jubah menjuntai sederhana,
SebuahTak berhiaskan permata atau mahkota,
Namun dalam tenunannya tersembunyi rahasia,
Seribu cerita, harapan, dan doa.
Ia menyimpan peluh di ujung malam,
Saat doa membuncah, hati diam-diam,
Menembus sunyi dengan langkah lembut,
Melunakkan jiwa, menghapus keluh.
Jubah itu Saksi tawa dan air mata,
Cinta yang tulus bagi mereka yang hampa,
Menutupi luka, membalut nestapa,
Membawa kedamaian ke seluruh penjuru semesta.
Di setiap lipatan, ada perjalanan,
Jejak kaki yang melintasi kesunyian,
Melayani hati yang haus akan kasih,
Menumbuhkan iman yang tak pernah letih.
Oh, jubah yang sederhana namun penuh makna,
Engkau adalah lambang setia dan karya,
Seribu cerita dalam hidup yang fana,
Menggemakan kasih Sang Pemilik Semesta.
Di balik sehelai kain yang membalut,
terukir jejak langkah yang tak pernah luput,
setiap jahitan menyimpan kisah,
tentang cinta, pengabdian, dan amanah.
Jubah ini bukan sekadar pakaian,
ia Saksi bisu doa dalam kesunyian,
melupakan peluh di tengah perjuangan,
dan menyembunyikan air mata dalam pengabdian.
Dari altar suci hingga lorong yang sunyi,
langkah kami menapaki janji,
melayani dalam semangat kasih,
di tengah gelap, membawa terang yang bersih.
Seribu cerita melekat di kain sederhana,
tentang jiwa-jiwa yang datang mencari cahaya,
tentang tangan yang merangkul duka,
dan senyum yang menyembuhkan luka.
Jubah ini meliputi keselarasan,
antara panggilan dan pengorbanan suci,
di dalamnya mengalir semangat abadi,
setia melangkah di jalan Ilahi.
Sebuah jubah, seribu cerita tak terlupa,
menjadi kenangan yang hidup selamanya,
di setiap helai, tersimpan doa dan harapan,
warisan suci bagi setiap generasi perjalanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H