Mohon tunggu...
ANGELA DWITA BUDIKUSUMA
ANGELA DWITA BUDIKUSUMA Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya adalah orang yang ceria, jadi setiap orang yang bertemu saya pasti akan tersenyum!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

MAHH, PAHH!! COVID -19 Itu Sebenernya Apa Sihhh?

14 Januari 2025   07:55 Diperbarui: 14 Januari 2025   19:03 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Waduh, entah berapa tahun lagi pertanyaan tentang COVID-19 akan muncul bagi para pejuang pandemi ini. Kenapa disebut "pejuang"? 

Karena mereka layak mendapatkan pengakuan sebagai masyarakat yang berhasil sembuh dari virus ini. 

Namun, bagi mereka yang tidak terinfeksi, mungkin mereka hanya tertawa dianggap "pejuang" padahal aktivitas sehari-hari mereka hanya makan, tidur, main game, dan tiktokan di rumah saja. 

Di tahun-tahun mendatang, ketika kalian sudah memiliki anak, mereka mungkin akan bertanya tentang pengalaman kita menghadapi pandemi ini. Betapa menariknya membayangkan momen itu! Siapa sangka, di masa depan, mungkin ada materi pembelajaran khusus tentang COVID-19 di sekolah-sekolah. Anak-anak kita akan belajar tentang perjuangan, keberanian, dan pelajaran berharga yang kita alami. Ini bukan hanya sekadar sejarah, tetapi juga sebuah cerita tentang ketahanan dan harapan yang akan membentuk cara pandang mereka terhadap dunia.

Coronavirus atau lazim disebut COVID-19 merupakan virus yang menyebabkan terjadinya infeksi saluran pernapasan atas. Gejala COVID bisa berkisar ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Banyak orang terinfeksi virus ini, setidaknya satu kali dalam hidupnya.  Penyakit ini sempat menyebabkan jutaan jiwa dari seluruh dunia menjadi korban. Infeksi COVID-19 memiliki gejala umum berupa gangguan sistem pernapasan ringan hingga berat.

Asal Mula dan Penyebaran Virus Corona dari Wuhan ke Seluruh Dunia

Sejak dua pekan terakhir Januari 2020, dunia diselimuti ketegangan akibat munculnya virus corona yang mengancam keselamatan jiwa. Dalam waktu singkat, virus ini telah merenggut ratusan nyawa, memicu kepanikan global, dan menjadi sorotan utama di berbagai media.

Dilansir dari Asian Nikkei Review, pada 20 Januari 2020, otoritas kesehatan di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, mengkonfirmasi bahwa tiga orang telah meninggal akibat pneumonia yang disebabkan virus corona baru ini. Kabar ini segera menyebar dan menimbulkan keresahan di masyarakat, terutama menjelang perayaan Tahun Baru Imlek yang akan berlangsung pada 25 Januari 2020. Banyak warga Tiongkok yang berencana pulang kampung merasa cemas akan kemungkinan penularan virus ini.

Virus corona ini menimbulkan ketakutan serupa dengan pengalaman pahit yang dialami selama wabah Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS) yang terjadi pada 2002-2003, yang merenggut hampir 650 nyawa di Tiongkok dan Hong Kong. Dalam konteks ini, virus COVID-19 terasa seperti "virus zombie" yang terus mencari mangsa, sementara obat penawarnya masih belum ditemukan.

Setiap minggu, kita mendengar kabar duka tentang ratusan orang yang terinfeksi dan meninggal dunia. Rasa trauma dan kewaspadaan yang melanda masyarakat semakin mendalam, dengan banyak orang merasa terancam, bahkan di dekat orang-orang tercinta. Situasi ini tentu sangat menyedihkan dan menakutkan.  Virus ini sangat mengkhawatirkan karena terus mencari mangsa, sementara obatnya hingga saat ini belum ditemukan. Setiap minggu, ratusan orang meninggal dunia dan ratusan lainnya terinfeksi. Banyak orang mengalami trauma dan sangat waspada terhadap virus ini. Bayangkan, setiap hari kita mendengar berita tentang meninggalnya teman-teman kita, atau bahkan anggota keluarga kita. Betapa menakutkannya situasi ini! 

Namun, di tengah ketakutan dan kesedihan, kita juga menyaksikan kekuatan dan ketahanan manusia. Banyak yang bersatu untuk saling mendukung dan mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, cuci tangan dengan sabun, jaga jarak fisik dengan orang lain, dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Inovasi dalam bidang kesehatan pun berkembang pesat, memberikan harapan baru. Setiap langkah kecil menuju pemulihan adalah bukti bahwa kita bisa melewati masa sulit ini bersama-sama. 

Dalam kegelapan, selalu ada cahaya harapan yang bersinar. ASIEKKK!! 

Yap benar sekali para tenaga medis!! Tingginya lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia membuat tenaga kesehatan sebagai garda terdepan berjibaku menangani pasien Covid-19. Tak ada kata gentar bagi para tenaga kesehatan meski tak jarang virus sempat bersarang di tubuh mereka. Tenaga medis juga yang menciptakan vaksin-vaksin sebagai amunisi tubuh kita. Vaksin COVID-19 dibuat agar tubuh mendapatkan proteksi dari antibodi yang sudah terbentuk oleh sel memori tubuh untuk melawan virus SARS-CoV-2. Imunitas yang terbentuk ini diharapkan dapat meringankan gejala apabila tubuh seorang individu terinfeksi COVID-19.

Ombudsman Republik Indonesia mendukung upaya Pemerintah dalam hal menekan laju penularan virus COVID-19, salah satunya percepatan pemberian vaksinasi bagi sebanyak mungkin masyarakat Indonesia serta untuk memastikan kecukupan ketersediaan vaksin. Hal ini disampaikan Anggota Ombudsman RI pengampu sektor kesehatan, Indraza Marzuki Rais di Kantor Ombudsman RI pada Kamis (24/6/2021).

Pemerintah juga tidak tinggal diam, pemerintah membuat beberapa kebijakan untuk mengatur masyarakatnya. Seperti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang disebut dengan PPKM merupakan salah satu kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk memerangi pandemi Covid-19 yang. Sebelumnya, pemerintah sempat memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berlangsung di beberapa wilayah di Indonesia.

Bagaimana nasib para pelajar?

Pandemi COVID-19 telah mengguncang kehidupan kita dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, menimbulkan pertanyaan penting: 

Apakah virus ini hanya lawan yang harus kita hancurkan, ataukah adalah kawan yang bisa kita ambil kebahagiaannya? 

Di satu sisi, COVID-19 jelas merupakan lawan yakni ancaman nyata bagi kesehatan global. Virus ini telah merenggut jutaan nyawa dan menyebar dengan cepat, menciptakan komplikasi serius, terutama bagi kelompok yang paling rentan. Dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan sangat mengguncang, menyebabkan krisis yang meluas, kehilangan pekerjaan, dan mengubah cara kita berinteraksi. Banyak orang merasakan dampak langsung dari pembatasan sosial dan lockdown, sementara kehilangan orang-orang tercinta dan ketidakpastian yang terus berlanjut menambah beban emosional yang berat. Ketakutan dan kecemasan kini menjadi bagian dari keseharian kita.

Namun, di balik segala tantangan ini, terdapat kawan yakni pelajaran berharga yang patut kita renungkan. Pandemi ini telah mendorong kita untuk lebih menyadari pentingnya kesehatan dan kebersihan, meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kesehatan pribadi dan kolektif. Kita juga menyaksikan lonjakan inovasi dalam penelitian, teknologi, dan kolaborasi internasional, termasuk pengembangan vaksin COVID-19 yang terjadi dalam waktu yang sangat cepat. Lebih dari itu, pandemi ini mengingatkan kita akan nilai-nilai kemanusiaan seperti solidaritas dan empati apalagi di lingkungan terkecil yaitu keluarga. Dengan lebih banyak waktu bersama, keluarga dapat menikmati aktivitas yang sebelumnya mungkin terabaikan, seperti memasak bersama, menonton film, atau bermain permainan. Momen-momen ini tidak hanya menghadirkan kebahagiaan, tetapi juga menciptakan kenangan yang akan diingat selamanya.

JADI!!! COVID-19 adalah musuh yang harus kita hadapi, tetapi di balik segala kesulitan, ada pelajaran yang dapat memperkaya hidup kita. Dengan saling mendukung dan belajar dari pengalaman ini, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik dan lebih kuat. Mari kita jadikan pandemi ini sebagai peluang untuk bertransformasi, bukan sekadar ancaman yang harus kita takuti.

"Corona menyebarkan kepanikan. Hanya sebuah pencegahan sudah cukup. Jagalah dirimu dengan baik."

"Karena virus corona kita jadi paham artinya rindu dan berharganya pertemuan."

"Di saat musibah wabah virus seperti ini, rumah dan keluarga adalah hal yang terpenting. Saling menjaga, men-support satu sama lain, menjadi makin erat. Semoga kita semua senantiasa selalu diberi kesehatan."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun