", di mana slogan ini cenderung singkat dan mudah diingat oleh orang-orang, dan di dalam slogan itu sendiri dapat membangkitkan emosi masyarakat untuk dapat berani mengambil langkah untuk dapat bersemangat dalam melakukan sesuatu, maupun mengejar mimpi mereka. Kampanye pemasaran Nike ini juga tidak jarang membagikan kisah-kisah inspiratif dari orang-orang disabilitas yang tetap berhasil menggapai mimpinya. Harapannya, hal ini dapat memotivasi audiens/konsumen untuk mau bertindak hal yang serupa.

Logos 

Logos, sebagai aspek yang mengedepankan argumen yang kuat disertai data, dalam kampanye Nike ini dapat dilihat dari penyampaian logis tentang data yang menunjukkan manfaat berolahraga bagi setiap pribadi. Selain itu, kualitas dari produk Nike sendiri juga memiliki bukti nyata yang dapat dilihat dari bagaimana para atlet memiliki performa yang optimal saat kegiatan aktivitas fisik mereka difasilitasi dan dilengkapi oleh produk Nike. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun