Mohon tunggu...
angela marici
angela marici Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

perkenalkan saya Angela Marici Tukan Mahasiswa Universitas Airlangga dengan Prodi Ilmu informasi dan perpustakaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mimpi di Tanah Orang: Perjalanan Anak TKI di Sabah dalam Mencapai Tujuan Hidup

21 Desember 2024   22:38 Diperbarui: 21 Desember 2024   22:38 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan adalah jalan utama menuju mimpi di masa depan karena melalui pendidikan semua orang berhak menentukan apa yang sudah menjadi tujuan hidup demi meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Terkadang kita menghadapi situasi dalam hidup yang tidak sesuai dengan harapan namun setiap momen yang datang di dalam kehidupan merupakan sebuah perjalanan yang membentuk siapa kita sebenarnya, lahir dan membesar menjadi anak dari seorang Tenaga Kerja Indonesia ( TKI ) bukanlah pilihan tetapi keadaan ekonomilah seringkali menciptakan keterbatasan suatu individu untuk melakukan sesuatu.  

Berikut adalah tantangan yang sering kali di hadapi selama menjalani hidup sebagai seorang anak TKI : 

1. Kerbatasan ekonomi 

Minimnya pekerjaan yang didapatkan sehingga orangtua harus memilih merantau untuk mendapatkan pekerjaan dengan hasil yang cukup tinggi namun dari segi penghasilan yang didapatkan hanya dapat mencukupi kebutuhan dasar 

2. Kesulitan akses ke sekolah 

Lokasi sekolah yang jauh dan di jangkau terutama di daerah yang terpencil jauh dari perkotaan, membuat siswa harus menempuh perjalanan panjang setiap hari

3. Tidak memiliki identitas diri

Tinggal di rumah di tanah orang tanpa status jelas membuat mereka rentan terhadap masalah hukum dan sosial, ketakutan akan penangkapan oleh pihak berwenang menjadi bayang-bayang yang terus menghantui. Rasa cemas ini tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup mereka, tetapi juga menghambat mereka untuk menjalani kehidupan secara normal. Anak-anak TKI ini sering kali merasa terisolasi dari lingkungan sekitar, Ketidaknyamanan ini menciptakan rasa tidak aman yang mendalam, menghalangi mereka untuk berkembang dan mengejar mimpi. Hidup dalam kondisi seperti ini membuat mereka terus-menerus berada dalam mode "bertahan hidup," yang menyulitkan mereka untuk berpikir jauh ke depan atau merencanakan masa depan yang lebih baik.

Tantangan-tantangan ini, meski berat, tidak menghalangi mereka untuk berjuang dan berkembang. Justru, tantangan-tantangan ini membentuk karakter mereka menjadi lebih tangguh, penuh tekad, dan gigih dalam meraih mimpi. Bagi mereka pendidikan adalah kunci untuk membuka pintu masa depan. Tidak ada mimpi yang terlalu besar atau tidak mungkin diraih. Dengan kerja keras, kegigihan, dan dukungan dari keluarga, mimpi itu dapat menjadi kenyataan. Anak-anak TKI memiliki hak yang sama untuk meraih masa depan cerah, mereka buktikan bahwa keterbatasan bukanlah alasan untuk menyerah. Justru, kondisi sulit dapat menjadi motivasi meraih mimpi untuk masa depan yang lebih baik, melampaui ekspektasi, dan mencapai sesuatu yang lebih besar.

Mari kita bersama mendukung perjuangan anak-anak TKI di sabah, Malaysia dalam meraih mimpi mereka. Karena setiap keberhasilan mereka adalah keberhasilan kita semua sebagai bangsa yang percaya pada potensi dan kemampuan setiap individu, tanpa memandang latar belakang mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun