Di peraduan kala senja bersemi,
Sinar mentari menari di ufuk hati.
Dalam keriangan, di lorong mimpi,
Senyum pun bersemi, damai memeluk jiwa.
Di tengah kegelapan, jalan yang terjal,
Senyum merangkul, membelai di dada.
Seiring langkah terhenti di reruntuhan waktu,
Senyum pun bersemi, menuntun kembali.
Tak perlu kata-kata, tak perlu khayalan,
Senyum itu ajaib, pelita di perjalanan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!