Mohon tunggu...
Angela Mau
Angela Mau Mohon Tunggu... Animator - Mahasiswa

"Hobi adalah jendela ke dalam jiwa, tempat kita menemukan kegembiraan yang tak terduga dan memperluas horison kehidupan kita." Di antara kesibukan dan berjalan, Hobi ku menjelma, tiada kian lara. Menyanyi, menulis, hingga membaca , Hobi ku raih, senyum pun bersemi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kiblat dan Salib: Jalan yang Bertemu

18 November 2024   14:02 Diperbarui: 18 November 2024   14:05 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Momentum di Bandara Surabaya (Dokpri)

Di bawah langit yang biru,
Kiblat menunduk ke bumi,
Salib terangkat ke arah langit tinggi,
Namun kaki-kaki kita melangkah di jalan yang sama,
Menuju cinta yang satu, pada Yang Kuasa.

Aku mendengar azan memanggil jiwa,
mendengar lonceng gereja menggema,
Dan di antara suara-suara itu,
Hati kita berdialog tanpa kata,
Merangkai doa dalam bahasa semesta.

Perbedaan bukan dinding pemisah,
Melainkan jembatan untuk saling memahami,
Aku tak mengubah imanmu,
Kamu tak menghapus doaku,
Kita hanya berjalan, berdampingan, menuju cahaya kasih.

Di atas tanah yang kita injak bersama,
Tumbuhlah pohon persahabatan yang teduh,
Ranting-rantingnya menjangkau ke arah kiblatmu,
Akarnya kuat mengakar di salibku,
Mengajarkan kita tentang cinta yang sejati.

Kiblat dan salib, jalan yang bertemu,
Di persimpangan kasih dan damai,
Menyatukan kita dalam harmoni,
Karena cinta-Nya tak mengenal batas,
Hanya membiarkan kita saling mencintai.

Di bawah langit biru yang sama,
terhampar jalan penuh makna,
di mana kiblat dan salib bersua,
terdengar harmoni dalam cinta.

Kakiku melangkah di pasir iman,
kau di sana, aku di sini berjalan,
dengan doa di lidah masing-masing,
menyulam perbedaan menjadi jalinan indah.

Kau ajarkan aku tentang ketundukan,
aku kisahkanmu cinta yang berkorban,
di antara sujud dan salib yang tegak,
kita menemukan kedamaian yang akrab.

Bukan seragam yang menyatukan jiwa,
tapi kasih sayang yang melampaui kata,
kiblat dan salib, dua arah sejati,
bertemu dalam semesta cinta ilahi.

Mari, menggenggam tanpa ragu,
di jalan ini kita tak pernah jemu,
bersama melangkah, tak lagi terpisah,
di jalan Tuhan, semua saling mengasah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun