Kunjungan rumah atau yang biasa dikenal sebagai home visit merupakan salah satu bagian dari layanan responsif dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Home visit merupakan salah satu layanan pendukung dari kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan guru BK dengan mengunjungi orang tua atau tempat tinggal siswa (Hidayah, 2019). Dalam dilakukannya layanan home visit, tentu saja terdapat tujuan yang akan dicapai.Â
Tujuan dari dilakukannya home visit bisa dikelompokkan menjadi tujuan umum dan tujuan khusus. Pada tujuan umum, home visit dilakukan untuk memperoleh data secara lebih lengkap dan nyata terkait keadaan peserta didik. Dengan home visit nantinya akan dibangun adanya komunikasi antara Guru BK dan orang tua atau anggota keluarga yang lain mengenai upaya penanggulangan permasalahan peserta didik.Â
Pada tujuan khusus ditinjau dari fungsi pelayanan konseling, berfokus pada lebih dipahaminya kondisi klien khususnya terkait dengan kondisi rumah dan keluarganya (fungsi pemahaman).Â
Melalui data yang lebih lengkap maka, upaya penanggulangan permasalahan peserta didik diharapkan dapat lebih intensif. Kerja sama dan komitmen yang dijalin dari orang tua dan anggota keluarga yang lain akan lebih membantu dan memudahkan pelayanan terhadap peserta didik (fungsi pengentasan).Â
Layanan responsif merupakan salah satu layanan yang menjadi bagian dari Bimbingan dan Konseling Perkembangan. Bimbingan dan konseling perkembangan merupakan orientasi baru layanan bimbingan dan konseling yang didasarkan pada fungsi pengembangan. Adanya BK Perkembangan juga berfungsi sebagai upaya pencegahan, pendidikan dan pengembangan.Â
Menurut Lestari (2010) Secara rinci terdapat beberapa tujuan dari adanya bimbingan dan konseling perkembangan. Yaitu : a). Memahami, menerima, mengarahkan dan mengembangkan minat, bakat dan kemampuan seoptimal mungkin. b). Menyesuaikan diri dengan keadaan di lingkungan dimana individu hidup (seperti pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat). c). Merencanakan kehidupan di masa depan individu sesuai dengan tuntutan dunia saat ini dan di masa depan. d) Membantu peserta didik dalam mengembangkan cara pemahaman dan sikap hidup yang sehat baik terhadap diri sendiri/lingkungannya. e). Menguasai keterampilan baik dalam bidang sosial-pribadi dan belajar sesuai dengan yang diperlukan pada taraf dan kebutuhan perkembangan. f). Mengekspresikan diri baik dalam pikiran/ perasaan secara tepat dan bertanggung jawab tanpa merasa terancam dan tertekan. g). Mengendalikan dan menyalurkan dorongan-dorongan dan keinginan individu secara wajar. h). Membantu mengatasi masalah dan kesulitan dalam perkembangan individu itu sendiri. Selanjutnya, BK Perkembangan bergerak untuk berfokus dengan adanya empat layanan yaitu : Layanan Dasar, Layanan Responsif, Perencanaan Individual dan Dukungan Sistem.Â
Home visit sendiri merupakan salah satu strategi yang dilakukan BK Perkembangan dalam bagian layanan responsif. Layanan Responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangan.Â
Home visit perlu dilakukan khususnya bagi beberapa siswa yang terlihat memiliki hambatan yang terjadi dalam melakukan proses belajar di sekolah. Karena dengan dilihat bahwa suatu peserta didik memiliki hambatan dalam belajar bisa saja penyebabnya karena kondisi rumah yang kurang kondusif. Terdapat beberapa tahap yang bisa dilakukan dalam rangka pelaksanaan home visit :
1. Tahap Perencanaan, program satuan layanan dan kegiatan pendukung direncanakan secara tertulis dengan memuat sasaran, tujuan, materi, metode, waktu, tempat dan rencana penilaian
2. Tahap pelaksanaan, program tertulis satuan kegiatan (layanan atau pendukung) dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya
3. Tahap penilaian, hasil dari kegiatan diukur dengan nilai
4. Tahap analisis hasil, hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut
5. Tahap tindak lanjut, hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasil analisis yang dilakukan sebelumnya, melalui layanan dan atau kegiatan pendukung yang relevanÂ
Dalam pelaksanaan Home Visit, tentu saja akan terdapat beberapa kendala atau hambatan baik yang sudah diperkirakan atau diluar perkiraan. Namun sebisa mungkin, Guru BK mengupayakan agar bisa terlaksananya kegiatan home visit dalam rangka untuk menanggulangi permasalahan yang dimiliki peserta didik. Dengan home visit, diharapkan ditemukan penyebab yang menjadi akar permasalahan dan pada nantinya terdapat komunikasi serta kerjasama yang terjalin antara Guru BK dan Orang tua atau anggota keluarga yang lain.Â
Lalu bagaimana dengan pelaksanaan home visit saat Pandemi?Â
Melalui wawancara kepada salah satu Guru BK di salah satu SMP Negeri di Surabaya, layanan responsif berupa home visit merupakan kegiatan yang bisa dilakukan dalam rangka merangkul seluruh siswa untuk tetap aktif mengikuti pembelajaran walau secara daring. Pada awalnya, Guru BK mengumpulkan data melalui wali kelas terkait beberapa peserta didik yang seringkali seakan hilang saat dilakukannya pembelajaran secara daring. Pembelajaran secara daring yang terbilang cukup tiba-tiba dan menuntut semua pihak dari proses pembelajaran agar bisa mengatasi dan menguasai. Namun, penerapan pembelajaran daring pada awal pandemi bisa dibilang tidak bisa diterapkan untuk semua kalangan masyarakat.Â
Setelah dikumpulkannya data dan dilakukan komunikasi dengan wali kelas, maka kelanjutan pemberian layanan direncanakan dan siap untuk dilaksanakan. Pada awalnya, Guru BK tidak langsung melakukan kegiatan Home Visit. Melainkan hal tersebut diawali dengan pemanggilan orang tua ke sekolah untuk diajak membahas mengenai peserta didik yang seringkali tidak terlihat saat kegiatan KBM dilakukan. Namun, jika sudah beberapa kali pemanggilan dilakukan namun tidak terdapat tanggapan maka barulah dilakukan home visit.Â
Saat dilakukannya layanan home visit, tentunya Guru BK juga menjalani dengan memperhatikan keadaan yang ada. Pada saat itu, Surabaya sudah termasuk dalam wilayah yang tidak terlalu aktif penyebarannya. Meski begitu, Guru BK tetap memperhatikan dan menerapkan protokol kesehatan yang ada.Â
Sesudah dilakukannya home visit, hasil dari kunjungan dianalisa. Dan kurang lebih alasan yang ditemukan mengapa peserta didik jarang aktif dalam pembelajaran daring adalah terkendala perangkat dan media untuk menunjang kegiatan belajar daring. Dengan hasil yang sudah didapat, maka Guru BK menyampaikan hasilnya kepada wali kelas dan beberapa rekan guru yang lain.Â
Dari pengalaman yang ada, dapat disimpulkan bahwa layanan responsif khususnya home visit sangat berguna untuk membantu peserta didik dalam mencapai kesuksesan dalam belajar. Home visit dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai hal yang ada.Â
Dan dalam dilakukannya, Guru BK selalu berupaya untuk mencari penyebab dan akar permasalahan dari kendala yang sedang dialami peserta didiknya.Â
Selain itu, layanan home visit juga berguna untuk menjalin komunikasi dan interaksi serta kerjasama yang intens antara Guru BK dengan Orang Tua atau anggota keluarga yang lain. Dengan begitu pula, Guru BK dan guru yang lain bersama dengan orang tua tetap bisa memantau perkembangan anak baik dalam keseharian yaitu dalam belajar, bergaul dan mencapai kesuksesan dalam belajar.Â
Â
RefrensiÂ
Hermawan, H., Komalasari, G., & Hanim, W. (2019, September). STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN HARGA DIRI SISWA: SEBUAH STUDI PUSTAKA. Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia, 4(2), 65-69.
Hidayah, M. (2019). ANALISIS PELAKSANAAN HOME VISIT OLEH GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA SEDERAJAT SE-KOTA PONTIANAK.
Lestari, R. (2010). BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN UNTUK SISWA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL (RSBI). Universitas Pendidikan Indonesia Repository.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H