Mohon tunggu...
angelica wiesi
angelica wiesi Mohon Tunggu... Lainnya - Murid

Murid

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Black Death, Pandemi yang Mengguncang Eropa pada Abad ke-14

31 Maret 2020   22:30 Diperbarui: 10 April 2020   17:29 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Akhir-akhir ini dunia diguncang oleh virus bertipe baru yakni Covid-19. Virus tersebut telah menginfeksi ribuan orang dari seluruh dunia sehingga dinyatakan sebagai sebuah pandemi. Namun pandemi yang diakibatkan Covid-19 bukanlah satu-satunya pandemi yang pernah dihadapi oleh manusia. Ternyata dalam catatan sejarah, sudah ada banyak pandemi yang terjadi, bahkan hingga ratusan tahun yang lalu. Pada kesempatan kali ini, saya akan memberikan sedikit informasi mengenai salah satu pandemi yang yan menerjang dunia pada abad ke-14 yakni Black Death.

Apa itu Black Death?

Black Death adalah sebuah pandemi melanda Eropa pada pertengahan hingga akhir abad ke-14 (1347 – 1351). Pandemi ini membunuh 50 juta orang atau 60 persen populasi eropa yang setara dengan ⅓ dari populasi di eropa. Istilah 'Black Death' dicetuskan pada 1350 oleh astronom Belgia, Simon de Covino, di dalam puisinya yang berjudul 'On the Judgement of the Sun at a Feast of Saturn'. Nama Black Death muncul karena gejala yang dialami penderita. Kulit penderita menghitam, biasanya di bagian jari tangan, jari kaki, atau ujung hidung, karena adanya jaringan yang mati. 

Kenali yuk cara Penyebaran Black Death

Penyakit ini bersumber dari bakteri yersinia pestis yang terdapat dalam kutu tikus, khususnya tikus hitam. Wabah penyakit ini biasanya hanya memberikan harapan hidup satu minggu pada korban dan diestimasikan bahwa kemungkinan akan mati sebesar 60 persen, sehingga ada beberapa orang yang dapat selamat walaupun tidak banyak. 

Penyebaran wabah Pes bermula dengan kutu yang terinfeksi dengan bakteri yersinia pestis. Bakteri ini akan menyebabkan penyumbatan di usus sehingga membuat kutu tersebut kelaparan. Kutu tersebut kemudian mulai menggigit dan makan sebanyak mungkin, tetapi dengan usus yang tersumbat, makanan tidak memiliki arah lain selain untuk dikeluarkan kembali. 

Jadi dapat dikatakan, kutu tersebut ‘memuntahkan’ kembali segala hal yang dimakannya ke area gigitannya pada tikus atau marmot dan menginfeksi hewan pengerat tersebut. Saat hewan pengerat tersebut mati, kutu menggigit dan menginfeksi manusia.

Kenapa Black Death mudah menyebar?

Black Death mudah menyebar pada abad ke-14 karena pentingnya kebersihan baru diketahui pada abad ke-19. Sebelumnya, jalanan di eropa cukup kotor. Seorang penulis, John Kelly, mendeskripsikan dengan cukup detail bahwa jalanan di distrik tukang daging dipenuhi dengan sisa tulang-tulang hewan, darah, jantung, hati dan usus. 

Keadaan tersebut menarik tikus-tikus untuk datang.  Pada saat itu, orang-orang juga membuang kotoran mereka dengan membuangnya keluar jendela. Tentu saja hal tersebut akan membuat jalanan dan lingkungan kurang bersih. Lingkungan yang kurang bersih ini membuat penyebaran Black Death lebih mudah. Perang, kelaparan dan cuaca juga berkontribusi membuat Black Death tersebar dengan cepat.

Mari kita lihat sejarah Black Death

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun