Kau hadir, seperti hujan di musim kemarau,
Menyentuh kering jiwaku dengan embun kata-kata,
Sibuk menabur pesan,
Menyadarkanku dari tidur panjang yang kauanggap sia-sia.
Namun, di balik deretan nasihatmu,
Ada pertanyaan yang tak pernah kau jawab,
Siapa dirimu,
Yang begitu yakin arahku salah?
Kau bercerita tentang cermin yang kusam,
Tapi kau tak pernah membuka tabir wajahmu,
Di mana letak kebenarannya,
Jika yang kau tunjuk hanya bayanganku?
Sibuk kau bertanyaku berpikir,
Namun lupa memberi alasan untuk percaya,
Apa arti semua ini,
Jika langkahku hanya mengejar jejakmu yang pudar?
Kau diam di tengah teriakku,
Tersenyum di sela kebingunganku,
Apa aku hanyalah proyek yang kau selesaikan,
Atau bagian dari hatimu yang kau abaikan?
Sibuk menyadarkan, tapi lupa menjelaskan,
meninggalkan teka-teki tanpa jawaban,
Kini aku berjalan sendiri,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H