Pengabdian Masyarakat yang dilakukan pada 27 Agustus 2024 di RW 10 Wonorejo, Surabaya, adalah inisiatif yang sangat penting dalam upaya mencegah kekerasan seksual pada anak usia dini.Â
Kegiatan ini, yang melibatkan 30 ibu rumah tangga dan difasilitasi oleh dua mahasiswa psikologi, menunjukkan komitmen bersama untuk menciptakan kesadaran yang lebih besar di masyarakat tentang isu ini.Â
Format kegiatan yang menggabungkan pre-test, penjelasan materi, video, penggunaan Alat Peraga Edukasi (APE), dan post-test adalah pendekatan yang komprehensif untuk memastikan bahwa peserta memahami isu kekerasan seksual dari berbagai sudut.
Salah satu aspek terpenting dari kegiatan ini adalah pendekatan edukatif yang tidak hanya berfokus pada memberi informasi, tetapi juga pada upaya membangun keterlibatan aktif para ibu.Â
Hal ini terlihat dari cara fasilitator memulai kegiatan dengan memberikan gambaran pentingnya peran ibu sebagai garda terdepan dalam melindungi anak-anak mereka dari ancaman kekerasan seksual.Â
Pelatihan ini berfungsi sebagai ruang aman bagi para ibu untuk belajar dan berbagi pengalaman, yang sangat penting untuk membangun kepercayaan diri mereka dalam menghadapi isu yang kompleks dan sensitif ini.
Pre-test yang dilakukan sebelum penyampaian materi adalah langkah strategis untuk mengukur tingkat pemahaman awal peserta. Hal ini membantu fasilitator mengetahui sejauh mana pengetahuan yang telah dimiliki para ibu dan area mana yang perlu mendapatkan perhatian lebih.Â
Keberadaan pre-test dan post-test juga menegaskan pentingnya evaluasi dalam program pendidikan semacam ini, memastikan bahwa pelatihan tidak hanya bersifat informatif tetapi juga efektif dalam mengubah pemahaman dan sikap peserta.
Penyampaian materi dengan berbagai aspek, seperti faktor penyebab, tanda-tanda, dan strategi pencegahan kekerasan seksual, menunjukkan kedalaman isu yang diangkat. Informasi mengenai keterlibatan orang tua dalam pengawasan anak, pendidikan seksualitas yang sesuai usia, serta pentingnya membangun komunikasi terbuka dengan anak sangat relevan dalam konteks pencegahan.Â
Selain itu, penggunaan Alat Peraga Edukasi (APE) "Tubuh Milik Saya" merupakan pendekatan inovatif dalam mengajarkan anak-anak tentang batasan tubuh mereka, sekaligus memudahkan orang tua dalam menyampaikan pesan ini kepada anak-anak dengan cara yang mudah dipahami.
Sesi video dan tanya jawab juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk lebih memahami secara visual dan interaktif. Video yang menekankan pentingnya peran orang tua dalam memberikan kasih sayang dan perhatian kepada anak-anak mereka menegaskan kembali pesan utama pelatihan ini, yaitu bahwa perlindungan terhadap anak adalah tanggung jawab orang tua.Â
Sementara itu, sesi tanya jawab memberikan ruang bagi para ibu untuk mengklarifikasi hal-hal yang mungkin masih belum dipahami sepenuhnya dan berbagi pengalaman atau kekhawatiran mereka.
Penutupan kegiatan ini juga menegaskan bahwa pencegahan kekerasan seksual pada anak bukan hanya tanggung jawab satu individu, melainkan tanggung jawab seluruh masyarakat.Â
Peserta diharapkan untuk menyebarluaskan pengetahuan yang telah mereka peroleh, sehingga dampak pelatihan ini dapat diperluas ke komunitas yang lebih luas.Â
Dengan demikian, pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membangun rasa tanggung jawab bersama untuk melindungi anak-anak dari kekerasan seksual.
Secara keseluruhan, kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan langkah positif yang menunjukkan bagaimana edukasi dan keterlibatan aktif masyarakat, khususnya ibu rumah tangga, dapat berperan besar dalam mencegah kekerasan seksual pada anak. Inisiatif ini layak diapresiasi dan perlu dikembangkan lebih lanjut, baik dalam skala yang lebih luas maupun dengan fokus pada kelompok-kelompok lain yang juga berperan dalam menjaga keselamatan anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H