Oleh sebab itu, aku merasa aku memerlukan sebuah medium untuk menuangkannya. Ibarat seorang designer yang kepikiran akan design sebuah logo, kaos, dan lainnya, ia butuh program semacam Adobe Illustrator atau Photoshop untuk "mewujudkan" ide-ide yang ada di kepalanya.
Sama sepertiku, menulis ternyata berhasil menjadi sebuah media, bahkan lebih dari itu, menulis sudah seperti menjadi terapi bagiku. Mungkin terlalu banyak berfikir, ditambah beban dan masalah hidup yang ada, membuatku merasa sedikit lelah. Dan menulis sudah sedikit berhasil menjadi stress-relief bagiku sampai hari ini.
Tidak perlu takut untuk memulai menulis. Aku juga memulainya dengan sekedar menulis di buku notes kecilku, nyambat di twitter, lalu akhirnya aku merasa perlu adanya amplifikasi, namun tidak bermaksud ekspansi, mencari validasi dan dieskalasi dan mendapat promosi, cuma perlu intensifikasi agar menulis-ku tidak sebatas nyambat di twitter lalu basi, (Hiyaa apaansi xixixi).
Ayo menulis karena menulis itu hampir tidak ada ruginya, bahkan banyak faedahnya untuk diri sendiri, terkadang bahkan bis bermanfaat bagi orang lain. Ada rasa kepuasan tersendiri ketika menulis bisa bermanfaat bagimu, apalagi orang banyak. Sekian dulu yaa!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI