Di kegelapan yang pekat arah,
Langkahku terjerat, jiwa tanpa penuh cela.
Dosa memelukku, mentai hati,
Namun bisik kasih-Mu tak pernah mati.
Kau melihat luka yang kusimpan dalam,
Bukan untuk menghakimi, tapi menyelam.
Di mata-Mu, dosa adalah noda,
Namun aku, tetap jiwa yang Kau cinta.
Tangan-Mu terulur, melewati jurang,
Memanggilku pulang, meski aku bimbang.
Kau benci kesalahan yang kumiliki,
Namun cinta-Mu tak pernah pergi.
Di salib, Kau ajarkan arti ampun,
Membasuh beban, membangun harapan.
Dosa ditolak, namun aku direngkuh,
Hati-Mu adalah tempat aku berteduh.
Kini aku berdiri di terang kasih-Mu,
meninggalkan bayang kelam masa lalu.
Yesus, Engkaulah Penebus abadi,
Yang mencintai, meski aku pernah berkhianati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H