Mohon tunggu...
Angelina Kombo
Angelina Kombo Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

suka tidur

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Asal Mula Bangunan Peninggalan Kebudayaan Hindu-Budha

23 Maret 2023   12:52 Diperbarui: 23 Maret 2023   13:40 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia memiliki banyak bangunan peninggalan sejarah. Salah satu bangunan bersejarah yang sering dikenal di Indonesia adalah candi. Candi di Indonesia sangat identik dengan bangunan peninggalan sejarah dari kebudayaan Hindu-Budha. Indonesia memiliki bentuk candi yang unik. Bentuk dari bangunan candi di Indonesia adalah punden berundak. Bagaimana bangunan tersebut dapat berbentuk seperti punden berundak? Oleh sebab itu, akan dibahas sejarah bangunan peninggalan kebudayaan Hindu-Budha.

Agama Hindu-Budha berkembang di Indonesia pada sekitar tahun 400 SM. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan penemuan prasasti pada Yupa di Kerajaan Kutai, Kalimantan Timur. Sehingga dapat disimpulkan bahwa agama Hindu-Budha masuk ke Indonesia sebelum tahun 400 SM. Masih belum pasti siapa yang membawa agama Hindu-Budha ke Indonesia, tetapi terdapat beberapa teori mengenai pembawa agama Hindu-Budha di Indonesia. Dari teori-teori yang akan dijelaskan, tidak dapat dipastikan mana teori yang benar, tetapi dapat ditekankan bahwa kebudayaan Hindu-Budha yang ada di Indonesia berasal dari India. (Sudrajat, 2012). Berikut merupakan teori-teori mengenai pembawa agama Hindu-Budha ke Indonesia.

  1. Teori Brahmana oleh J.C. van Leur

Teori ini menyatakan bahwa masuknya Hindu-Budha di Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana dari India. Hal ini dibuktikan dengan prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu-Budha di Indonesia, yang mayoritas menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.

  1. Teori Waisya oleh NJ. Krom

Teori yang kedua menyatakan bahwa kaum Waisya dari India yang menyebarkan agama Hindu-Budha di Indonesia. Para pedagang ini berinteraksi dengan masyarakat Nusantara dan memperkenalkan kebudayaan Hindu-Budha pada masyarakat Indonesia.

  1. Teori Ksatria oleh C.C. Berg, Mookerji, dan J.L. Moens

Ksatria-ksatria yang kerajaan-kerajaannya mengalami kekalahan, melarikan diri dari India ke Nusantara. Menurut teori ini, para ksatria yang menyebarkan agama dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia.

  1. Teori Arus Balik oleh F.D.K. Bosch

Menurut teori ini, masyarakat Indonesia yang datang sendiri ke India untuk belajar tentang agama Hindu-Budha. Awalnya, orang-orang India yang mengenalkan Hindu-Budha kepada orang-orang Indonesia, lalu masyarakat Indonesia tertarik dengan Hindu-Budha, sehingga mereka pergi ke India untuk mendalami pemahaman mereka dan kemudian kembali untuk mengerjakan apa yang telah mereka dapat. 

  1. Teori Sudra oleh van Faber

Menurut teori ini, kaum Sudra bermigrasi ke Indonesia lalu menyebarkan dan mengajarkan agama Hindu-Budha kepada masyarakat Nusantara yang sebelumnya hanya mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme.

(Mardiani, et al, 2019)

Kebudayaan dan agama Hindu-Budha telah mengalami perkembangan sejak awal abad ke-2 Masehi. Kebudayaan dan agama Hindu-Budha berakulturasi dengan kebudayaan lokal setempat. (Mardiani, dkk, 2019). Kebudayaan Hindu-Budha yang masuk ke Indonesia, diolah dan disesuaikan dengan kondisi kehidupan masyarakat setempat pada masa itu (Adlani, 2023). Kebudayaan Hindu-Budha berkembang dengan pesat di Indonesia, sehingga kebudayaan Hindu-Budha memengaruhi banyak aspek bidang. Salah satu bidang yang terkena pengaruh dari kebudayaan Hindu-Budha yang berasal dari India, yaitu bidang seni bangunan atau seni arsitektur. Banyak bangunan peninggalan sejarah yang merupakan hasil akulturasi dari kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan asli Nusantara. Salah satu contoh hasil akulturasi dari kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan asli Nusantara adalah candi. (Sinaulan, 2018)

Sebelum kebudayaan Hindu-Budha masuk ke Indonesia, Indonesia memiliki seni bangunan tersendiri. Nusantara memiliki seni bangunan yang berbentuk punden berundak yang merupakan seni bangunan peninggalan zaman megalitikum. Kebudayaan Indonesia yang merupakan peninggalan zaman megalitikum berakulturasi dengan bangunan kebudayaan Hindu-Budha. Bangunan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia adalah bangunan yang megah, patung-patung perwujudan dewa atau Buddha, serta bagian-bagian candi dan stupa. Unsur-unsur tersebut berasal dari India. Seni bangunan kebudayaan Nusantara berakulturasi dengan seni bangunan kebudayaan Hindu-Budha menghasilkan suatu kebudayaan baru yang tidak meninggalkan kebudayaan aslinya, yaitu bangunan candi. Salah satu contoh hasil dari akulturasi kebudayaan asli Nusantara dengan kebudayaan asli Hindu-Budha adalah Candi Borobudur yang berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. (Gunawan, et al, 2017:158)

Candi merupakan peninggalan Hindu-Budha yang sering didengar. Candi merupakan peninggalan Hindu-Budha yang terbuat dari batu. Candi berasal dari kata "Candika grha", yang berarti rumah dewi Candika. Dewi Candika bertugas untuk menguasai atau mengurusi kematian, dengan kata lain candi merupakan makam. Sebenarnya, Candi memiliki arti bangunan untuk memuliakan orang atau raja yang telah meninggal. Di berbagai daerah di Indonesia, terdapat berbagai seni bangunan dan di setiap daerah, memiliki ciri-cirinya masing-masing, meskipun secara umum memiliki ciri-ciri yang sama. Contohnya pada candi periode Jawa Tengah dan candi periode Jawa Timur yang bisa dilihat dari susunan candi, bentuk candi, dan hiasan candi. (Budiwiyanto, 2005)

Jadi, sejarah bangunan peninggalan kebudayaan Hindu-Budha dimulai pada saat masuknya kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia. Kebudayaan Hindu-Budha yang masuk ke Indonesia berasal dari India. Kebudayaan Hindu-Budha berkembang dengan pesat di Indonesia, sehingga kebudayaan Hindu-Budha memengaruhi banyak aspek bidang. Salah satunya adalah aspek bidang seni bangunan. Salah satu contohnya adalah candi. Candi merupakan hasil alkuturasi antara kebudayaan setempat asli Nusantara, yaitu bangunan punden berundak peninggalan zaman megalitikum dengan bangunan kebudayaan Hindu-Budha yang memiliki unsur-unsur dari India, yaitu bangunan yang megah, patung-patung perwujudan dewa atau Buddha, serta bagian-bagian candi dan stupa. Bangunan candi memiliki ciri khas masing-masing di setiap daerah.

Masuknya kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia harus melalui proses. Proses-proses yang ada, tentu sudah terjadi sesuai dengan kehendak Allah. Dari masuknya kebudayaan Hindu-Budha hingga berkembang, lalu berpengaruh kepada banyak aspek, itu semua terjadi atas pemeliharaan Tuhan. Hasil akulturasi yang ada merupakan hasil dari akal budi yang telah Tuhan berikan kepada manusia. Hasil akulturasi yang ada, seperti peninggalan bangunan-bangunan dan benda-benda bersejarah merupakan hal yang indah dan sepatutnya kita jaga. Sebagai anak Tuhan, kita harus bersyukur atas pemeliharaan dan akal budi yang telah Tuhan berikan dan kita harus menggunakan akal budi yang telah Tuhan berikan dengan sebaik-baiknya. Dengan akal budi yang Tuhan berikan, kita dapat mengelola segala ciptaan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya. Seperti yang dikatakan pada Amsal 3:19-22, "TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu." Allah menghendaki kita untuk mengelola dan memelihara semua ciptaan-Nya dengan baik, sehingga dapat digunakan untuk memuliakan nama Tuhan dan bukan untuk kepentingan pribadi.

Daftar Pustaka

Adlani, Nabil. "5 Contoh Hasil Akulturasi Kebudayaan Hindu-Buddha Dengan Kebudayaan Nusantara - Adjar." Adjar.grid.id, 23 Jan. 2023, adjar.grid.id/read/543664893/5-contoh-hasil-akulturasi-kebudayaan-hindu-buddha-dengan-kebudayaan-nusantara?page=all.

Budiwiyanto, Joko. "Tinjauan Tentang Perkembangan Pengaruh Local Genius Dalam Seni Bangunan Sakral (Keagamaan) Di Indonesia." Ornamen, vol. 2, no. 1, Jan. 2005, doi:https://doi.org/10.33153/ornamen.v2i1.807.

GraceHelenaSanada. Kesenian,Seni Bangun, Dan Tata Bangunan Pada Masa Hindu Buddha. 1 Nov. 2014, www.slideshare.net/GraceHelenaSanada/kesenianseni-bangun-dan-tata-bangunan-pada-masa-hindu-buddha.

Gunawan, Restu, et al. Sejarah Indonesia Kelas X. 2013. 4th ed., Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, 2017, p. 158, buku.kemdikbud.go.id/katalog/Sejarah-Indonesia-Kelas-X.

Mardiani, Nofiyah, et al. "Materi Sejarah Masa Hindu-Buddha Dan Penggunaan Sumber Belajar Sejarah Dalam Pembelajarannya Di SMK." Jurnal Tamaddun : Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan Islam, vol. 7, no. 2, Dec. 2019, doi:https://doi.org/10.24235/tamaddun.v7i2.5501.

Putera, Rachmat. PENGARUH HINDU, BUDHA DAN ISLAM TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA. www.researchgate.net/profile/Rachmat-Panca-Putera/publication/359787559_PENGARUH_HINDU_BUDHA_DAN_ISLAM_TERHADAP_KEBUDAYAAN_INDONESIA_Rachmat_Panca_Putera/links/624e613c4f88c3119ce5b20e/PENGARUH-HINDU-BUDHA-DAN-ISLAM-TERHADAP-KEBUDAYAAN-INDONESIA-Rachmat-Panca-Putera.pdf.

Sinaulan, J. H. "Akulturasi Kebudayaan Hindu Di Era Multikulturalisme Identitas." Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Budaya, vol. 4, no. 2, May 2018, pp. 215--24, www.jurnal.ideaspublishing.co.id/index.php/ideas/article/view/85/40.

Sudrajat. DIKTAT KULIAH SEJARAH INDONESIA MASA HINDU BUDHA. 2012, staffnew.uny.ac.id/upload/132319840/pendidikan/sejarah-indonesia-hindu-budha.pdf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun