Di hadapan dunia, kau berdiri gagah,
Mengenakan topeng yang memancarkan cahaya megah.
Senyummu hangat, kata-katamu menyejukkan,
Namun, ada luka yang kau sembunyikan.
Kebaikanmu terlukis di wajah,
seolah tiada cela, tiada gelisah.
Tapi hatimu, ah, hati itu,
Tersembunyinya debu yang membeku.
Kau menyuap dunia dengan kasih yang semu,
Menganyam janji yang tak pernah terwujud sepenuhnya.
Dibalik tirai megah yang kau gelar,
Terselip kepalsuan yang terus terbakar.
Adakah cinta sejati di hatimu?
Ataukah hanya bayang-bayang yang palsu?
Topeng muliamu semakin rapuh,
Seiring debu di hatimu kian utuh.
Baiklah, wahai jiwa yang tersekap,
Biarkan debu itu luruh dan lenyap.
Karena mulia sejati tak butuh topeng,
Hanya hati tulus yang berani.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H