Mohon tunggu...
Angeli Carissa
Angeli Carissa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jangan Lupa Bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Teori Kognitif Piaget bagi Siswa dalam Pengembangan Pemikiran dan Pengetahuan

7 Oktober 2023   11:46 Diperbarui: 8 Oktober 2023   04:56 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlu kita ketahui bahwa teori kognitif piaget merupakan salah satu teori psikologi perkembangan kognitif yang paling terkenal dan mempengaruhi banyak pendekatan terutama dalam pendidikan. Teori ini dipelopori oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang mengemukakan bahwa anak-anak mengalami tahapan perkembangan kognitif yang berbeda-beda sepanjang hidup mereka. Namun, Teori kognitif Piaget ternyata memiliki peran penting dalam pengembangan pemikiran dan pengetahuan siswa karena memberikan pemahaman tentang bagaimana siswa memperoleh, menyimpan, dan memproses informasi. Teori ini juga membantu siswa untuk memahami bagaimana mereka menyelesaikan masalah dan mampu berpikir secara kreatif. Dan ada beberapa peran Teori kognitif Piaget bagi siswa:

1. Menjelaskan bagaimana siswa memahami dunia: Teori kognitif Piaget menjelaskan bagaimana siswa membangun pemahaman mereka tentang dunia melalui proses kognitif seperti pengorganisasian, penyesuaian, dan pengembangan fungsi kognitif. Informasi ini membantu siswa memahami cara mereka berpikir dan belajar.

2. Mempromosikan pembelajaran yang bermakna: Teori Piaget berfokus pada pembelajaran yang bermakna dan berkaitan dengan pengalaman siswa. Siswa yang memahami konsep-konsep secara mendalam dan terhubung dengan kehidupan sehari-hari mereka, cenderung lebih memahami material dan mengingatnya dengan lebih baik.

3. Menegaskan pentingnya interaksi peer to peer: Teori kognitif Piaget menekankan pentingnya interaksi sosial dalam belajar siswa. Interaksi dengan rekan sebaya dapat membantu siswa membangun keterampilan sosial serta membantu mereka mengembangkan pemikiran mereka melalui upaya kolaboratif dan refleksi bersama.

Selain itu, Piaget mengajarkan bahwa siswa juga mengalami serangkaian tahap perkembangan kognitif yang mendasar, seperti tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap praoperasional (2-7 tahun), tahap operasional konkret (7-12 tahun), dan tahap operasional formal (12 tahun ke atas). Setiap tahap ini memiliki karakteristik dan kemampuan kognitif yang berbeda, dan setiap tahap tersebut membantu siswa untuk memahami dunia dengan cara yang unik. Dalam pengajaran, guru dapat memanfaatkan teori Piaget untuk memberikan pengalaman belajar yang sesuai dengan tahap perkembangan kognitif siswa.

Dalam tahap sensorimotor, contohnya, guru mungkin akan memberikan pengalaman belajar yang lebih umum cenderung seperti memanipulasi benda-benda dan membawa siswa keluar ruangan, sementara pada tahap operasional formal, guru juga dapat mungkin akan memberikan pengalaman belajar yang lebih abstrak dan kompleks, seperti mengajarkan logika. Dalam keseluruhan, teori kognitif Piaget memberikan dasar untuk pengembangan pendidikan yang efektif dan membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan kognitif yang diperlukan untuk sukses dalam kehidupan melalui pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik. Teori ini memiliki implikasi besar dalam konteks pembelajaran dan pengajaran. Namun, ada beberapa cara penerapan teori kognitif Piaget dalam pembelajaran:

  • Penyesuaian Kurikulum dan Pembelajaran Aktif :

Kurikulum dapat dirancang dengan mempertimbangkan tahapan perkembangan kognitif yang berbeda-beda pada setiap tingkatan usia. Materi dan metode pengajaran harus disesuaikan dengan kemampuan kognitif siswa dan melalui interaksi aktif dengan lingkungan mereka. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran yang mendorong eksplorasi, eksperimen, dan pemecahan masalah oleh siswa sangat penting. Namun, guru sebaiknya berperan sebagai fasilitator pembelajaran daripada sebagai sumber pengetahuan utama.

3. Pembelajaran Kolaboratif:

Pentingnya menekankan pentingnya interaksi sosial dalam pembelajaran. Keterlibatan dalam aktivitas berkelompok dan berdiskusi dengan teman sebaya dapat membantu siswa memahami konsep dengan lebih baik.

4. Menerima Kesalahan sebagai Bagian dari Pembelajaran:

Dalam teori ini, meyakini bahwa kesalahan adalah bagian alami dari proses pembelajaran. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba, melakukan kesalahan, dan belajar dari kesalahan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun