Mohon tunggu...
Angelia Herman
Angelia Herman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Menjadi mahasiswa pendidikan masyarakat merupakan hal terindah yang saya dapatkan dalam kehidupan saya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

SDGS 5: Menuju Kesetaraan Gender, Bebas Dari Praktik Berbahaya

15 Desember 2024   21:11 Diperbarui: 15 Desember 2024   21:22 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sdgs 5: Kesetaraan Gender, memiliki beberapa target dan indikator, di dalam indikator 5.3.1. Yaitu Persentase perempuan dalam rentang usia 20-24 tahun yang menikah atau hidup bersama pertama kali (a) sebelum usia 15 tahun atau (b) sebelum usia 18 tahun. Dengan target Menghilangkan semua kebiasaan yang merusak, termasuk sunat perempuan,  pernikahan dini dan pernikahan paksa, dan pernikahan anak. Hal ini sangat penting untuk dibahas pada penjelasan berikut:

Tujuan

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-5 berfokus pada pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan semua perempuan dan anak perempuan. Salah satu target penting dalam SDG 5 adalah menghilangkan semua bentuk diskriminasi terhadap perempuan dan anak perempuan, termasuk praktik-praktik berbahaya seperti sunat perempuan, pernikahan dini, dan pernikahan anak. 

Apa itu Sunat Perempuan, Pernikahan Dini, dan Pernikahan Anak?

Sunat perempuan adalah prosedur pembedahan yang menghilangkan sebagian atau seluruh alat kelamin luar perempuan. Praktik ini tidak memiliki manfaat medis dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan fisik dan psikologis bagi perempuan. Pernikahan dini dan pernikahan anak, di sisi lain, adalah penyatuan pernikahan antara seorang anak, biasanya perempuan, dengan orang dewasa atau anak lain. Praktik ini melanggar hak-hak anak dan seringkali berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental, pendidikan, dan kesejahteraan ekonomi perempuan.

Mengapa Praktik-Praktik Ini Harus Dihapuskan?

Praktik-praktik berbahaya ini melanggar hak asasi manusia perempuan dan anak perempuan. Pernikahan dini, misalnya, seringkali memaksa anak perempuan untuk meninggalkan sekolah dan mengambil tanggung jawab sebagai istri dan ibu pada usia yang terlalu dini. Hal ini dapat membatasi peluang mereka untuk mengembangkan diri dan mencapai potensi penuh mereka. Selain itu, pernikahan dini juga meningkatkan risiko kesehatan reproduksi, kekerasan dalam rumah tangga, dan kemiskinan.

Indikator 5.3.1: Sebuah Ukuran Kemajuan

Untuk mengukur kemajuan dalam mencapai target penghapusan pernikahan dini dan anak, digunakan indikator 5.3.1. Indikator ini mengukur persentase perempuan berusia 20-24 tahun yang menikah atau hidup bersama pertama kali sebelum usia 15 atau 18 tahun. Dengan memantau data dari indikator ini, kita dapat melihat sejauh mana upaya untuk mengurangi praktik pernikahan dini dan anak berhasil.

Upaya untuk Menghapuskan Praktik Berbahaya

Banyak upaya telah dilakukan untuk menghapuskan praktik-praktik berbahaya ini. Pemerintah, organisasi masyarakat sipil, dan masyarakat internasional bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak negatif dari praktik-praktik tersebut, memperkuat penegakan hukum, dan menyediakan layanan dukungan bagi perempuan dan anak perempuan yang terpengaruh.

Peran Kita dalam Mencapai Kesetaraan Gender

Kita semua memiliki peran dalam mencapai kesetaraan gender dan menghapuskan praktik-praktik berbahaya. Sebagai individu, kita dapat:e

  • Meningkatkan kesadaran dengan Membagikan informasi tentang dampak negatif dari praktik-praktik berbahaya kepada orang-orang di sekitar kita.
  • Mendukung korban dengan Memberikan dukungan kepada perempuan dan anak perempuan yang menjadi korban praktik-praktik ini.
  • Berpartisipasi dalam kegiatan advokasi dengan Mengikuti kegiatan advokasi untuk mendorong perubahan kebijakan dan praktik yang lebih baik.
  • Menolak praktik-praktik berbahaya dengan Menolak dan melaporkan setiap bentuk diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan.

Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan dunia yang lebih adil dan setara bagi semua orang, di mana hak-hak perempuan dan anak perempuan dihormati dan dilindungi. SDGs 5 memberikan kerangka kerja yang komprehensif untuk mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan. Penghapusan praktik-praktik berbahaya seperti sunat perempuan, pernikahan dini, dan pernikahan anak merupakan langkah penting dalam mewujudkan tujuan tersebut. Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Penulis: Angelia Herman

Referensi: https://sdgs.bappenas.go.id/17-goals/goal-5/ 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun