Mohon tunggu...
Angeli Carissa
Angeli Carissa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jangan Lupa Bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Metode Scaffolding pada Pembelajaran Anak Berdasarkan Teori Bruner

28 Oktober 2023   20:41 Diperbarui: 28 Oktober 2023   20:50 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlu kita ketahui bahwa menjadi seorang guru harus siap dengan berbagai tantangan apapun yang datang tanpa kita sadarai, karena kita juga perlu kerja cerdas dan ekstra sabar untuk menghadapi berbagai macam karakteristik setiap siswa. Tak bisa dipungkiri dalam suatu kelas kemampuan siswa dalam menerima dan mengelola materi pembelajaran sudah pasti berbeda. Ada siswa yang menguasai materi dengan cepat, ada pula yang mengalami kesulitan dan sering tertinggal dari teman sekelasnya. Maka dari itu, Sebagai seorang guru harus memiliki solusi untuk mengatasi situasi tersebut. Dalam dunia pendidikan, terdapat berbagai metode dan pendekatan dalam mengajar. Apabila seorang guru bisa menguasai berbagai teknik mengajar, maka guru akan dapat mengadaptasi metode terbaik untuk siswanya. Terdapat metode terbaik yang digunakan pada ruang kelas dengan kondisi tersebut yaitu metode scaffolding.

Konsep scaffolding ini pertama kali diperkenalkan pada akhir tahun 1950-an oleh psikolog kognitif, Jerome Bruner, yang kemudian disebut Teori Bruner. Teori ini juga terinspirasi oleh pembelajaran berbantuan dari  teori Lev Vygotsky, seorang psikolog Rusia yang berfokus pada studi perkembangan anak. Konsep Scaffolding adalah metode pembelajaran yang mana tingkat dukungan guru disesuaikan dengan kemampuan kognitif siswa.sehingga, guru dapat menyesuaikan tingkat pengajaran dalam pelajaran sesuai dengan potensi masing-masing siswa. Siswa yang mengalami kesulitan mempelajari suatu mata pelajaran menerima lebih banyak bimbingan belajar. Namun, seiring siswa mempelajari materi, guru mengurangi tingkat dukungan dan siswa menjadi mandiri dalam pembelajarannya.

Penggunaan metode konsep scaffolding pada pembelajaran anak berdasarkan Teori Jerome Bruner memiliki sejumlah alasan penting :

1. Dukungan Proses Belajar Anak sesuai dengan perkembangan siswa. Dengan menerapkan scaffolding, guru atau fasilitator dapat membantu anak mengatasi tugas atau konsep yang mungkin terlalu sulit untuk mereka selesaikan sendiri.

2. Zona Proksimal Pembelajaran yaitu ruang di mana seorang anak dapat belajar dengan bantuan atau dukungan, sehingga dengan adanya mereka dapat membuat kemajuan maksimal dalam pembelajaran mereka.

3. Membantu siswa memahami Pengembangan Kemampuan Berpikir Abstrak Melalui bantuan yang tepat, anak-anak dapat memahami konsep yang lebih kompleks, dan ini berkontribusi pada pengembangan kognitif mereka.

4. Scaffolding dirancang untuk menjadi dukungan sementara. Tujuannya adalah untuk membantu anak agar menjadi lebih mandiri dalam belajar. Dengan waktu, anak akan dapat melakukan tugas tanpa dukungan eksternal.

5. Personalisasi Pembelajaran: Scaffolding memungkinkan guru atau fasilitator untuk menyesuaikan pendekatan pembelajaran dengan kebutuhan individual setiap anak. Ini penting karena setiap anak memiliki kecepatan dan gaya belajar yang berbeda.

6. Menumbuhkan Motivasi dan Kepercayaan Diri pada setiap siswa. Ketika anak berhasil menyelesaikan tugas yang awalnya terasa sulit, mereka akan mendapatkan motivasi dan meningkatkan kepercayaan diri mereka. Ini dapat meningkatkan minat mereka dalam belajar dan mengatasi tantangan.

