Pemerintah di sini memegang peranan yang sangat penting karena tradisi yang ada perlu untuk mendapat perhatian agar eksistensi dari kebudayaan tetap terjaga. Selain itu, kita harus bersikap bijak karena fenomena tersebut memang sudah menjadi sebuah ritual yang melekat dalam masyarakat. Kita perlu mempertahankan tradisi tersebut sebagai suatu ciri khas tersendiri agar tetap lestari dan tidak tergerus oleh perkembangan zaman. Sehingga, generasi penerus masih dapat mengenal warisan budaya yang ada.
Pada zaman sekarang ini tidak perlu bersikap menghujat jika terdapat pandangan yang berbeda. Melihat dari fenomena pawang hujan di Sirkuit Mandalika yang terjadi perbedaan pandangan bukan menjadi suatu persoalan yang berarti. Antara kearifan lokal dan ilmu pengetahuan memang sulit untuk dipersatukan. Untuk itu, kita perlu menyikapinya dengan bijaksana karena suatu kearifan lokal sangat berbeda dengan apa yang disebut ilmu pengetahuan. Keduanya merupakan dua hal yang tidak dapat dipersatukan, namun dapat saling melengkapi dan memperkaya budaya dalam kehidupan sosial bermasyarakat.
Referensi :
Kurnia, S. (2017). Kepercayaan Masyarakat terhadap Ritual Memindahkan Hujan di Kecamatan Tualang Kabupaten Siak. JOM FISIOP, 4(2), 3-15.
Tomia, A. M., Syahrun, & Lindayani, L. R. (2019). Ritual Kafoliano Ghuse pada Masyarakat Muna Desa Lahontohe Kecamatan Tongkuno Kabupaten Muna. Jurnal Kelisanan Sastra dan Budaya, 2(1), 1-8.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H