Teknologi sel punca adalah bidang yang berkembang pesat yang menggabungkan upaya ahli biologi sel, ahli genetika dan dokter untuk menawarkan harapan pengobatan yang efektif dari berbagai penyakit ganas dan non-kanker.Â
Sel punca hematopoietik adalah subpopulasi sel somatik dengan sifat piramidal yang sangat spesifik dan kemampuan untuk mereplikasi diri dan berdiferensiasi menjadi beberapa garis sel. Sel punca hematopoietik dapat diambil dari sumsum tulang, darah tepi, darah tali pusat, dan hati janin. Penggunaan sel punca darah tepi pada transplantasi gen dan autologus merupakan hal rutin karena dapat dilakukan secara rawat jalan dan mempercepat pemulihan sistem hematopoietik setelah transplantasi.Â
Sel punca darah tali pusat digunakan dalam uji klinis untuk transplantasi sel punca hematopoietik autologus dan sistemik karena sel tersebut dapat ditumbuhkan secara in vitro atau dibekukan untuk disimpan di bank sel. Sumsum tulang adalah jaringan yang berasal dari mesenkim yang terdiri dari komponen seluler hematopoietik kompleks yang didukung oleh lingkungan mikro sel stroma dalam matriks ekstraseluler yang kompleks.Â
Matriks ekstraseluler ini tidak hanya berperan penting dalam memfasilitasi interaksi sel-sel, tetapi juga memainkan peran yang lebih kompleks dalam pengikatan dan penyajian sitokin ke sel progenitor darah. Interaksi lingkungan antara sitokin dan matriks ekstraseluler menyediakan jalur untuk pematangan dan diferensiasi sel punca dan berperan dalam manipulasi in vitro sebelum penggunaan terapeutik.Â
Misalnya, sel punca hematopoietik dapat dimanipulasi secara in vitro untuk menghasilkan sel penyaji antigen yang paling kuat, sel dendritik. Di sisi lain, migrasi dan fungsi sel dendritik yang diturunkan dari hati di lingkungan alogenik mungkin penting untuk pengembangan resistensi spesifik donor.Â
Rekayasa genetika sel dendritik yang mengekspresikan molekul imunosupresan dan imunomodulator mungkin menawarkan pendekatan baru untuk meningkatkan resistensi terhadap transplantasi dan mengurangi ketergantungan pada imunosupresi. Oleh karena itu, teknologi sel punca berkembang melalui upaya interdisipliner, bersama dengan aplikasi klinis sel punca rekayasa yang menggabungkan transplantasi dengan pengembangan terapi gen.
Jadi, disimpulkan bahwa sel punca darah tepi memiliki keunggulan dalam transplantasi autologus dibandingkan sel sumsum tulang, dan bahwa pemulihan hematopoietik lebih cepat dari sebelumnya dan dapat diperoleh sebagai pasien rawat jalan. Teknologi sedang dikembangkan untuk memasukkan materi genetik baru ke dalam sel induk, yang dapat mengarah pada pengobatan berbagai penyakit genetik dengan terapi gen somatik.
N.B. Terima kasih atas bimbingan Mr. Alex selaku guru biologi SMA Karangturi, Semarang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H