Mohon tunggu...
Angelica Syallom
Angelica Syallom Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa universitas airlangga fakultas hukum

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Buruk Akibat Keseringan Menonton Tayangan Televisi bagi Tumbuh Kembang Anak

21 Juni 2024   08:00 Diperbarui: 21 Juni 2024   08:03 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini banyak sekali tayangan-tayangan di televisi, salah satunya tayangan sinetron tentang pembullyan, kekerasan, bahkan kata-kata yang tidak seharusnya di dengar apalagi di jam-jam saat anak lagi aktif-aktifnya menonton televisi. Sinetron yang anak-anak lihat bisa berdampak buruk bagi tumbuh kembang dan di khawatirkan dapat dicontoh oleh anak-anak di kehidupan nyata.
Kebiasaan menonton televisi dapat memicu meningkatnya kecenderungan emosi dan risiko gangguan antisosial.
Tayangan televisi sendiri yang ditonton oleh anak juga dapat menyita banyak waktu sehingga anak-anak tidak dapat berkembang sesuai kemampuan dalam bidang mereka.
Jika kebiasaan ini diteruskan, maka akan berdampak buruk terhadap prestasi belajar anak, bisa jadi anak itu akan cenderung lebih cepat bosan untuk belajar, berkurangnya tingkat frekuensi belajar di rumah, mendorong anak menjadi konsumtif untuk melihat tayangan televisi setiap hari, dan mengurangi konstentrasi belajar pada anak.
Tidak hanya prestasi, menonton tayangan televisi berlebihan juga dapat memicu kesehatan pada anak, contohnya anak akan lebih cepat lelah, mata akan terganggu karena pantulan cahaya dari televisi, gangguan pada metabolisme tubuh, bahkan bisa juga menyebabkan obesitas.

Selain itu, ada beberapa cara agar kebiasaan itu tidak terus menerus melekat pada anak-anak:
1. Memilih tontonan televisi yang layak untuk anak-anak tonton, hindari sebaikmungkin dari tayangan televisi yang mengandung pembullyan, kekerasan, bahkan lontaran kata-kata kasar
2. Batasi waktu anak untuk menonton televisi, misalnya hanya boleh pada waktu hari libur saja dan memastikan program televisi yang ingin di tonton, setelah selesai matikan televisinya
3. Pastikan di dalam kamar tidak ada televisi, agar anak bisa beristirahat tanpa harus terganggu dengan adanya televisi di kamar
4. Mengalihkan perhatian anak untuk melakukan kegiatan diluar rumah yang lainnya, seperti berolahraga, bermain, atau jalan-jalan ke tempat yang di sukai

Orang tua juga harus berperan penting untuk mendampingin anak-anaknya saat menonton televisi. Sebagai orang tua seharusnya sudah lebih paham mana tontonan televisi yang layak ditonton sesuai umurnya dan yang dapat mengedukasi anak-anak.
Di era sekarang ini, sepatutnya orang tua bisa menjadi cerminan bagi anak-anaknya dalam mendidik dan memilah tontonan yang membawa dampak baik bagi tumbuh kembang si anak, karena tontonan televisi yang baik akan berdampak baik juga untuk karakter anak di masa dewasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun