Pada tulisan kali ini, film Love For Sale 1 dan 2 akan dikulik menggunakan Teori Gender. Gender bukan hanya sekedar jenis kelamin antara perempuan dan laki-laki. Selain sebagai identitas antara laki-laki dan perempuan, gender juga berkaitan dengan norma sosial.
Gender merupakan konstruksi sosial yang selalu menuntut untuk mengikuti 'aturan' atas identitas gender yang berlaku. Gender dapat dibedakan menjadi maskulinitas (bersifat jantan) dan feminitas (bersifat kewanitaan).
Adanya perbedaan Gender tergambar jelas dalam film ini, antara maskulinitas dan feminitas. Hal tersebut dapat dianalisis melalui analisis teks film. Film sebagai komunikasi massa sebenarnya adalah sebuah teks yang memiliki makna.Tidak seperti membaca, teks dalam film akan melibatkan memori kita sebagai landasan untuk mengulas makna film.
John Beynon (dalam Ramadhana, 2020) mengategorikan aspek-aspek pembacaan maskulinitas:
- Age and Physique
- Education
- Ethnicity
- Geographical
- Sexual Orientation
- Class and Occupation
- Status and Lifestyle
- Historical Location
- Religion and beliefs
- Culture and Subculture
"Mengurusi pekerjaan melulu. Semua karyawan disitu jomblo seperti Om, ya?"
"Om Richard gak akan bawa cewek seperti biasa"
Dialog pada film Love For Sale 1 menyiratkan bahwa maskulinitas Richard adalah status dan gaya hidup. Kaum laki-laki cenderung memilih tempat hiburan dibandingkan pergi ke pusat perbelanjaan.
Laki-laki juga cenderung kompetitif dan memiliki harga diri yang tinggi. Hal tersebut ditunjukkan dengan taruhan teman-teman Richard terhadap dialog "Om Richard gak akan bawa cewek seperti biasa". Richard berbohong dan menyanggupi taruhan tersebut yang berujung pertemuannya dengan Arini lewat aplikasi Love.Inc.
Selain itu, maskulinitas Richard adalah Class dan Occupation. Hal tersebut terlihat dari Richard yang mengurusi urusan pekerjaan bahkan saat sedang hangout bersama teman-temannya dan bertanggung jawab atas pekerjaannya. Richard bekerja di kantor percetakan warisan dari ayahnya yang sangat ia jaga.
"Ican itu pemberontak."
"Ican baik, perhatian dan bertanggung jawab"
"Bertindak sesukamu dan tidak bisa diatur"
Dialog pada Film Love For Sale 2 menyiratkan bahwa maskulinitas Ican adalah age and physique. Ican merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara. Ia tergolong pada laki-laki yang bersifat macho, pemberontak dan tidak mengikuti aturan. Ican cenderung menyukai kontak fisik dengan perempuan.
"Kayak gak pernah liat orang pacaran aja" ucap Richard
"Aku sayang sama kamu" ucap Ican
Kedua dialog tersebut menggambarkan Richard dan Ican yang sedang jatuh cinta kepada Arini. Didukung dengan adegan seperti berpegangan tangan dan berdekatan. Richard dan Ican memiliki ketertarikan emosional dan romantis terhadap lawan jenis.