7. Meminimalkan Frustrasi pada siswa. Jika Tanpa scaffolding, si siswa ini kemungkinan merasa frustrasi saat mereka menghadapi tugas yang terlalu sulit. Dengan bantuan, mereka dapat merasa lebih nyaman dan termotivasi untuk terus belajar.

8. Mengoptimalkan Hasil Pembelajaran. Melalui Penerapan scaffolding dapat membantu memastikan bahwa anak memahami konsep dengan lebih baik dan mengingatnya dalam jangka panjang. Ini berkontribusi pada hasil pembelajaran yang lebih baik.

Selain itu, untuk mengajar menggunakan metode scaffolding Secara lebih spesifiknya lagi, ada beberapa langkah yaitu :

1. Tunjukkan dan Beri Penjelasan :

Pemodelan atau menunjukan model merupakan salah satu cara terbaik dalam mengajar karena siswa dapat belajar dari contoh yang diberikan oleh guru. Dengan cara menunjukkan dan menjelaskan, setiap siswa dapat belajar memecahkan masalah lewat memberikan penjelasan kepada siswa tentang cara-caranya. Jika lebih mudahnya lagi, Bagilah kelas menjadi kelompok-kelompok kecil dan tempatkan mereka dalam lingkaran konsentris. Kemudian pilih kelompok atau salah satu siswa yang telah mempelajari materi tersebut, tempatkan mereka di tengah lingkaran. Kelompok siswa yang berada di tengah lingkaran kemudian dapat menjelaskan kepada setiap orang bagaimana memecahkan masalah tersebut.

2. Jelaskan dari Apa yang Mereka Alami :

Scaffolding juga bisa dilakukan dengan cara memberikan penjelasan dan pemahaman dari apa yang mereka ketahui atau apa yang perlu mereka alami dalam kehidupan sehari-hari. Dengan cara ini, siswa dapat menghubungkan subjek langsung dengan kehidupannya sendiri.

3. Selalu Beri Waktu untuk Berdiskusi :

 Coba Berikan waktu kepada siswa untuk belajar menyerap dan membicarakan materi. Tempatkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil dan kemudian dorong mereka untuk mengungkapkan apa yang mereka pelajari masing-masing.

4. Kupas Kosa Kata Sulit Sebelum Memulai Pembelajaran :

Metode scaffolding pada pengajaran dengan membagi suatu topik menjadi bagian-bagian kecil, dimana guru kemudian membuat struktur untuk setiap bagian tersebut. Misalnya saat membahas buku atau teks yang sarat dengan istilah kompleks yang jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Guru terlebih dahulu mengumpulkan konsep-konsep tersebut dan meluangkan waktu untuk menjelaskan arti istilah-istilah tersebut dengan bantuan gambar, dan konteksnya lebih mudah dipahami siswa.

5. Gunakan Materi Visual : 

Metode scaffolding menggunakan video interaktif, gambar dan diagram. Penggunaan alat bantu visual juga sangat bermanfaat bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan membaca. Dengan menggunakan alat bantu visual, guru juga dapat menjelaskan dengan lebih baik. Pada saat yang sama, dorong siswa Anda untuk mengilustrasikan konsep mereka. Dengan cara ini Anda dapat memeriksa sejauh mana siswa memahami mata pelajaran yang Anda ajarkan.

 Secara keseluruhan, penerapan konsep scaffolding dalam pembelajaran anak berdasarkan Teori Jerome Bruner mendukung pendekatan yang berpusat pada anak, memastikan bahwa pembelajaran berlangsung efektif, dan membantu anak mencapai potensi belajar mereka secara maksimal.

Referensi :

Dahar, R.W. Prof.Dr.M.Sc. (2011). Teori-teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga

https://www.mtsn4magelang.sch.id/detailpost/mengenal-scaffolding-sebagai-salah-satu-solusi-dari-permasalahan-mengajar-di-kelas

Wulandari, N. S. (2023). PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING DENGAN SCAFFOLDING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK AL-ISLAM JORESAN (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Ponorogo).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun