Pada tanggal 19 Maret 2019, saya beserta teman-teman saya berkunjung ke salah satu monumen bersejarah di Indonesia yaitu Tugu Proklamasi. Pertama-tama, saya ingin mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya agar saya dapat menyelesaikan tugas penulisan kunjungan terhadap museum atau tempat-tempat bersejarah. Saya juga mengucap syukur kepada Ms. Wahyu yang telah memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkunjung ke museum dan belajar untuk mensyukuri perjuangan-perjuangan yang telah dilakukan untuk tercapainya kemerdekaan Indonesia. Pada artikel ini, saya akan menjelaskan mengenai sejarah, keunikan tempat ini, dan saran untuk generasi muda.
 Tempat yang saya kunjungi adalah Tugu Proklamasi. Tugu Proklamasi terletak di tanah lapang kompleks Taman Proklamasi di Jl. Proklamasi, Jakarta Pusat. Menariknya, monumen bersejarah ini memiliki cerita unik dibaliknya. Tugu Proklamasi atau yang sering disebut dengan Tugu Petir merupakan tempat pertama kali dibacakannya naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sebelum tempat ini dibangun, tempat ini merupakan halaman kediaman Soekarno yaitu Jalan Pegangsaan Timur No.56. Namun rumah bersejarah ini yang dulu disebut "Gedung Proklamasi" sudah tidak ada lagi sejak tahun 1960. Hal ini disebabkan oleh Bung Karno yang menyetujui usul Wakil Gubernur Daerah Chusus Jakarta (DCI) Henk Ngantung agar rumah tersebut direnovasi. Tetapi pada waktu itu, Presiden Soekarno sudah bermukim di Istana Negara sehingga renovasi tidak terealisasi. Kemudian, pada tanggal 1 Januari 1961 Presiden Soekarno melakukan pencangkulan pertama tanah untuk pembangunan Tugu Petir, yang kemudian disebut Tugu Proklamasi.
Pada kompleks ini, terdapat monumen dua patung Soekarno-Hatta yang tengah membacakan naskah proklamasi sama seperti foto dokumentasi dimana proklamasi pertama kali dibacakan. Kemudian dapat dilihat di tengah-tengah dua patung proklamator terdapat lempengan batu marmer hitam yang berisi susunan dan tulisan naskah proklamasi ketikan aslinya. Selanjutnya, terdapat tugu berbentuk bulatan tinggi berkepala lambang petir, seperti lambang Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan tulisan "Disinilah Dibatjakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 djam 10.00 pagi oleh Bung Karno dan Bung Hatta". Tidak hanya itu, sekitar 50 meter di belakang tugu ini terdapat gedung yang menandai dimulainya pelaksanaan "Pembangunan Nasional Semesta Berencana". Berikutnya, di antara bangunan itu terdapat "Tugu Peringatan Satoe Tahoen Repoeblik Indonesia" yang terkait dengan nuansa revolusi dan diresmikan tanggal 17 Agustus 1946, pada saat sekutu masih berkuasa. Apabila dilihat dengan seksama, terlihat tulisan yang dipahat di bahan marmer yaitu, "Atas Oesaha Wanita Djakarta". Kemudian dibalik tugu tersebut, terlihat kutipan naskah proklamasi dan peta Indonesia.
Saat ini, lokasi ini sering digunakan untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia dan tempat berkumpulnya para demonstran yang ingin memberikan pendapat. Tempat ini menjadi pusat perhatian dunia pada tahun 1945 karena menjadi langkah awal sejarah bangsa Indonesia setelah berpuluh-puluh tahun mengalami penjajahan kolonialisme. Setelah berkunjung ke tempat ini, saya mengakui bahwa tempat ini sangatlah indah dan dapat memberikan sensasi yang berbeda dengan aktivitas kita sehari-hari. Tugu Proklamasi di Menteng DKI Jakarta Pusat memiliki pesona keindahan tersendiri yang menarik untuk dikunjungi. Menurut saya, tempat ini dapat mengingatkan semua orang yang melihatnya akan detik-detik kemerdekaan Indonesia dengan adanya pembacaan teks proklamasi. Melihat monumen-monumen lainnya juga dapat mengingatkan saya akan perjuangan yang telah dilakukan untuk membebaskan Indonesia dari kaum penjajah. Menurut saya, tempat ini sangat direkomendasikan untuk rakyat Indonesia kunjungi. Hal ini disebabkan untuk mengingat kembali atas perjuangan dan usaha keras yang dilakukan oleh generasi-generasi di atas kita yang patut kita syukuri. Dengan berkunjung ke Tugu Proklamasi, kita dapat merasakan sensasi dan juga keindahan tempat ini. Oleh sebab itu, saya menyarankan untuk Anda yang belum pernah berkunjung ke Tugu Proklamasi untuk segera berkunjung. Sangat disayangkan apabila kita rakyat Indonesia tidak berkunjung, karena tempat inilah merupakan langkah awal terhadap pintu kemerdekaan Indonesia.Â
Apabila kita melihat kembali kepada peristiwa detik-detik sebelum proklamasi, dapat dilihat bahwa golongan muda memiliki peranan yang penting dan krusial. Dengan adanya golongan muda, Soekarno dan Hatta dibujuk untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya dan tidak menerima kemerdekaan sebagai pemberian Jepang. Golongan muda tau bahwa mereka tidak dapat menghabiskan waktu begitu saja terutama saat mendengar kekalahan Jepang terhadap Amerika. Dengan berita ini, golongan muda dengan cepat bergerak dan tidak diam saja hingga terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Apabila kita lihat dengan seksama, dapat kita pelajari bahwa sebagai generasi muda kita harus menjadi generasi yang aktif dan bukan apatis. Dengan keberanian dan keaktifan golongan muda, akhirnya Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Meski terlihat bahwa golongan muda masih kurang pengalaman dan terlihat agresif, tetapi sesungguhnya golongan muda juga memiliki peranan yang penting. Oleh sebab itu perlu diingat juga bahwa meski kita masih muda, kita punya pengaruh dan peranan yang penting dalam negara ini.Â
Sama seperti yang dikatakan Soekarno yaitu, "Beri aku 1000 orang tua niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia." Dari perkatan Soekarno, dapat dilihat bahwa Soekarno menyadari betapa powerfulnya kegerakan anak muda di Indonesia hingga dapat mengguncangkan dunia. Maka dari itu, perlu disadari bagi masing-masing anak muda bahwa meskipun masih muda kita memiliki power untuk mengguncangkan dunia.Â
Pada detik-detik sebelum proklamasi, golongan muda telah menunjukkan influence mereka terhadap bangsa ini. Bagaimana dengan generasi muda sekarang? Apakah kita sudah menjadi dampak yang positif untuk bagsa ini? Atau apakah kita malah menjadi dampak yang buruk? Perlu kita refleksikan dan bertanya dengan diri sendiri akan pengaruh kita terhadap bangsa ini.Â
Namun setelah menyadari kekuatan generasi muda, kita pasti akan bertanya akan apa yang harus kita lakukan? Bagaimana menjadi generasi muda yang dapat membawa dampak yang positif terhadap indonesia? Jawabannya adalah dengan mencintai Indonesia terlebih dahulu dan mensyukuri menjadi warga negara Indonesia. Karena untuk menjadi dampak positif bagi bangsa ini, kita perlu mencintai Indonesia terlebih dahulu. Tanpa cinta dan rasa nasionalisme, kita tidak dapat membawa dampak yang baik bagi Indonesia. Namun apabila kita dapat mencintai Indonesia dan memiliki rasa nasionalisme, maka kita baru akan dapat membawa dampak bagi Indonesia.Â
Setelah itu, dampak positif bagi Indonesia tidak selalu harus dimulai dari hal yang besar. Namun sesungguhnya itu dimulai dari hal kecil yang kita lakukan di tempat kita berada. Seperti mematuhi peraturan sekolah, saling menghormati antar umat beragaman, menghormati orang tua, dll. Apabila kita dapat membawa dampak positif dari hal kecil, saya percaya bahwa perlahan-lahan dampak itu akan terasa oleh orang-orang sekitar. Apabila masing-masing generasi muda saat ini memiliki kesadaran akan pentingnya membawa dampak positif, maka tindakan-tindakan yang dilakukan dapat menjadi sesuatu yang powerful dan dapat membawa Indonesia semakin bersatu.Â
Sekian dari artikel mengenai kunjungan ke Tugu Proklamasi. Terimakasih telah membaca artikel saya.Â
https://ihategreenjello.com/daya-tarik-objek-wisata-tugu-proklamasi/Â
https://situsbudaya.id/tugu-proklamasi/Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H