Mohon tunggu...
Angela Mau
Angela Mau Mohon Tunggu... Animator - Mahasiswa

"Hobi adalah jendela ke dalam jiwa, tempat kita menemukan kegembiraan yang tak terduga dan memperluas horison kehidupan kita." Di antara kesibukan dan berjalan, Hobi ku menjelma, tiada kian lara. Menyanyi, menulis, hingga membaca , Hobi ku raih, senyum pun bersemi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Strategi Mereka Menjadi Seni

23 November 2024   15:01 Diperbarui: 23 November 2024   15:28 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di persimpangan waktu yang terus berlari,
Aku berdiri, berharap mimpi.
Langkahku meniti di atas garis tak pasti,
Di tengah tajam, strategi tersaji.

Mereka berbicara, berbisik, menghakimi,
seolah tahu arah takdir yang kucari.
Strategi dirancang, jalan dipetakan,
Namun jiwaku berkata, "Ini perjuangan."

Pandangan mereka bagai cermin retak,
Memantulkan keraguan di sela langkah.
Tapi aku tahu, dalam dada yang berdetak,
Ada tekad yang takkan mudah goyah.

Strategi menantang, menunggu kutundukkan,
Pandangan menghujam, mencoba kuhempaskan.
Namun setiap tantangan adalah pelajaran,
Setiap kritik menjadi bahan bakar perjuangan.

Aku bukan boneka dari tangan tak kasat,
Bukan bayangan yang hilang tertutup gelap.
Aku adalah bara di tengah angin penantang,
Menari di badai, meski diterjang.

Langkahku mungkin tersendat, namun tak berhenti,
Aku terus maju, melawan kesunyian.
Karena di setiap perjuangan yang aku jalani,
Ada aku, teguh, melangkah pasti.

Biarlah pandangan itu tetap menguji,
Strategi mereka menjadi seni.
Karena di akhir jalan ini, aku tahu pasti,
Aku menang bukan karena mereka,
tapi karena diri ini.

Langkah-langkah mereka tersusun rapi,
Seperti lukisan di kanvas mimpi.
Setiap garis, setiap warna,
adalah penghalang di jalan yang kutempuh.

Kata-kata mereka seperti melodi,
Namun tiap nada menyimpan duri.
Janji-janji yang berbisik lembut,
Membelit langkah, menjatuhkan niat.

Mereka menari di antara bayangan,
Dengan strategi menjadi keindahan.
Namun ku tahu di balik gemerlap,
Tersembunyi niat yang ingin menghalang.

Tak kupungkiri, seni itu indah,
Namun tak kupungkiri, jalan ini berat.
Karena setiap senyum yang mereka lukis,
Adalah jebakan bagi mimpiku yang teriris.

Namun aku tetap melangkah,
Walau tertatih, meski terbelah.
Karena seni mereka hanyalah permainan,
Dan tekadku adalah kekuatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun