Aku, mama, dan papaku bangun lebih cepat dari biasanya. Kami akan berlibur ke Ciater Spa Resort bersama keluarga besar. Sebelum berangkat, kami berkumpul di rumah pamanku yang biasa aku panggil Pa Tua. Terlihat raut wajah bahagia keluargaku terutama nenekku yang biasa aku panggil Nek Karo.
Di pagi buta kami memeriksa kembali barang bawaan kami dan berdoa bersama sebelum berangkat. Angin pun berhembus dengan lembut mengiringi keberangkatan kami. Brrummm.... Terdengar suara motor papaku mengikuti iring-iringan kendaraan kami. Perjalanan kami dihiasi musik yang ceria. Di dalam mobil, kami melihat awan yang perlahan berubah warna hingga matahari pun muncul.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, kami berhenti di sebuah tempat makan yang pemandangannya belum pernah ku lihat. Pemandangannya sangat indah dan sejuk sekali. Kami pun memesan makanan dan menunggu makanan tiba sambil mengobrol dan bercanda tawa. Setelah makanan tiba, kami langsung menyantap makanan tersebut.
Kami melanjutkan kembali perjalanan. Tidak lama dari tempat makan, kami pun sampai di Ciater Spa Resort. Di sana kami diarahkan petugas yang menggunakan sepeda motor ke bungalow yang akan kami tempati. Kami pun mengikuti sepeda motor yang dikendarai petugas itu.
Dalam perjalanan menuju bungalow yang akan kami tempati, ada kendaraan lain yang mengikuti kami. Setelah sampai di bungalow, kami baru menyadari bahwa kami salah mengikuti petugas pemandu jalan sehingga tempat tersebut bukan bungalow kami melainkan milik kendaraan yang tadi mengikuti kami. Lalu petugas pemandu jalan kami yang sebenarnya datang. Kami pun saling meminta maaf lalu pergi ke bungalow kami yang sebenarnya.
Setelah sampai, kami mengeluarkan barang masing-masing dan membawanya ke dalam bungalow. Aku dan sepupu-sepupuku langsung tertuju pada kolam renang air panas yang ada di dalam bungalow tersebut. Setelah merapikan barang, aku dan sepupu-sepupuku berenang. Setelah berenang, aku dan keluargaku bermain di halaman bungalow sembari menikmati pemandangan yang tersuguhkan di depan sana.
     Keesokan harinya, aku, mama, papa, nek Karo dan sepupu-sepupuku berendam di kolam air panas di pagi buta.
     "Siapa yang mau naik kuda? Angkat tangan," ucap Pa Tua.
     "Aku!!!" jawab kami yang sedang berendam.
Kami pun segera mandi. Saat kami ke luar, sudah banyak kuda berjajar di depan bungalow kami. Pihak pemandu kuda dan keluargaku berdiskusi kemana kita akan pergi. Setelah berdiskusi, kami memutuskan pergi ke Kebun Teh Ciater dengan menunggangi kuda. Setelah bersiap-siap kami berangkat ke Kebun Teh Ciater.
Perjalanan menuju Kebun Teh Ciater sangat menyenangkan. Selama di perjalanan, aku dengan pemandu kudaku berbincang. Pemandu kudaku sangat ramah. Dia memberi tahuku bahwa kuda yang aku tunggangi bernama Steven. Pemandu kudaku mengatakan jika ingin kuda yang aku tunggangi berlari, aku boleh bilang saja. Aku pun meminta kuda yang kutunggangi berlari. Itu sangat menyenangkan.
Jarak dari bungalow ke Kebun Teh Ciater tidak begitu jauh. Kami pun sampai. Pemandangan dan suasana alam Kebun Teh Ciater yang asri dan hijau menarik perhatian kami, lengkap ditemani dengan udara sejuk. Kami pun tidak lupa mengambil foto. Ada hal yang membuat kami tertawa di sana. Saat pamanku berfoto, dia terjatuh dari kuda. Pamanku terjatuh ke kebun teh sehingga tidak perlu khawatir.
     "HAHAHAHA," tawa kami melihat paman terjatuh.
Pemandu kuda pamanku pun langsung membantunya. Paman terjatuh karena menarik tali kuda sehingga kuda pun bergerak maju. Setelah cukup mengambil foto, kami melanjutkan mengelilingi Kebun Teh Ciater yang sangat asri itu.Â
Pemandangan yang hijau itu sangat menenangkan ditambah langit yang begitu cerah seakan mendukung perjalanan kami. Kami menghabiskan banyak waktu di Kebun Teh Ciater itu. Setelah puas berada di sana, kami pun pulang ke bungalow dengan perasaan yang senang. Setelah sampai di bungalow, kami langsung beristirahat. Ada yang tidur dan menonton TV.
Di sore harinya kami bermain di taman. Aku dan sepupu-sepupuku bermain ayunan sembari makan ice cream. Setelah puas bermain di taman, kami naik delman mengelilingi Ciater. Tidak semua ikut naik delman, hanya aku, mama, nek karo, tante, bibi, dan sepupu-sepupuku saja. Setelah puas mengelilingi Ciater, kami pun kembali ke bungalow.
Ketika matahari sudah terbenam, kami pergi ke tempat makan yang ada di dalam Ciater dengan berjalan kaki sembari menikmati hembusan angin malam yang menyelimuti perjalanan kami. Kami tidak menggunakan kendaraan karena jaraknya dekat. Setelah sampai, kami pun makan. Makanannya sangat lezat dan lengkap. Lalu kami pun kembali ke bungalow. Setelah sampai di bungalow, aku menonton TV dan tertidur. Begitupun dengan yang lainnya.
Pagi berikutnya aku dan sepupu-sepupuku naik kuda lagi mengelilingi Ciater sementara yang lain diam di bungalow. Terjadi hal yang tidak menyenangkan ketika aku berkuda pada saat itu. Kuda yang aku tunggangi terjatuh karena menginjak lubang. Brugggg suara Kuda yang kutunggai jatuh.
     "Neng, gapapa?" ucap pemandu kudaku.
     "Gapapa Pak, aku cuman kaget," jawabku.
Kuda tersebut cukup sulit untuk berdiri kembali. Akhirnya aku ikut menunggangi kuda sepupu perempuanku. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan dan kembali ke bungalow.
Setelah sampai, aku dan sepupu-sepupuku berendam di kolam. Pada saat berendam kita bosan dengan air panas. Pamanku memiliki ide untuk mengganti air panas dengan air biasa.Â
Lalu kami pun keluar dari kolam terlebih dahulu dan pamanku menguras air panasnya dan diganti dengan air biasa. Kami pun diam di kolam selagi air biasa mengalir mengisi kolam tersebut. Itu menyenangkan menunggu air penuh.Â
Setelah penuh kami pun bermain air sampai air tersebut kemana-mana. Kami masih belum beranjak dari kolam sampai akhirnya Nek Karo menyuruh kami untuk segera mandi dan makan. Karena asik bermain air, kami lupa bahwa kami belum sarapan. Kami pun mengikuti kata Nek Karo.
Di siang harinya aku dan keluargaku menikmati pemandangan Ciater dari halaman bungalow kami. Aku berlari-lari di halaman yang berumput itu. Banyak sekali siput besar di halaman tersebut. Dari halaman bungalow kami, terlihat orang-orang yang sedang menunggangi kuda, naik delman, berjalan, dan kuda yang sedang beristirahat. Kami saling menyapa. Matahari yang terik membuat kami kepanasan. Kami pun kembali ke dalam bungalow.
Di sore hari kami jalan-jalan sembari mencari buah tangan. Kami memasuki banyak toko sehingga buah tangan yang kami beli sangat banyak. Setelah dirasa cukup buah tangan yang dibeli, kami kembali menikmati hembusan angin sore sembari berjalan-jalan lagi sebelum kami pulang esok harinya. Matahari mulai terbenam dan kami kembali ke bungalow.Â
Malam harinya mama, nek karo, bibi, dan tanteku membuat makan malam. Kami pun menyantap makan malam tersebut. Setelah itu kami membereskan barang-barang agar di pagi harinya tinggal berangkat pulang. Aku sangat sedih karena liburanku berakhir.
Keesokan harinya di pagi buta aku, sepupu-sepupuku, mama, tante, dan nek karo berendam terlebih dahulu. Ternyata airnya sudah diganti lagi oleh pamanku menjadi air panas lagi. Setelah itu kami mandi.
"Periksa kembali barang-barang sebelum kita berangkat," kata Nek Karo.
Setelah selesai memeriksa barang-barang, kami memasukkannya ke dalam bagasi mobil dan berangkat pulang ke rumah. Setelah keluar dari area Ciater, perasaan ku sedih karena meninggalkan Ciater.Â
Di tengah perjalanan pulang, kami berhenti di tempat makan untuk sarapan dan setelah itu kami melanjutkan kembali perjalanan. Setelah beberapa jam di perjalanan, akhirnya kami sampai di rumah dengan selamat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H