Mohon tunggu...
Angela Celine
Angela Celine Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication Student

Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Atmajaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mencari Tahu Makna Cultural Jamming: McDonald

29 Maret 2021   20:24 Diperbarui: 29 Maret 2021   20:28 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak orang pasti tidak asing dengan perusahaan makanan cepat saji yang bernama McDonald. Sama halnya seperti perusahaan makanan cepat saji lainnya seperti KFC, Wendy's, Subway, Richeese, dan lain sebagainya menggunakan ayam sebagai bahan dasar utama pada menu utama mereka.

Namun, pada artikel kali ini saya tidak akan membahas tentang perusahaan makanan cepat saji tersebut atau McDonald. Melainkan saya akan membahas tentang makna culture jamming yang terdapat pada logo McDonald.

Sebelum membahasnya lebih lanjut, mari kita melihat sedikit mengenai culture jamming.

Culture Jamming 

Culture jamming terdiri dari dua kata, 'culture' yang berarti budaya dan 'jamming' yang berarti gangguan. Melalui pengertian tersebut culture jamming secara umum dapat diartikan sebagai kegiatan menganggu suatu budaya yang ada di kehidupan masyarakat.

Sedangkan, Arviani (2011) menjelaskan bahwa culture jamming mempresentasikan ulang simbol atau objek yang selalu diproduksi oleh khalayak umum atau suatu kelompok budaya merek dominan. Budaya yang dimaksud dalam hal ini ialah budaya konsumtifisme di mana merupakan akibat dari perkembangan kapitalisme dan globalisasi.

Kemajuan teknologi informasi yang terjadi di era globalisasi saat ini tentunya berdampak banyak pada berbagai aspek kehidupan, salah satunya yaitu budaya konsumtifisme.

Ada pun kaitannya antara culture jamming dengan postmodernism. Apa itu postmodernism ?

Postmodernism muncul setelah adanya modernism, yang muncul diakibatkan karena kegagalan modernism dalam mengangkat suatu martabat yang dimiliki manusia. Pandangan modernism menganggap bahwa ilmu pengetahuan dipandang mutlak secara objektif, dan tidak adanya nilai dari manusia.

Kemudian muncullah paham postmodernism di mana yang merupakan kelanjutan dan perbaikan dari paham modernism yang sudah ada sebelumnya dengan tujuan untuk memberikan suatu pandangan atau ide atau pemikiran baru dan solusi dalam menjalani kehidupan yang semakin kompleks.

Tidak jauh berbeda dengan pengertian sebelumnya, menurut Leahy (dalam Setiawan, 2018, h. 28) postmodernisme adalah suatu pergerakan ide yang menggantikan ide-ide zaman modern. Dengan begitu, culture jamming merupakan salah satu bentuk pemikiran baru dari paham postmodernism.

McDonald dengan Culture Jamming 

Seperti yang dapat kita lihat pada cover artikep ini, bahwa huruf M pada McDonald diubah terbalik menjadi huruf W. Secara umum huruf M tersebut pada awalnya merupakan logo paten dari McDonald itu sendiri. Namun keberadaan culture jamming memutarbalik huruf M tersebut menjadi huruf W karena mereka menganggap bahwa mengonsumsi makanan cepat saji dari McDonald membuat berat badan menjadi lebih cepat naik.

Untuk itu beberapa kalimat lelucon atau yang bisa kita katakan sebagai gangguan dalam suatu budaya dominan pada logo McDonald seperti "Weight. I'm gainnin' it" yang dalam bahasa Indonesia memiliki arti "Berat (badan) aku mendapatkannya.

Beberapa contoh meme atau bagian dari culture jamming tersebut sudah dapat terlihat jelas terdapat makna tersirat di dalamnya.

Seperti yang kita ketahui bahwa makanan cepat saji tentunya tidak terlalu baik bagi kesehatan tubuh kita, dan tujuan dari beberapa meme tersebut secara tidak langsung mendoktrin kepada publik untuk tidak terlalu banyak mengonsumsi makanan cepat saji.

Tidak terlalu sering mengonsumsi makanan cepat saji, selain untuk mencegah kenaikan berat badan yang cukup cepat, juga bisa untuk menjaga kesehatan dalam tubuh kita.

Melalui penjelasan tersebut, makna dari culture jamming yang ada di sekitar kita tak semua hanya memiliki makna yang negatif saja. Kita sebagai masyarakat informasi tentunya bisa melihat beberapa makna lainnya pada gambar-gambar tersebut melalui beberapa perspektif.

Daftar Pustaka :

Arviani, H. (2011). Culture jamming dalam media (studi analisis wacana iklan kritik culture jamming versi buruh indonesia di adbusters). (Disertai Doktoral, Universitas Gadjah Mada). Diakses dari http://etd.repository.ugm.ac.id/home/detail_pencarian/50259

Setiawan, J. & Sudrajat, A. (2018). Pemikiran Postmodernisme Dan Pandangannya Terhadap Ilmu Pengetahuan. Jurnal Filsafat, 28(1), h. 25-46. Diakses dari https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/33296/20204

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun